Riuh Barang Mewah di Asia
Global/Wawasan / 08 December 2014
Pertumbuhan ekonomi Asia mendorong lahirnya kelas menengah baru yang memiliki daya beli dan selera yang lebih tinggi. Kesejahteraan meningkat, dan umumnya negara di kawasan ini telah menuntaskan permasalahan krusial seperti pendidikan dan kesehatan dasar. Meski masih melanda segelintir negara Asia, kelaparan dan ketidakstabilan politik tak lagi dominan.
Saat ini kita menyaksikan perubahan besar tengah terjadi di Asia. Transformasi dari masyarakat agraris menjadi urban; masyarakat yang berpendidikan dan melek informasi. Inilah masyarakat yang mencari nilai lain dari produk yang dikonsumsinya, yaitu kebanggaan. Barang mewah menjadi perwujudan kebanggaan dan sukses seseorang di lingkungannya. Ini sesuai dengan konsep “wajah” atau kehormatan yang diyakini masyarakat Cina dan Asia pada umumnya.
Tentu, berbagai faktor juga ikut mendorong wawasan masyarakat Asia terhadap produk mewah. Sebanyak 100 juta turis Cina, yang mendominasi jumlah wisatawan Asia, ikut memperkenalkan produk-produk mewah ke negara asalnya. Di bidang infrastruktur, kemudahan transportasi dan komunikasi membuat akses memperoleh barang mewah lebih mudah.
Transportasi yang lebih baik memudahkan suplai barang mewah pasar ke kawasan-kawasan urban Asia. Kelancaran transportasi sangat krusial karena produk berkelas, seperti perhiasan dan produk kulit, harus dikirim dengan perlakuan khusus secara cepat untuk menjaga kualitasnya. Sejumlah barang juga harus dipastikan terkirim dengan aman karena harganya yang sangat mahal bisa menjadi sasaran perampokan.
DBS Group Research dalam serial laporan Asian Gamechangers bertajuk “Open Your Wallet, Rising Spending in Asia” menyebutkan Cina menjadi pendongkrak konsumsi barang mewah Asia. Tahun lalu, konsumsi Cina berada di peringkat tiga, melampaui Italia dan Perancis.
Empat rumah brand ternama utama Eropa yaitu Kering , LVMH, Richemont, dan Hermes diperkirakan akan mengalami kenaikan keuntungan dari €15,56 miliar pada 2012 menjadi €60,56 pada 2023. Ini menjadikan Asia sebagai pasar dari separuh barang mewah para pemegang merek tersebut.
Selain produk fesyen, makan dan minuman yang selama ini identik dengan dunia Barat juga meramaikan pasar Asia. Kita mendapati tingkat konsumsi beras perkapita masyarakat Asia terus menurun, digantikan oleh gandum, buah-buahan dari daerah empat musim, dan produk makanan tinggi protein dan kalori. Meningkatnya teknologi pengolahan susu dan mudahnya pengiriman membuat produk keju, yoghurt, dan UHT akrab bagi konsumen Asia.
Akan halnya dengan Wine, yang identik sebagai minuman kelas atas di negara Barat, kini mudah ditemukan di kota-kota di Asia. Tahun lalu, Cina, termasuk Hong Kong, merupakan konsumen terbesar wine (1,86 juta botol), naik 136% dibanding 2008. WHO mencatat, konsumsi per kapita alkohol murni di Cina akan naik 23% menjadi 8,3 liter pada 2025 dibanding 2010. Tren yang sama dengan besaran berbeda juga akan dialami negara Asia lainnya.
Di samping perubahan pola makan, kesadaran akan cara memasak dan menyajikan makanan yang lebih baik (fine dining) mendorong pertumbuhan restoran-restoran modern di kawasan urban, yang diramaikan oleh franchise asing. Di saat yang sama, berbagai franchise lokal—antara lain masakan Korea, Jepang, Vietnam—juga muncul dengan standard pengolahan dan penyajian yang lebih baik sehingga memberi nilai tambah dan gengsi bagi konsumennya.
Sektor lain yang juga diramaikan oleh produk atau layanan mewah adalah kesehatan. Meningkatnya kesejahteraan membuat harapan hidup lebih panjang. Layanan kesehatan yang dicari pun tak lagi sebatas mengatasi penyakit, tapi terapi untuk membuat tubuh lebih fit dan produktif. Maka konsumen pun rela mengeluarkan uang lebih banyak untuk memenuhi tujuan itu.
Pencarian layanan kesehatan terbaik juga memunculkan “medical tourism”. Mereka yang bepergian ke luar negeri untuk mendapat layanan kesehatan ini didasari oleh dua hal, yaitu mendapatkan layanan yang tidak tersedia di dalam negeri, atau mencari layanan yang lebih murah di luar negeri. Umumnya, para konsumen adalah mereka yang mencari layanan kesehatan tercanggih, baik untuk tujuan medis murni (penyakit kritis) atau operasi kecantikan. Baca selengkapnya disini