Artikel ini bisa menyelamatkan hidupmu.-
Kita sudah melihat crowd crush terjadi di pertandingan sepak bola, konser, dan acara berskala besar lainnya, seperti pada Tragedi Itaewon, festival Halloween di Seoul, Korea Selatan, pada akhir Oktober 2022 lalu. Gelombang kerumunan ini bisa 'menyapu' orang yang lagi bersuka ria, hingga menyebabkan luka parah dan bahkan kematian. Di acara ini, lebih dari 150 orang tak terselamatkan nyawanya.
Di Indonesia, Festival musik "Berdendang Bergoyang" yang diadakan di Istora Senayan pada 28-30 Oktober lalu juga mengalami crowd crush karena jumlah pengunjung jauh melebihi kapasitas. Di hari kedua, petugas polisi yang berjaga di pintu 12 Istora Senayan mengatakan, banyak penonton yang pingsan dan terjadi aksi saling dorong di pintu masuk. Akibat peristiwa tersebut, pelaksanaan festival dibatalkan sepenuhnya untuk hari ketiga.
Baca Juga: 5 Tips Perencanaan Keuangan Supaya Akhir Tahun Bisa Liburan
Apa Itu Crowd Crush?
Acara yang ramai seperti festival Halloween serta acara musik dapat berubah dari perayaan menjadi situasi yang menakutkan dan berbahaya dalam hitungan menit. Pada situasi crowd crush, kamu tidak bisa melakukan apa pun, apalagi lari atau bergerak. Ini karena kerumunan yang sangat padat bersifat seperti cairan. Rasanya mirip seperti kita sedang berada di laut, kita tidak bisa melawan atau berbuat apa-apa ketika ombak datang dan mendorong kita dengan kuat. Ketika ini terjadi, kamu akan kehilangan kontrol atas tubuhmu.
Saat terjadi crowd crush yang kuat dari berbagai sisi/arah, kamu akan mengalami compressive asphyxia. Ini adalah kondisi di mana tubuh kamu terjepit dengan keras sampai kamu tidak punya ruang untuk apa pun, bahkan ruang untuk paru-parumu membesar. Ini akan mengakibatkanmu kehabisan oksigen. Bila kehabisan oksigen kemungkinan pingsan akan sangat besar, dan bila pingsan, kemungkinan kamu terinjak-injak akan sangat tinggi. Jadi, ini sangat berbahaya.
Dari Gerakan Kecil Ke Efek Yang Besar
Menurut G. Keith Still, profesor tamu crowd science di University of Suffolk, Inggris, Bila sejumlah besar orang berkumpul bersama dengan tingkat personal contact yang tinggi, kepadatannya sering kali bisa melebihi batas aman dan ini dapat mengakibatkan orang kesulitan bernapas bahkan sebelum insiden terjadi. Ketika orang mencoba melarikan diri, gerakan kecil apa pun itu akan diperkuat oleh kerumunan dan itu mengarah ke gelombang yang terus menguat, atau efek domino, di mana orang-orang mulai mendorong satu sama lain.
“Sebuah gerakan kecil dapat menciptakan efek yang sangat besar. Di lereng ke suatu daerah, ketika ada perjalanan, terpeleset, dan jatuh, orang-orang menumpuk satu sama lain, maka masalahnya dimulai, ”kata Keith. Saat mereka mencoba untuk bangun, lengan dan kaki bisa terpelintir bersama, dan suplai darah terputus, oksigen terputus, kamu nggak bisa bernapas, itu hasil dari asfiksia restriktif/compressive asphyxia. Lalu, orang akan bisa mati lemas. Keith menambahkan, kalau asfiksia adalah penyebab kematian yang paling mungkin dalam situasi ini.
Orang yang bertubuh pendek berisiko lebih tinggi kekurangan oksigen daripada orang tinggi. Jadi, jangan pernah membawa anak-anak ke keramaian, tetapi jika itu terjadi, letakkan mereka di bahu kamu atau pegang mereka dan lingkarkan kaki mereka di pinggangmu. Jangan mencoba menyeret mereka dengan lenganmu.
Dengarkan Suara Kerumunan
Kepadatan kerumunan dapat berubah dalam hitungan detik, dan pada saat situasi mulai terasa berisiko, kerumunan mungkin sudah terlalu padat sehingga kita tidak bisa meninggalkan kerumunan tersebut. Tetapi, ada beberapa tanda bahaya yang dapat kita kenali. Jika kerumunan bergerak, lalu melambat, itu pertanda kepadatan meningkat, kata Keith.
Mendengarkan suara kerumunan juga penting. Kalau kamu mendengar orang-orang mengeluh tentang ketidaknyamanan, kesakitan, teriakan dan bahkan tangisan, itu adalah sinyal bahwa segala sesuatunya menjadi di luar kendali. Dan, perhatikan insting kamu. Beberapa orang di acara Seoul menyatakan bahwa mereka punya insting kalau situasi tidak aman, lalu segera meninggalkan tempat itu.
Berdirilah di Pinggir/Belakang Kerumunan
Martyn Amos, pakar kerumunan dan profesor ilmu komputer dan informasi di Universitas Northumbria. Bagus banget kalau kita bisa mengukur kepadatan kerumunan sebelum situasi jadi nggak terkendali. Begitu kepadatan kerumunan mulai melebihi sekitar 5 orang per meter persegi (satuan luas berukuran panjang 1 meter dan lebar 1 meter), situasinya berpotensi berbahaya, kata Martyn.
Menurut Steve Allen, konsultan crowd safety di Crowd Safety, bila kamu khawatir tentang ukuran kerumunan, Steve merekomendasikan untuk tetap berada di tepi. "Lebih aman berada di pinggiran," katanya. Jika kamu melihat dorongan dan dorongan di tengah keramaian seperti acara musik, seringkali langkah terbaik adalah menjauh. Mungkin ini bikin kamu jadi kurang merasakan keseruan acara, tetapi menghindari keramaian seringkali merupakan cara terbaik untuk menyelamatkan diri dari crowd crush.
Perhatikan Kontrol Tubuhmu
Jika sulit mengukur kepadatan kerumunan, kamu akan bisa mengenali kalau kerumunan terlalu padat ketika kamu mulai merasa terkurung, yang berarti ini sudah waktunya untuk pergi dari tempat itu. Begitu kamu merasa kehilangan kontrol tubuh, itu kuncinya,” kata Martyn.
“Saat itu, kamu mulai berada dalam situasi di mana gerakan kamu bukan milikmu sendiri, karena kamu sudah berada di bawah pengaruh fisika. Ini akan membuatmu jadi sangat sulit untuk bergerak secara mandiri. Kalau ini sudah kamu alami, jika bisa, segeralah menyingkir atau keluar dari kerumunan. Buka matamu lebar-lebar dan cari jalan keluar yang paling jelas dan mudah dijangkau.
Lakukan Gerakan Ini!
Jika kamu berada dalam kerumunan besar dan kamu menyadari kalau kamu merasa sangat sesak hingga menjadi sulit untuk bergerak dan sulit bernapas, kamu berada dalam situasi yang berbahaya. Berikut adalah tips dari para pakar untuk bertahan hidup yang penting untuk diingat:
- Posisikan kakimu dalam posisi seperti petinju, dengan kaki terpisah, satu kaki di depan yang lain dan lutut sedikit ditekuk, kata Paul Wertheimer dari Crowd Management Strategies, layanan konsultasi keselamatan kerumunan Los Angeles.
- Letakkan tanganmu di depan dada seperti perisai untuk melindungi dada, mirip dengan pose petinju. Ini akan membantu melindungi dadamu dan area pernapasan. Jika kamu memiliki ransel, balikkan ke depan di atas dadamu.
- Tetap berdiri. Jika kamu menjatuhkan sesuatu, jangan mencoba untuk mengambilnya.
- Bergerak secara diagonal mengikuti kerumunan sampai kamu dapat mencapai tempat yang lebih aman dan tidak terlalu ramai. Pastikan untuk bergerak ke arah yang sama dengan gelombang, bukan melawannya.
Bila memungkinkan, para pakar menyarankan kita untuk coba membantu orang lain di sekitar kita. Jika sekelompok orang saling membantu dalam situasi berbahaya seperti ini, semua orang lebih baik dan situasi juga akan membaik. Kalau kamu juga mau berinvestasi, ada tabungan maxi digibank by DBS dengan keuntungan bunga 3% p.a. Hanya dengan 1 klik, kamu bisa berinvestasi dan dapat cuan juga. Klik di sini, yuk.-