Sejak remote working, mendadak bos jadi sering khawatir mengawasi anak buahnya dan seolah pengin kita diawasin CCTV!
Proses bekerja jarak jauh memang enggak mudah. Terutama sebagai leader yang harus memastikan produktivitas tetap berjalan seperti sebelum COVID-19. Enggak heran banyak bos yang memantau anak buah dengan cara yang cukup unik. Dari memaksa semua orang pakai video call, meeting seharian sampai menulis time sheet per jam. Alison Green, founder situs konsultan tempat kerja Ask A Manager berkata, “Bos-bos semacam ini kerjaannya monitoring bukan managing. Mereka enggak tahu bagaimana me-manage orang secara efektif saat bekerja jarak jauh. Mereka tidak merasa punya kendali cukup dan merasa sangat cemas bila ada pegawai yang memanfaatkan keadaan. Akibatnya mereka jadi micromanaging.”-
Micromanaging adalah situasi ketika atasan cenderung mengontrol serta ikut campur atas semua rincian pekerjaan di semua level pekerjaan. Ditambah lagi kalau bos juga merasa WFH adalah waktu semua orang harus standby all the time. Jadi apa yang harus dilakukan menghadapi bos model ini?
- Mengerti penyebab micromanage
Sebagai manager atau director, mereka dituntut memiliki kendali atas kinerja anak buahnya. Apalagi bila mereka enggak pernah punya pengalaman remote working dan tidak memiliki kemampuan teknologi yang cukup. Daripada misuh-misuh saat bos nelepon tiap jam, mending kita ajari cara menggunakan teknologi untuk memantau pekerjaan. Kita juga bisa menanyakan langsung kepada dia, “Pak/Bu, saya tahu deadline ini sangat penting buat kita. Tapi ketika Bapak/Ibu terus-terusan mengecek, saya jadi kurang fokus dengan project ini dan khawatirnya malah bikin saya lewat dari deadline. Mungkin lebih baik bila jadwal cek pekerjaan dilakukan sejam sebelum hari kerja berakhir?”
- Metode reporting terbaru
Beri pemahaman kepada Bapak/Ibu bos bahwa WFH bukan berarti produktivitas menurun. Hanya karena kita enggak ada di depan matanya, bukan berarti kita enggak kerja. Berhubung enggak mungkin kalau bos memasang CCTV untuk memantau kita di rumah. Lebih baik usulkan pada mereka tentang teknologi reporting untuk memastikan berbagai proses kerja yang sedang dijalankan. Ajarkan pada si bos tentang aplikasi-aplikasi seperti Slack, Microsoft Teams, penggunaan Google Drive yang bisa dimanfaatkan untuk memantau kinerja tim. Jangan patah semangat mengajarkan ilmu-ilmu baru ini.
Tentunya selain dukungan teknologi, kita harus tetap rutin meeting mingguan supaya bos yakin bahwa semua anak buahnya bekerja untuk mencapai target.
- Jangan terbawa emosi
Hal yang membuat kita terganggu adalah berpikir kebiasaan si bos ngecek itu berhubungan dengan performa atau produktivitas kerja. Kita merasa dicap pemalas karena tiap jam harus standby menunggu panggilannya. Apalagi ada bos yang tega bilang kita susah dihubungi padahal waktu itu kita lagi istirahat sebentar. Percayalah perilaku si bos enggak ada hubungannya dengan kinerja yang kita lakukan. Emang dianya aja yang gengges. Tindakan yang mereka lakukan itu mewakili dirinya, bukan kita. Seseorang yang melakukan hal-hal konyol seperti pengin lihat kita di video call seharian itu artinya orang yang enggak tahu cara manage.
- Kurangi rasa insecure-nya.
Lakukan hal-hal simpel yang mengurangi rasa insecure si bos. Seperti:- Nyalakan ringtone kita di jam kerja. Selalu siapkan hape di samping kita saat bekerja agar segera mudah dijawab.
- Nyalakan kamera saat meeting. Pastikan background kita rapi dan enggak berisik saat harus meeting.
- Bila kita harus melakukan sesuatu di luar pekerjaan saat jam kerja, seperti menyusui anak, beri tahu jadwalnya ke bos.-
Ketika bekerja jarak jauh, hubungan dengan bos bisa jadi juga menjauh. Kita lebih sulit ngobrol secara informal. Supaya hubungan tetap terjaga, sekali waktu kirimkan makanan atau minuman ke rumahnya. Biar enggak terkesan cari perhatian, katakan bahwa kita dapat promo yang menguntungkan jadi bisa sekalian pesan buat dia. Manfaatkan promo seperti beli 1 gratis 1 Americano Organic Coffee di Coffee Talk setiap hari Jumat – Minggu. Gunakan kartu Kredit dan Debit digibank kita untuk memanfaatkan promo ini. Mumpung promo berlaku sampai 31 April 2021. Sikat! Semoga bos setelah itu semakin melunak memberikan otoritas kerja buat kita!