Karena berinvestasi tidak hanya sekadar cari keuntungan, tapi memastikan keuntungan yang didapat tidak berisiko merusak bumi atau melanggar HAM.
Semakin banyak orang yang sadar tentang krisis iklim dan isu kemanusiaan, semakin banyak pula perusahaan yang menerapkan strategi berkelanjutan. Strategi ini menarik perhatian lebih dari setengah millennials di seluruh dunia yang menurut survei tahun 2017 ingin berinvestasi pada perusahaan yang mementingkan sustainability. Yayasan Kehati yang fokus pada pelestarian alam bahkan menjelaskan bahwa pebisnis dan pengelola dana investasi perlu bergerak lebih cepat karena investasi berkelanjutan yang berbasis ESG (Environmental, Social and Corporate Governance), akan semakin marak. ESG inilah yang menjadi dasar investasi yang bertanggung jawab sosial (Sustainable and Responsible Investment – SRI).
Ketika kita memilih metode SRI berarti kita menerapkan strategi investasi yang memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat. Penerapan faktor ESG dalam investasi berarti kita harus memastikan calon perusahaan (emiten) yang akan menerima dana memiliki tiga faktor:
- Bisnis inti perusahaan bukan dalam kategori bisnis pestisida, nuklir, senjata, tembakau, alkohol, pornografi, perjudian, dangenetically modified organism (GMO). GMO adalah pemodifikasian gen hewan untuk mendapatkan karakteristik yang diinginkan
- Aktivitas perusahaan harus memenuhi berbagai aspek seperti keterlibatan masyarakat, perilaku berbisnis yang wajar dan beretika,
- Pengelolaan sumber daya manusia yang memperhatikan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam pelaksanaannya.
Yayasan Kehati telah menerbitkan indeks hijau yang disebut SRI -KEHATI Stock Index yang diluncurkan di tahun 2009. Indeks ini mengacu pada prinsip United Nations’ Principles for Responsible Investment (PRI) dan bekerjasama dengan Indonesia Stock Exchange. SRI-KEHATI Index menyeleksi daftar perusahaan yang mementingkan prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab. Tujuannya untuk membangun harmonisasi antara sektor pelestarian alam dan bisnis. SRI-KEHATI Index menjadi satu-satunya referensi investasi yang berbasis ESG di pasar Indonesia. Kita dapat melihat daftar perusahaannya di sini.
SRI tidak hanya fokus pada instrumen keuangan. SRI tertarik mencari dan berinvestasi pada perusahaan yang memiliki dampak sosial. Misalnya, energi terbarukan atau social enterprise yang bergerak di bidang pendidikan.
Tapi SRI tetap saja intinya berinvestasi. Sebagai investor kita harus tetap memikirkan return yang didapatkan di kemudian hari. Berinvestasi pada saham yang kinerjanya buruk berarti kita tidak bertanggung jawab secara sosial maupun finansial.
Sementara itu, penting buat kita untuk memikirkan investasi yang paling bertanggung jawab pada diri sendiri. Salah satunya melalui MiWealth Protection keluaran DBS yang merupakan proteksi keuangan sekaligus asuransi jiwa. MiWealth Protection memaksimalkan tabungan investasi kita dengan manfaat perlindungan bagi keluarga tercinta. Dana kita juga akan terlindungi dari inflasi karena uang pertanggungan akan meningkat seiring dengan kenaikan inflasi. Semakin muda kita mulai berinvestasi, semakin banyak keuntungan yang akan didapat di masa akan datang. Informasi lebih lanjut bisa dibaca di sini.