Dulu kerja di rumah terkesan menyenangkan dan bebas, sekarang justru mengundang stres dan kejenuhan yang berkepanjangan.
Pandemi COVID-19 telah mengubah cara banyak orang bekerja. Kita bekerja dari rumah bukan karena pilihan, tapi kewajiban. Kita benar-benar bekerja dari rumah, dan tidak bisa dari kafe atau tempat lain. Ketika letih melanda, jangankan bisa jalan-jalan ke mal untuk refreshing, pergi ke warung dekat rumah saja rasanya was-was.
Bagi yang sudah menikah dan punya anak, tantangan bertambah karena harus membagi waktu kerja dengan mengurus rumah tangga. Vanessa K. Bohns, associate profesor spesialis Organizational Behavior dari Cornell University berkata, “Pekerja tiba-tiba dipaksa untuk bekerja secara remote, sekolah maupun tempat penitipan anak tidak berfungsi lagi, ditambah lagi kekhawatiran dampak pandemi COVID-19. Semua ini meningkatkan risiko burnout.”
Burnout adalah kondisi stres kerja berkepanjangan yang ditandai dengan lelah secara fisik dan emosional. Tanda-tanda kita mengalami burnout WFH adalah susah tidur, sakit kepala, lemas, kehilangan motivasi kerja, menunda pekerjaan, merasa sendirian, jenuh luar biasa. Apalagi ditambah dengan ketidakpastian kapan pandemi COVID-19 akan berakhir, wajar jika kita mulai merasakan kecemasan. Tapi bukan berarti kita jadi terjebak dalam kegelapan burnout. Berikut 9 langkah yang bisa kita ikuti untuk menghindari burnout kerja dari rumah:
- Mengenakan pakaian kantor saat bekerja
Kelihatannya sederhana, tapi mengenakan pakaian kantor berarti kita menjaga rutinitas fisik yang biasa dijalani saat bekerja secara normal. Ini merupakan indikator perubahan dari ‘kita bersantai di rumah’ menjadi ‘kita bekerja di rumah.’ Bagi perempuan, kita bisa tambahkan make up simpel. Perubahan penampilan semacam ini saat di rumah harus kita jaga supaya semangat kerja dan rasa percaya diri tetap ada.
-
- Ganti baju santai saat istirahat
Sebaliknya, ketika jam kerja sudah selesai, segera ganti ke baju rumahan. Lagi-lagi ini upaya untuk menjaga rutinitas fisik saat bekerja secara normal yang menurut para ahli psikologi penting dipertahankan. Dari dress kerja ganti ke daster, pasti mood berubah, kan. Kita jadi enggak berasa stuck harus kerja 24 jam dari rumah. - Tetap luangkan waktu untuk jalan-jalan kecil di sekitar rumah
Bila biasanya tiap pagi kita keluar untuk menuju kantor, ganti dengan kegiatan jalan-jalan kecil sekitar rumah sebelum mulai kerja. Selain mengenakan pakaian kantor, jalan-jalan juga merupakan upaya menjaga rutinitas fisik saat situasi kerja normal. Bisa juga kita ganti dengan olahraga ringan sebelum kerja. - Jaga batasan sosial
Jam makan siang yang biasanya tertib, jadi berantakan sejak work from home. Apalagi ditambah harus mengurus anak yang sedang belajar online. Kalau memang ada hal-hal mendadak di luar pekerjaan yang harus dilakukan saat jam kerja, komunikasikan dengan tim. Gunakan fasilitas Out Of Office reply di email kita. Bila ada yang masih nekat menghubungi kita via email atau WA di luar jam kerja yang ditentukan, beritahukan bahwa akan dibalas besok pagi. Supaya batasan sosial berjalan lancar, tentukan dari awal struktur serta koordinasi dengan tim kerja.
-
- Fokus pada pekerjaan yang paling penting
Riset membuktikan bahwa pekerja hanya bisa benar-benar produktif selama tiga jam setiap hari. Dengan beban yang menumpuk selama pandemic COVID-19, waktu produktif kerja di rumah ini bisa jadi semakin berkurang. Sehingga agar memanfaatkan waktu secara efisien kita harus mengutamakan pekerjaan yang benar-benar penting. Pekerjaan-pekerjaan rutin yang masih bisa ditunda, tidak perlu dikerjakan sekarang bila memang tidak waktu. - Buat goals atau to do list.
Membuat daftar hal-hal yang harus dilakukan tiap hari membantu pekerjaan lebih terorganisir. Selain itu ada rasa puas saat berhasil menandai pekerjaan-pekerjaan yang berhasil diselesaikan dalam sehari. Sense of achievement ini penting dipelihara supaya tidak merasa stuck kerja di rumah. - Disiplin waktu kerja dan istirahat
Pekerja yang merasa harus on terus akan mengalami risiko burnout lebih tinggi saat kerja di rumah daripada di kantor. Ketika kita terus-terusan merasa harus segera membalas email kerja saat weekend atau lagi nonton film, akan mengurangi produktivitas sekaligus mempengaruhi kesehatan mental. Di tengah masa pandemi COVID-19, penting untuk saling membantu dan mendukung sesama untuk menegaskan batasan waktu kerja dan istirahat. - Conference call dengan kolega tidak cuma untuk kerja
Salah satu kenikmatan kerja adalah ngobrol-ngobrol santai dengan kolega. Saat WFH, kenikmatan ini susah dilakukan. Tiap conference call, kita harus efisien berbicara tentang pekerjaan. Padahal dalam hati rindu bersantai bersama kolega sambil makan gorengan. Untuk menuntaskan rasa rindu tersebut, sekali waktu atur zoom call dengan teman-teman satu tim tanpa berbicara tentang pekerjaan. Lakukan sambil ngopi bareng. Sisakan waktu 15-20 menit melakukan ini di tengah jam kerja. Kerinduan terjawab, suasana hati pun lebih santai. - Me time
Bagi kita yang tinggal bersama anggota keluarga atau pasangan, susah untuk melakukan kegiatan personal yang disukai selama masa PSBB. Boro-boro ke salon, berlama-lama di toilet menikmati waktu sendiri saja susah. Tapi bukan berarti tidak ada waktu sama sekali untuk me time, lho. Kita bisa memberitahukan kepada anggota keluarga tentang kebutuhan untuk melakukan kegiatan yang disukai sendirian. Seperti baca buku, yoga, memasak. Atur waktunya, contoh, satu jam tiap hari Sabtu. Kita berhak akan kebahagiaan personal dan bukan cuma membaktikan diri untuk orang lain dan perusahaan.
Pandemi COVID-19 telah mengajarkan bahwa kita harus bersiap akan segala kemungkinan, termasuk gaji yang dipotong atau perusahaan tempat kerja bangkrut. Oleh karena itu kita harus mulai melindungi diri sendiri dengan melakukan investasi yang cukup aman. Reksa Dana Terproteksi yang dirilis bank DBS dikelola oleh manajer investasi yang akan memastikan dana akan semakin berkembang. Reksa Dana Terproteksi melindungi 100% pokok investor pada saat jatuh tempo dan memberikan hasil pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan produk perbankan tradisional seperti tabungan. Untuk info lebih lanjut klik di sini.