Jutaan ton e-waste (limbah elektronik) berakhir di tempat pembuangan sampah setiap tahun. Meminimalkan limbah elektronik adalah salah satu cara mengatasinya.-
Siapa yang tahu kalau ada 'pegunungan' limbah elektronik di Cina? Memang, sih, beberapa di antaranya akan didaur ulang, tetapi sebagian besar menunggu untuk dikirim ke tempat pembuangan limbah elektronik di Afrika atau bagian lain di Asia. Dengan kata lain, hanya memindahkan gunungan limbah saja.
Kondisi di Indonesia tak jauh berbeda. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, timbunan sampah elektronik di Indonesia tahun 2021 mencapai 2 juta ton. Dari jumlah tersebut, pulau Jawa berkontribusi hingga 56% dari total sampah elektronik tahun ini. Pada laporan tahunan Global E-Waste Monitor 2020, yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dijelaskan, bahwa jumlah sampah elektronik global pada 2019 mencapai 53 juta ton. PBB memprediksi volumenya akan mencapai 74 juta ton pada 2030, dan melonjak lagi menjadi 120 juta ton pada 2050. Ngeri, ya?
Limbah elektronik sendiri merupakan produk yang memiliki komponen listrik dengan daya atau suplai baterai yang tak digunakan kembali. Contohnya seperti kulkas, laptop, komputer, smartphone, baterai, mesin cuci, lampu, hingga kipas angin. Karena teknologi yang berubah dengan cepat dan ketersediaan produk elektronik, tidak mengherankan kalau limbah elektronik terus meningkat setiap tahunnya. Ketika limbah elektronik tidak didaur ulang dengan benar, ini menyebabkan kontaminasi udara, tanah dan air, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi manusia dan penduduk bumi lainnya.
Baca Juga: Stop Buang Minyak Jelantah, Yuk Mengolahnya Menjadi Sabun
Cara Terbaik Mengatasi E-waste
UNESCO menyebutkan, daur ulang limbah elektronik mampu mengurangi emisi metana dan karbon sehingga turut menahan laju pemanasan global. Nah, meminimalkan limbah elektronik adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga lingkungan kita tetap aman. Kabar baiknya, cukup mudah, kok, mengurangi limbah elektronik kita. Ini dia 5 cara meminimalkan limbah elektronik.
#1 Merawat alat elektronik dengan apik
Ini dijamin akan membuat umur alat elektronik kita jadi lebih panjang. Kita bisa memperpanjang usia mereka dengan berbagai cara. Misalnya, tidak menyalakan TV sepanjang hari (matikan bila tidak ada yang menonton), menabung lebih lama untuk membeli smartphone berkualitas dan melindunginya dengan casing ponsel yang bagus, menjaga kebersihan perangkat agar tidak kemasukan debu atau air, serta menghindari pengisian daya berlebihan.
#2 Gunakan smartphone lama kita untuk hal tertentu
Kebanyakan orang menukar ponsel lama mereka dengan yang baru setiap tahun. Alih-alih membiarkannya di laci meja, atau lebih buruk lagi, membuangnya ke tempat sampah, pertimbangkan untuk menggunakannya untuk tujuan lain. Kita dapat menyimpannya di mobil dan menggunakannya sebagai perangkat GPS atau pemutar musik. Ponsel lama dapat diubah menjadi remote control universal atau digunakan untuk memantau kamera keamanan.
#3 Berikan/Donasikan alat elektronik yang sudah tidak terpakai
Jika kita tidak lagi membutuhkannya, kita bisa menyumbangkan agar orang lain dapat menggunakannya. Jika sesuatu yang kita miliki tidak layak untuk disumbangkan/diberikan ke orang lain, mungkin bisa mendonasikan barang-barang itu secara gratis ke komunitas yang fokus pada pengelolaan limbah elektronik. Contohnya, EwasteRJ. Sesuai namanya, layanan ini menyediakan penampungan sampah untuk barang elektronik. Produk yang diterima juga beragam mulai dari rice cooker, komputer, lampu, kamera, remote, dan masih banyak lagi.
#4 Mengatur barang yang sudah dimiliki
Mengingat banyaknya barang elektronik yang kita simpan di laci dan lemari, tidak heran kita lupa barang apa saj yang sudah kita miliki di rumah. Daripada membeli perangkat baru, coba deh merapikan dan mengatur perangkat yang sudah ada untuk melihat apakah kita benar-benar perlu membeli alat yang baru.
Misalnya, kita mungkin membutuhkan headphone, tetapi setelah mengatur dan merapikan peralatan elektronik kita, mungkin jadi menemukan headphone lama yang masih bisa dipakai. Cobalah untuk berbagi gadget, kabel, dan konektor dengan anggota keluarga daripada membeli perangkat atau pengisi daya yang sama beberapa kali.
#5 Buy less, save more
Membeli barang-barang yang tidak kita perlukan mungkin merupakan penyebab terbesar dari limbah elektronik. Kita perlu berhenti dan bertanya pada diri sendiri apakah kita membutuhkan gadget atau barang elektronik sebelum membelinya? Kenapa perlu beli kalau yang lama bisa diperbaiki? Iya benar, memang sangat mudah untuk membeli TV keren, ponsel yang lagi tren, atau laptop tercanggih. Tapi, coba deh sekarang pikirkan dampak dari perilaku konsumtif itu. Bayangkan dampak negatifnya untuk kita, alam, dan binatang. Mulai hari ini, coba yuk 'mengaktifkan' suara di kepala kita yang mencegah kita membeli barang elektronik yang sebenarnya tidak kita butuh. Menjadi konsumen yang bijaksana akan sangat membantu dalam mengelola limbah elektronik rumah tangga Anda secara produktif.
Daripada uang kita dihabiskan untuk belanja hal yang sebenarnya tak terlalu kita butuhkan, lebih baik ditabung saja di Tabungan Maxi. Produk terbaru dari digibank by DBS ini memberikan kemudahan untuk memiliki tabungan dengan bunga hingga 3% p.a dan bisa di ambil kapan saja tanpa terikat jangka waktu. Cek detailnya di sini ya!-