DBS Live More Society

Portofolio bisa diibaratkan seperti lemari pakaian Anda, berisi kumpulan barang pilihan yang sesuai dengan kebutuhan, profil, dan preferensi. Anda memiliki aset utama, seperti saham, obligasi, reksa dana. Mungkin ada beberapa aset yang ditujukan untuk ‘eksplorasi’ seperti komoditas atau FX. Dan tentu saja, aset yang dapat diandalkan untuk situasi apapun, uang tunai.-

(Video: 4 Cara Merancang Portofolio yang Tepat - YouTube)

1. Memilih kelas aset untuk portofolio Anda
Setiap portofolio terdiri dari beberapa kelas aset. Karena setiap kelas memiliki kinerja yang berbeda di lingkungan pasar yang sama, Anda sepatutnya melakukan investasi di beberapa kelas berbeda untuk mengurangi risiko dari berbagai kondisi yang dapat merugikan seluruh portofolio Anda.

Misalnya, setiap kelas “saham” dapat terdiri dari saham, reksa dana, dan obligasi, seperti halnya “kemeja” yang banyak memiliki warna dan desain.

Setiap kelas aset memiliki bobot, atau persentase nilai portofolio total. Jadi, jika Anda memiliki saham senilai Rp30.000.000,00 dalam portofolio Rp100.000.000,00, maka bobot saham dalam portofolio Anda adalah 30%. Bobot relatif masing-masing kelas aset, atau alokasi aset, dapat disesuaikan dengan preferensi risiko Anda.

2. Rebalancing kelas aset: Setia pada gaya Anda
Seiring waktu, Anda mungkin menemukan komposisi lemari pakaian Anda berubah. Suatu hari, Anda mungkin menyadari bahwa lemari terisi kemeja putih yang terlalu banyak, atau mungkin Anda merasa kehabisan pakaian kasual untuk akhir pekan.

Itu juga terjadi dengan portofolio. Tetapi tidak seperti lemari pakaian Anda, hal itu dapat terjadi tanpa Anda sadari, karena kelas aset memiliki kinerja berbeda di pasar yang sama.

Misalkan Anda memiliki alokasi 50/50 saham dan obligasi. Jika pasar saham memiliki kinerja yang fenomenal, nilai saham Anda akan naik sehubungan dengan obligasi. Ini berarti portofolio Anda tidak lagi sesuai dengan profil risiko Anda dan perlu dilakukan penyesuaian ulang atau rebalancing:
a. Kita mulai dengan nilai obligasi dan saham yang sama.
b. Ketika pasar saham yang kuat meningkatkan nilai saham.
c. Risiko portofolio Anda menjadi di atas batas toleransi.
d. Untuk mengembalikan alokasi awal: jual saham, beli obligasi.

Pada kenyataannya, prosesnya jauh lebih kompleks. Anda harus mempertimbangkan tingkat risiko aset individual yang akan dibeli dan dijual, untuk mempertahankan alokasi sesuai preferensi tanpa mengubah profil risiko portofolio.

3. Menghindari risiko konsentrasi: jangan terlalu banyak hal yang sama
Terlalu banyak pakaian yang sama dalam lemari pakaian Anda menghasilkan gaya berpakaian yang kurang fleksibel.

Demikian pula dengan portofolio Anda, sebaiknya tidak terlalu banyak memiliki aset tunggal, misalnya saham tertentu. Setiap pergerakan dalam aset dapat memiliki efek yang tidak proporsional pada portofolio Anda. Ini disebut risiko konsentrasi.

Satu aturan praktis adalah aturan 5%. Hindari satu jenis saham, reksa dana, atau sekuritas lainnya melebihi 5% dari total nilai portofolio Anda. Jadi, jika keuntungan pasar dalam satu sekuritas mendorongnya di atas 5%, maka jual sebagian dan beli sekuritas lainnya lebih banyak.

4. Konsultasi dengan ahli finansial: biarkan profesional merancang penampilan Anda
Jika Anda pernah meminta konsultan gaya mengisi lemari pakaian untuk Anda, Anda akan terkesan dengan kepiawaiannya dalam memilih barang yang tepat.

Dalam investasi, Anda dapat menyerahkan kepada ahli finansial untuk menangani aspek terpenting rebalancing untuk Anda. Ahli finansial ini mengkhususkan diri dalam meneliti, membangun, dan memelihara portofolio.

DBS Treasures memiliki tim ahli finansial yang mempersonalisasi strategi manajemen kekayaan Anda sesuai aspirasi dan profil risiko, serta secara konsisten mengkomunikasikannya untuk menangkap momentum yang ada. Tim ahli ini juga didukung dengan inovasi digital Portofolio Advisory Enablement Tool yang dapat mengoptimalkan portofolio dengan cepat dan akurat di tengah pergerakan pasar.