Inovasi, Kolaborasi, dan Konsistensi Kunci Keberhasilan Transformasi Ekonomi Indonesia
Indonesia / Ekonomi / 29 November 2014
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan pasar global saat ini, bangsa Indonesia menghadapi tantangan untuk membawa perubahan ekonomi menjadi kuat secara finansial, berkelanjutan, dan berkeadilan sosial. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini para ahli di bidang ekonomi dan para pemimpin politik bangsa mengulas perkembangan tren dan strategi pembangunan terkini di bawah Kabinet Kerja yang baru, serta berbagi wawasan seputar peluang pertumbuhan bisnis dan investasi di Indonesia. Demikian hasil seminar tahunan ‘DBS Asian Insights Seminar 2014’ yang hadir dengan tema ‘Gamechanger; Championing a Better Indonesia’ di Jakarta, 25 November 2014.
DBS Indonesia menghadirkan para pakar untuk berbagi pandangan mereka. Pembicara yang hadir dalam seminar kali ini: Sofyan A. Djalil, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia; Andrinof Chaniago, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Kepala Bappenas); Kuntoro Mangkusubroto, Guru Besar Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung; Muhammad Chatib Basri, Pengamat Ekonomi Senior dan Menteri Keuangan Republik Indonesia (2013-2014); Mari Elka Pangestu, Pengamat Ekonomi Senior dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (2011-2014); Lin Che Wei,Pengamat Keuangan dan Pendiri Independent Research and Advisory Indonesia; Melvin Teo,Presiden Direktur DBS Indonesia; Gundy Cahyadi, Economist di DBS Group Research; dan Maynard Arif, Head of Research di DBS Vickers Indonesia. Ulasan mereka diharapkan dapat membantu para nasabah dan masyarakat dalam mengambil keputusan strategi bisnis yang tepat dan turut mengawal perubahan untuk Indonesia maju.
Perlambatan ekonomi Indonesia saat ini adalah momentum yang tepat untuk mengawal reformasi kebijakan-kebijakan struktural ekonomi untuk menciptakan perubahan jangka panjang yang lebih baik. Sofyan Djalil menjelaskan bahwa tantangan ke depan tidaklah mudah mengingat kondisi ekonomi dunia yang sedang melesu, tetapi kunci kemajuan sebuah negara adalah menggulirkan kebijakan yang tepat guna (good policy) secara konsisten. Kebijakan fiskal perlu diarahkan untuk dapat membuka lapangan kerja, membangun infrastruktur, dan mendorong investasi untuk pembangunan. Kebijakan di sektor riil seperti penyediaan listrik di daerah juga perlu diarahkan agar lebih optimal. “Oleh karena itu, tantangannya sekarang adalah menciptakan iklim kemudahan untuk melakukan bisnis di seluruh Indonesia,” tegas Sofyan Djalil, “Dan saya yakin kami (pemerintah baru) dapat menepati apa yang telah kami janjikan.”
Dalam menghadapi beragam tantangan masa kini, Indonesia harus berinovasi. Meski sulit, inovasi diperlukan untuk menciptakan ekosistem implementasi kebijakan yang baik. Demikian penjelasan yang disampaikan oleh Kuntoro Mangkusubroto.
Para pembicara diskusi panel yang dimoderatori oleh Rosiana Silalahi juga berkesempatan menyampaikan pandangannya terkait persoalan bagaimana melakukan perubahan atau transformasi di tengah kondisi eksternal yang tidak mendukung. Mari Elka Pangestu, berpendapat bahwa tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia adalah implementasi. “Kebijakan yang baik saja tidak cukup; tantangannya adalah implementasi. Jika tidak bisa mengubah semua, maka mulailah dengan perubahan hal yang kecil. Oleh karena itu, yang akan menjadi gamechanger bagi Indonesia adalah kreativitas dan inovasi,” ujar Mari E. Pangestu. Senada dengan pandangan tersebut, Chatib Basri menjelaskan bahwa melakukan reformasi bisa dimulai dengan melakukan perubahan-perubahan pada hal yang sederhana, baru setelah berhasil bisa diadopsi secara meluas.
Indonesia perlu menciptakan iklim investasi yang kompetitif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Lin Che Wei menyampaikan bahwa kuncinya adalah eksekusi yang baik oleh pemerintah dan menggapai ‘low-hanging fruits’ untuk membangun momentum, misalnya dengan mengubah kebijakan untuk debottle-necking prosedur perizinan bisnis di Indonesia.
“Momentum emas bagi Indonesia adalah dalam kurun waktu 3-5 tahun ini karena ini merupakan saat yang tepat untuk reformasi kebijakan struktural ekonomi yang dapat membawa perubahan positif secara jangka panjang,” ungkap Gundy Cahyadi, Ekonom DBS Group Research, “Bagi kami yang penting adalah melihat implementasi kebijakan pemerintah secara bertahap namun konsisten.”
Konsistensi menjadi faktor penting yang mempengaruhi pasar modal. Hal ini dijelaskan oleh Maynard Arif, Head of Research di DBS Vickers Indonesia, “Selain faktor eksternal dan dinamika ekonomi global, naik-turunnya bursa saham juga sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar. Oleh karena itu, eksekusi dan konsistensi dalam implementasi harus dijaga untuk mempertahankan momentum yang baik.”
Menangkap kemauan dan niat baik dari pemerintah, Presiden Direktur DBS Indonesia, Melvin Teo menyampaikan dalam sambutannya, “Harapan kami dari diselenggarakannya acara ini adalah untuk bisa mengetengahkan ide, agenda, dan hal-hal yang dapat ditindaklanjuti bersama untuk kemajuan perekonomian Indonesia,” ungkap Melvin, “Tahun ini DBS Indonesia merayakan Hari Jadi yang ke-25 dan kami siap berkolaborasi untuk mengawal perubahan bagi Indonesia maju.”
Perekonomian nasional yang sehat tentunya perlu didukung pula oleh fondasi ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Terkait hal ini, Andrinof Chaniago melihat bahwa pemerintah Indonesia perlu mengarahakan kebijakannya untuk membantu agar semua pelaku ekonomi bisa berproduksi, misalnya dengan kebijakan fiskal untuk membiayai hal-hal yang bersifat produktif seperti infrastruktur.
Selain masalah infrastruktur, kepastian hukum, dan birokrasi, Indonesia juga perlu memperhatikan masalah financial inclusion masyarakat dalam perbankan. Hal ini penting untuk memberikan akses finansial kepada seluruh pelaku ekonomi di Indonesia. Chatib Basri mengungkapkan bahwa persoalannya saat ini 80 persen penduduk Indonesia masih belum memiliki akses perbankan. Salah satu cara untuk mengatasi persoalan ini adalah dengan cara mobile banking yang didukung oleh infrastruktur teknologi informasi yang memadai dan platform pembayaran yang handal. Baca selengkapnya disini