Selain bikin uang melayang dan tagihan kartu kredit semakin panjang, belanja berlebihan bisa membuat dunia meradang.
Pernah dengar istilah retail therapy? Istilah asing ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan berbelanja yang bisa menjadi terapi untuk membuat diri merasa lebih bahagia. Dua kata yang mampu membelai tubuh dengan lembut, seperti kelembutan scarf sutranya Hermès.
Kalau kita mendengar bunyi lonceng notifikasi tanda ada cashback atau gratis ongkir dari aplikasi marketplace dan langsung semangat membuka aplikasinya, pasti paham gimana satu pembelian (dengan harga promo) bisa bikin mood tiba-tiba jadi bagus.
Karena Kepuasan Instan?
Kepuasan instan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan memang syulit dihindari. Minggu yang buruk di tempat kerja? Kita pantas mendapatkan dress cantik itu. Stres sama hubungan percintaan? Sepatu idaman akan mengalihkan pikiran kita dari itu. Bosan? Pergi ke mal untuk melihat apa yang baru di sana. Apalagi, karena kita sering mendokumentasikan kehidupan kita untuk di-posting di media sosial, kita jadi merasa perlu untuk selalu punya pakaian baru.
Bukan cuma kita yang seperti itu. Sebuah survei baru, yang dilakukan oleh Greenpeace (2017), tentang kebiasaan belanja orang-orang di Eropa dan Asia menemukan, kalau kebiasaan secara rutin membeli terlalu banyak pakaian, sepatu, tas, dan aksesori telah menjadi fenomena internasional.
Survei tersebut juga membuktikan, kalau saat ini sebagian besar orang di Eropa dan Asia membeli jauh lebih banyak daripada yang mereka butuhkan dan gunakan. Dua pertiga penduduk Hong Kong mengakui, mereka memiliki pakaian lebih dari yang mereka butuhkan. Hal yang sama berlaku untuk 60% orang Cina dan lebih dari setengah responden Jerman serta Italia. Salah satu alasannya, ya karena untuk kepuasan instan itu.
Masalahnya, kebiasaan berbelanja pakaian yang berlebihan itu memberikan dampak negatif pada dunia. Enggak percaya? Simak fakta-faktanya berikut ini, deh.
Limbah Tekstil Di Mana-Mana
Di Kanada, setiap rumah tangga membuang 46 kg pakaian per tahun, dengan sekitar 8-12% tempat pembuangan akhir kota dipenuhi dengan limbah tekstil. Di Cina, lebih dari 20% air tanah dan 40% air permukaan sudah terkontaminasi dari manufaktur tekstil. Tahun 2010, Badan Perlindungan Lingkungan A.S. melaporkan, bahwa penduduk Amerika membuang 13,1 juta ton tekstil dan hanya 15% yang dapat didaur ulang, sementara 11,1 juta ton dibuang di tempat pembuangan sampah di seluruh negeri.
Ditambah Lagi Polusinya…
Ketika bahan pakaian nilon dibuat, proses pembuatannya melepaskan nitrous oxide, yaitu gas rumah kaca (gas metana) yang 300 kali lebih berbahaya bagi lingkungan daripada karbondioksida. Bahan pakain seperti polyester dan akrilik membuang ribuan serat plastik setiap dicuci. Ikut menyumbang polusi plastik ke laut dan merusak ekosistem di dalamnya. Selain itu, sama seperti bahan katun, polyester juga membutuhkan banyak air. Sementara itu, nilon dan poliester terbuat dari petrokimia. Artinya, mereka adalah produk dari industri minyak, sehingga mereka tidak mudah terurai, sama seperti plastik.
Dua Ribu Galon Air Cuma Buat Satu Pasang Celana Jeans!
Untuk menghasilkan satu pasang celana jeans membutuhkan sekitar 1.800 - 2.630 galon air! Sedangkan, untuk menumbuhkan jumlah kapas yang diperlukan industri tekstil, termasuk proses pewarnaan dan finishing, dibutuhkan 1.600 galon air. Kalau begini, persediaan air bersih di dunia bisa habis ya, kan.
Selain Lingkungan, Ternyata Berbahaya Juga Untuk Kesehatan
Banyak bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan pakaian dan ini dapat membahayakan kesehatan. Contohnya, bahan pewarna azo yang bisa melepaskan bahan kimia bernama amina aromatik ketika kita pakai. Zat ini bersifat toksik, alergan, dan menyebabkan kanker.
Di tempat-tempat tertentu, seperti Afrika Tengah dan Barat di mana petani kecil secara eksklusif menanam kapas, ketergantungan mereka pada pestisida berdampak pada kesehatan penduduk di sana. Ketika racun-racun ini berada di lingkungan, manusia dapat menyerapnya ke dalam tubuh.
Padahal, Banyak pestisida kimia diketahui menyebabkan kanker, kerusakan reproduksi, gangguan endokrin, dan masalah perkembangan. WHO memperkirakan, ada 3 juta orang menderita keracunan pestisida setiap tahun - beberapa dari kasus ini mengakibatkan cacat permanen atau kematian.
Nah, sekarang pilihan ada di tangan kita masing-masing. Setelah tau fakta-fakta di atas, yakin nih masih mau ‘buang-buang’ uang untuk sesuatu yang berbahaya untuk lingkungan dan kesehatan kita? Daripada buat beli baju, uang lebih yang kita punya mendingan buat investasi, deh. Uang makin banyak, lingkungan tetap enak.
Kebetulan banget, Digibank by DBS punya produk deposito yang anti-ribet dan bunga kecil. Dengan bunga hingga 6%, kita bisa mendepositokan uang kita. Terus, bunga yang terkumpul nanti bisa kita pakai buat jalan-jalan atau mewujudkan impian kita, deh. Info lengkap tentang bunga deposito bisa dilihat di sini, ya.