Seberapa pun rindu hangout bareng teman-teman, apakah kita siap menyambut the new normal?
-Empat bulan lalu kalau ada orang yang nanya apakah saya sanggup berdiam di rumah selama 60 hari, pasti akan disambut ucapan, “Gila lo, ya! Hahaha.” Meski bukan tipe orang yang gila party, saya enggak bakal mau menghabiskan Sabtu dan Minggu di rumah saja. Setidaknya ada satu hari di akhir pekan saya pergi keluar untuk bertemu teman atau sekadar menyegarkan mata di mal. Remote working dalam bayangan saya pun bukan kerja di rumah. Melainkan me time bekerja di coffee shop kesayangan. Saya pun FOMO (Fear of Missing Out) banget untuk beberapa hal, seperti rajin nonton film di bioskop, nyobain restoran hits yang Instagramable, ngemal untuk ngecek koleksi fashion terbaru.
Tapi sejak masa pandemi COVID-19, semua kebiasaan ini berubah total. Hampir di seluruh belahan dunia semua orang dipaksa untuk di rumah demi memutus rantai virus COVID-19. Mal, bioskop, museum, tempat olahraga dan wisata harus ditutup. Acara yang berpotensi mengundang publik dalam jumlah banyak harus ditunda atau dibatalkan. Sebagai orang yang suka nonton bioskop dan live music, tentunya ini lumayan menyiksa. Saya kangen banget aroma bioskop saat masuk ke dalam teater. Rencana nonton Rich Brian dalam acara Head in the Clouds gagal total. Jangankan mau liburan setelah Lebaran, berkunjung ke rumah saudara saja enggak bisa.
Enggak bisa dipungkiri, pada awal masa isolasi, saya merasa terperangkap dalam rumah. Namanya cabin fever. Perasaan sedih, bosan, gelisah, mudah tersinggung, dan beragam perasaan negatif lainnya akibat terlalu lama diam di suatu tempat dan terisolasi dari lingkungan sekitarnya. Apalagi ditambah berita tentang COVID-19 yang semakin ganas menyerang berbagai negara.
Ketika dituntut menghabiskan waktu di rumah, mau tidak mau, suka tidak suka, saya harus menemukan rutinitas baru. Bangun lebih pagi untuk yoga dengan video online. Lebih banyak memasak daripada jajan di luar. Mencoba nonton banyak serial untuk menghabiskan waktu. Disiplin diri untuk tetap produktif meski kerja dari rumah.
Lalu perlahan-lahan saya pun mulai menikmati #dirumahaja. Enggak perlu terjebak macet di jalanan. Jumlah tabungan lebih terjaga karena hasrat belanja atau nongkrong di restoran menghilang begitu saja. Enggak perlu shaving bulu kaki. Tampil apa adanya tiap hari tanpa harus pakai make up atau memakai baju yang bagus. Tiada lagi rasa FOMO karena memang kita enggak ketinggalan update apapun. Nyaris seisi dunia memperlambat diri. Sekarang kalau mau party, kita enggak perlu dandan. Cukup ikut live IG DJ yang kita suka, kalau bosan, ya tinggal leave aja.
Kini new normal akan segera diberlakukan. Video orang-orang menyerbu mal jelang Lebaran menandakan banyak yang sudah enggak sabar untuk kembali seperti dulu. Meski PSBB belum resmi berakhir, sekitar rumah saya sudah diramaikan mobil dan motor yang bersliweran. Pemerintah pun sudah resmi mengumumkan pegawai negeri akan kembali bekerja di kantor mulai 5 Juni 2020.
-Tiba-tiba membaca berita-berita ini memunculkan kecemasan baru dalam diri saya. Siapkah saya kembali keluar sana? Karena saya tersadarkan bahwa masa-masa isolasi #dirumahaja itu nyaman banget. Saya akan merindukan masa kita bisa menyelamatkan dunia dengan rebahan di rumah. Kehidupan lebih lambat yang memberikan kita kesempatan untuk melakukan refleksi atas keinginan dan tujuan hidup yang sesungguhnya. Periode ketenangan yang mungkin tidak akan kita dapatkan lagi.
Don’t get me wrong, saya bersyukur roda perekonomian akan kembali lebih cepat bergulir. Hanya saja the new normal berarti perubahan yang radikal tidak cuma dalam hal kita harus pakai masker atau face shield. Tapi juga mendefinisikan ulang hal-hal yang kita anggap penting. We are learning to continue living.
Seperti, selama isolasi diri saya menyadari bahwa melakukan berbagai transaksi bank akan sangat mudah bila didukung aplikasi yang nyaman dan lengkap. Seperti digibank dari DBS. Dalam masa pandemi COVID-19 DBS meluncurkan program #DBS Stronger Together Fund untuk membantu para pekerja harian yang terdampak secara ekonomi. Setiap donasi yang kita berikan dengan menggunakan kartu debit atau kredit digibank, DBS akan memberikan tambahan donasi maksimal sebesar Rp 1 juta rupiah. Donasi dapat dilakukan di sini
Mari bersama-sama jadi manusia lebih baik dalam era the new normal dengan saling menolong untuk bersama-sama bertahan di tengah pandemi.