Bukan cuma kamu yang bangga bisa produktif, bos dan rekan kerjamu pasti juga happy.-
Kita semua tahu benar kalau pandemi mengubah banyak hal di dunia. Termasuk menggeser tempat bekerja, dari kantor ke rumah masing-masing. Saat penanganan pandemi semakin baik hingga kebijakan PPKM nggak diberlakukan lagi oleh pemerintah Indonesia pada akhir Desember 2022, sebagian besar bisnis mengadopsi sistem bekerja baru: hybrid atau hibrida.
Sistem kerja hybrid menggabungkan remote working atau kerja jarak jauh dengan sistem bekerja di kantor seperti sebelum pandemi. Menurut data yang dikumpulkan Review42, saat ini 55% bisnis secara global menawarkan pekerjaan yang sifatnya jarak jauh (remote working). Kini, karyawan bisa bekerja di kantor atau WFO (work from office) dan dari mana saja atau WFA (work from anywhere), misalnya di rumah atau biasa disebut WFH (working from home).
Hibrida Lebih Disukai
Kalau kamu senang dan pingin hybrid working terus berjalan, kamu nggak sendirian. Banyak yang sama kayak kamu. Laporan Work Trend Index tahunan kedua dari Microsoft, mengungkapkan, bahwa sebanyak 66% pekerja di Indonesia sekarang lebih mempertimbangkan untuk beralih ke sistem kerja remote atau hybrid. Berdasarkan laporan berjudul "Great Expectations: Making Hybrid Work Work" ini, sejumlah 48% karyawan di Indonesia mengatakan mereka cenderung lebih memprioritaskan kesehatan dan wellbeing dibandingkan pekerjaan, dibandingkan sebelum pandemi.
Asyiknya lagi, kerja hybrid memberi dampak yang baik. Menurut survei dari CoSo (ConnectSolution) Cloud, Sebanyak 77 persen pekerja mengungkapkan, jika mereka bisa lebih produktif justru ketika bekerja remote. Survei bernama Remote Collaborative Worker Survey ini, menunjukkan penghematan biaya dan peningkatan produktivitas yang jelas bagi perusahaan, serta sejumlah manfaat personal dan profesional bagi karyawan. Contohnya, mengurangi stres, work-life balance, juga kesehatan jiwa dan fisik.
Baca Juga: Tren Bekerja Quiet Quitting, Kerja Seperlunya Anti Pusing Tujuh Keliling
Tips Kerja Hybrid Super-Produktif
Punya lebih dari satu ruang kerja yang berbeda lokasi memang memberi keuntungan, tetapi juga ada berbagai tantangan. Bagaimana kamu bisa tetap produktif saat berpindah lokasi kerja? Gimana kamu dapat tetap organized dan memastikan bahwa semua yang kamu butuhkan (file, perangkat dan aksesori teknologi, serta barang pribadi) tersedia setiap saat? Ini 7 resepnya supaya bisa super-produktif selama bekerja hybrid!
1. Bikin Area Bekerja Yang Sama
Di e-book "How to Set Up Your Desk", Matt Perman merekomendasikan untuk membuat replika pengaturan meja kerjamu di rumah sama persis dengan meja di kantor. Misalnya, kalau kamu memiliki gelas minum di sisi kiri mejamu dan lemari/rak penyimpanan di kanan pada meja di kantor, aturlah area kerja di rumahmu dengan cara yang sama. Jika kamu menyimpan persediaan tertentu di laci meja tertentu, pertahankan pengaturan yang sama di mana pun.
Kamu juga disarankan untuk mengatur peletakkan monitor/laptop, keyboard, dan bahkan keperluan bekerja lainnya yang sama antara meja kerja di kantor dengan meja kerja di rumah. Ya nggak harus benar-benar sama persis, sih, tapi kalau tata letak meja kerjamu serupa di kedua tempat, akan lebih mudah untuk beralih antara WFH dan WFO. Soalnya, konsistensi dan sesuatu yang familier membantu otak kita fokus pada hal-hal penting.
2. Meeting efektif
Kata John Rampton (entrepreneur, investor, dan founder calendar productivity tool Calendar), salah satu godaan yang mungkin dilakukan sama tim kerja saat hybrid adalah menggunakan meeting sebagai cara untuk selalu check-in. Dapat update seputar kerjaan melalui rapat memang lebih efisien buat pemimpin tim atau manajer karena mereka mendengar dari semua orang sekaligus. Tapi, bagi karyawan, kebanyakan meeting malah bikin membuang-buang waktu dan terasa seperti manajemen mikro. Akan lebih baik kalau beberapa masalah di-handle melalui software/apps kolaborasi, atau one-on-one conversation. Pertimbangkan meeting berdasarkan kebutuhan dan efektivitasnya, ya.
3. Bikin jadwal dan tepati itu
Merencanakan jadwal kerja selama seminggu penting banget saat tempat kerjamu berubah-ubah. Nggak punya jadwal yang konsisten adalah kesalahan yang paling sering bikin kamu jadi kurang produktif. Buat jadwal yang paling cocok dengan jam kerja dirimu dan tim kamu. Mungkin kamu dan timmu paling produktif di pagi hari atau bahkan sore hari menjelang selesainya jam bekerja. Kamu juga bisa mendiskusikan jadwal meeting atau timeline kerja dengan timmu di awal minggu supaya semua komunikasi berjalan lancar dan goal bisa tercapai meski kalian bekerja dari rumah/tempat masing-masing.
4. Gunakan waktu 'ekstra' untuk sesuatu yang menyenangkan
Pada hari-hari kamu WFH atau WFA, kamu mungkin tergoda untuk bangun lebih siang karena nggak harus menyisihkan waktu untuk perjalanan berangkat ke kantor dan pulang ke rumah. Mungkin ini membuatmu jadi menunda pekerjaan dan terkadang malah bikin kerjaan jadi numpuk. Mulai sekarang, cobalah untuk menjaga jadwal yang konsisten, dan dedikasikan waktu ekstra itu untuk melakukan hal-hal yang memicu otak dan kebahagiaanmu. Bisa dengerin podcast, olahraga, yoga, baca buku, nonton series, mengerjakan project yang berkaitan sama hobimu, atau menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga. Jadi makin work-life balance, deh.
#5 Tentukan pembagian tugas saat WFH dan WFO
Karena energi bekerja di kantor bisa berbeda dengan suasana bekerja dari rumah, rencanakan tugas kamu terlebih dahulu berdasarkan tempat kamu akan bekerja. Bila kamu diberi kebebasan untuk memilih waktu WFO dan WFH selama hari kerja, buatlah hari bertema untuk fokus yang lebih baik. Misalnya, kalau kamu WFH pada hari Senin dan Jumat, kamu dapat menyisihkan hari-hari tersebut untuk pekerjaan yang mendalam dan terfokus. Lalu, hari-hari WFO digunakan untuk meeting langsung dan mengerjakan tugas kolaboratif lainnya. Menentukan tugas mana yang paling baik diselesaikan di rumah dan mana yang paling baik dilakukan di kantor sangat penting jika kamu kepingin super-produktif dalam lingkungan kerja hybrid.
#6 Ekspektasi dan komunikasi harus jelas
Menetapkan ekspektasi yang jelas untuk jadwal, cara berkomunikasi dengan tim, dan timeline pekerjaan akan memastikan produktivitas tetap pada jalurnya. Kalau kamu seorang manajer atau team leader, tetapkan ekspektasi yang jelas tentang sistem kerja hybrid kepada timmu. Misalnya, tetapkan aturan untuk membuat meeting di kantor kalau semua peserta rapat lagi WFO, sementara itu, meeting hibrida bisa dilakukan kalau key person lagi WFH karena kondisi darurat. Gunakan alat manajemen proyek seperti Basecamp dan Trello untuk menyimpan catatan, file, dan resources lainnya di satu tempat terpusat sehingga setiap orang bisa lancar bekerja meski berada dalam lokasi yang berbeda.
#7 'Investasi' di mobile accessories
Investasi ini artinya mau menyiapkan budget buat work device kamu, ya. Misalnya, membeli second laptop charger untuk disimpan masing-masing satu di kantor dan satu di rumah. Ini hal kecil, tapi bermakna. Nggak ada cerita, deh, ketinggalan charger hape atau laptop di manapun kamu bekerja.
Kalau memiliki meja khusus di kantor, kamu dapat menyimpan duplikat laptop charger, keyboard eksternal, mouse, dan aksesori lainnya (seperti hub USB) di sana, untuk menghindari keharusan membawa semuanya bolak-balik. Perusahaan tempatmu bekerja mungkin akan mau membelikannya atau mengganti uangmu untuk perangkat bekerja. Kalau kamu nggak punya meja permanen di kantor, simpan barang-barang ini di “go bag” kamu untuk menghemat waktu dan mengurangi risiko barang tertinggal. "Go bag" ini juga bisa sebagai siasat supaya nggak perlu beli barang duplikat dari keperluan kerjamu. Lebih hemat dan ramah lingkungan bukan?
Kalau mau menghemat pengeluaran lebih banyak lagi, pakai aplikasi perbankan yang bikin cuanmu makin banyak. Ada, lho! Namanya digibank by DBS yang punya beragam fitur dalam satu aplikasi, plus banyak promo dan giveaway. Promonya macam-macam pula. Nggak percaya? Cek aja di sini.-