Pernyataan Presiden Joko Widodo pada pertengahan Desember lalu menjadi kabar baik penutup tahun 2020 dan menyambut tahun baru 2021. Menurut Presiden, vaksinasi Covid-19 akan diberikan pada awal tahun mulai dari Januari 2021. Semula sempat beredar kabar bahwa hanya sebagian vaksin yang akan diberikan cuma-cuma.-
Sekitar 75 juta penduduk Indonesia diharapkan membayar sendiri vaksin Covid-19. Alasannya, anggaran Pemerintah sangat cekak, hanya mampu memberikan vaksin gratis kepada 104 juta penduduk penerima bantuan iuran BPJS Kesehatan. "Setelah menerima banyak masukan dari masyarakat dan kalkulasi ulang, hitung ulang mengenai keuangan negara, saya sampaikan vaksin Covid-19 kepada masyarakat gratis," ujar Presiden Joko Widodo dalam pernyataannya secara daring.
Presiden mengatakan, pada tahap pertama vaksin akan disuntikkan kepada tenaga medis yang berada di garis terdepan melawan Covid-19, disusul kepada anggota TNI dan Kepolisian. Presiden menjamin, pada saatnya nanti semua akan mendapatkan vaksinasi gratis. "Semua akan mendapatkan vaksinasi. Semuanya gratis. Tetapi ini butuh waktu untuk disuntikkan karena data terakhir yang divaksin 182 juta orang," kata Presiden. Program vaksinasi Covid-19 secara gratis ini, menurut Presiden, menjadi kunci pemulihan ekonomi tahun depan.
Sudah setahun sejak virus Sars-Cov2 pertama kali diberitakan menyebar dari Wuhan, Tiongkok, sebagian besar negara di dunia masih berjuang mengatasi pandemi dan dampak ekonominya. Hingga 26 Desember 2020, menurut data Worldometers, virus ini telah merenggut 1.766.485 nyawa dengan total kasus infeksi mencapai 80.792.894. Sebanyak 57.005.714 orang dinyatakan sembuh.
Pandemi Covid-19 sejak awal tahun memukul perekonomian global. Negara maju, negara miskin, negara besar maupun negara kecil, terkena dampaknya tanpa kecuali. Dalam laporannya, World Economic Outlook 2020: A Long and Difficult Ascent, Dana Moneter Internasional (IMF) meramal perekonomian global akan jatuh hingga minus 4,4 persen pada tahun ini. Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) memberikan ramalan tak jauh beda: minus 4,2 persen.
Bagaimana perekonomian dunia dan Indonesia pada 2021, kuncinya ada pada kemampuan mengatasi pandemi. Pemberian vaksin menjadi senjata utama untuk mengatasi Covid-19. Ada 61 kandidat vaksin yang sedang dalam tahap uji klinis. Sebagian vaksin telah mendapatkan izin penggunaan darurat di sejumlah negara, di antaranya vaksin buatan Moderna dan Pfizer-BioNTech.
Moderna dan Pfizer mengklaim vaksin mereka memiliki efikasi lebih dari 95 persen. Beberapa negara telah memulai vaksinasi dengan vaksin Moderna dan Pfizer di antaranya Inggris, Italia, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, dan Israel. Pada tahap pertama, pemberian vaksin masih terbatas pada orang-orang dengan risiko tinggi terinfeksi virus corona seperti tenaga kesehatan, pekerja di industri penting dan kritis, orang dengan kondisi medis rentan, dan lansia berusia di atas 65 tahun.
Proses produksi dan distribusi vaksin akan menjadi tantangan besar berikutnya. Seberapa besar kapasitas produksi dan kemampuan mendistribusikan vaksin akan menentukan berapa lama waktu untuk vaksinasi hingga mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok. Sejumlah lembaga menyampaikan, kecepatan dan kemampuan setiap negara dalam vaksinasi Covid-19 ini akan berbeda-beda.
Laporan riset Bank DBS yang berjudul Regional Equity Outlook 2021: Taming Covid-19 yang dirilis pada 7 Desember 2020 lalu, memperkirakan hanya 38 persen populasi global yang akan mendapatkan vaksin pada akhir tahun 2021. Hingga 2022, populasi global diprediksi akan mencapai kekebalan kelompok setelah sekitar 70 persen penduduk divaksinasi.
“Mengingat besarnya populasi dunia dan keterbatasan kapasitas produksi, tantangan logistik, distribusi, dan administrasi vaksin, proses vaksinasi akan membutuhkan waktu” ujar Kee Yan Yeo, tim analis DBS. Oleh karena itu, seperti disampaikan Bank Indonesia, vaksinasi saja tak cukup. Kombinasi ketaatan pada protokol kesehatan (jaga jarak, cuci tangan dan pakai masker) dan vaksinasi menjadi prasyarat bagi pemulihan ekonomi.-
Optimisme pemulihan ekonomi global juga menular ke Tanah Air. Pada 6 Desember lalu, 1,2 juta dosis vaksin Sinovac Biotech telah tiba di Indonesia. Namun kapan vaksinasi di Indonesia akan dimulai, bergantung pada hasil uji klinis dan izin penggunaan darurat vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Ekonom DBS memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali positif, tumbuh 4 persen tahun depan. Ramalan DBS sedikit ‘pesimistis’ dibanding perkiraan Pemerintah, 5 persen, dan Bank Indonesia, 4,8-5,8 persen. “Untuk memperbaiki ekonomi nasional, Indonesia tidak terlalu bergantung pada sektor pariwisata dan transportasi, namun membangkitkan kembali ekonomi domestik menjadi hal yang krusial”, kata Kee Yan Yeo.
Dengan dimulainya vaksinasi, diharapkan Pemerintah Indonesia tidak perlu mengulangi lagi pembatasan sosial secara ketat. Penerapan pembatasan sosial sangat ketat selama ini telah membuat banyak perusahaan babak belur. Selain vaksinasi, stimulus ekonomi dari Pemerintah dan Undang-undang Cipta Kerja diharapkan akan menjadi tambahan ‘vitamin’ bagi pemulihan ekonomi Indonesia.
