Bisa jadi hal-hal tersebut dialami bukan karena kita kekurangan motivasi. Tapi memang tanpa disadari ada ‘dosa’ atau kebiasaan-kebiasaan buruk yang kita lakukan di rumah yang mempengaruhi semangat kerja. Dan sebetulnya bila kita mengubah ‘dosa-dosa’ tersebut, maka bisa meningkatkan kepuasan kerja. Apa saja, sih?
Seorang professor psikologi dan pakar perilaku ekonomi Dan Ariely berpendapat bahwa menekan tombol snooze berulang-ulang akan membingungkan pikiran kita setiap mendengar bunyi alarm. Otak kita tidak lagi mengenali bunyi alarm sebagai tanda untuk bangun dari tempat tidur. Tapi justru menganggapnya sebagai tanda kita masih punya beberapa menit lagi untuk tidur yang sebenarnya bisa kebablasan tidur sampai entah kapan. Kualitas tidur setelah menekan tombol snooze pun kurang baik karena biasanya ada rasa tidak tenang. Akibatnya kita cenderung terbangun dengan keadaan kurang segar bila dibandingkan saat langsung bangun tanpa menekan tombol snooze.
Mulai sekarang, taruh alarm jauh dari jangkauan kita sehingga mau tidak mau harus bangun dari tempat tidur untuk mematikannya. Pikirkan juga waktu ekstra yang bisa dilakukan bila tidak menekan tombol snooze. Kita bisa olahraga ringan sebelum mandi, berdandan sedikit lebih lama atau hal-hal lainnya yang bisa meningkatkan mood di pagi hari.
Pulang kantor, kita asyik scrolling Instagram. Dari mengikuti berita terbaru, gosip artis sampai stalking mantan. Hingga tak terasa sudah larut malam dan harus tidur. Bangun pagi pun dibuka dengan tenggelam dalam medsos. Salah satu efek paling mengerikan dari medsos adalah membandingkan hidup kita dengan orang lain yang berakibat perasaan insecure, ujar Nicole Amesbury, kepala pengembangan klinis dari perusahaan terapi online, Talkspace. Alasan lainnya setiap kali kita mendapat likes atau comment yang positif di medsos, ada sejumlah dopamine yang dilepaskan sehingga ada perasaan bahagia. Tapi ketika kita tidak mencapai ‘likes’ yang diinginkan, timbul perasaan kosong yang mengganggu.
Kebiasaan online medsos terus-terusan ini mempengaruhi tingkat konsentrasi di pekerjaan. Di tengah-tengah mengerjakan laporan keuangan, kerap muncul perasaan mendesak untuk mengecek medsos untuk tahu gosip terbaru. Yang tadinya mau ngecek medsos cuma lima menit, jadi tiga puluh menit terbuang.
Gampang sekali memikirkan berbagai alasan untuk menghindari olahraga. Terlalu banyak rapat, otak dan badan yang sudah telanjur lelah selepas kerja, jalanan yang macet. Sayangnya banyak orang tidak sadar bahwa olahraga tidak cuma berdampak baik untuk kesehatan fisik. Anxiety and Depression Association of America mengemukakan olahraga sangat penting bagi kesehatan mental kita. Banyak studi membuktikan olahraga bisa mengurangi rasa letih, meningkatkan konsentrasi dan memperbaiki fungsi kognitif kita secara keseluruhan. Ini sangat berguna ketika kita merasa stres di lingkungan kerja yang berefek semangat kendor dan susah berkonsentrasi.
Usahakan berolahraga di pagi hari sebelum kerja. Siapkan semua perlengkapan olahraga kita di malam hari. Baju, legging, sepatu, botol minuman dan snack. Sebelum tidur otak sudah memprogram akan olahraga, sehingga keesokan harinya kita sudah siap secara mental.
Ya memang kulit ayam original KFC itu bikin lidah menari-nari senang. Begitu pun burger berisi daging tebal dan keju. Apalagi ditambah soft drink. Buat kita yang tinggal sendirian, junk food adalah solusi paling gampang daripada masak setelah seharian bekerja. Wajar banget, kok. Tapi makanan junk food berpotensi meningkatkan berat badan dan tidak memberikan gizi yang tepat agar otak berfungsi secara efektif. Sebuah artikel berjudul Nature Reviews Neuroscience terbitan tahun 2010 menerangkan bahwa mengkonsumsi lemak trans yang banyak terdapat di junk food akan menghambat kerja syaraf di otak kita. Akibatnya pekerjaan bisa berantakan gara-gara otak kita sulit diajak kerjasama.
Mana dari keempat ‘dosa’ di atas yang paling sering kita lakukan? Apakah kebiasaan tersebut mempengaruhi produktivitas kerja? Bila iya, maka sudah saatnya kita berubah. Coba lakukan hal baru yang lebih positif selama 21 hari terus menerus agar menjadi kebiasaan baru. Kalau seandainya kita sempat skip, jangan berhenti. Terus berusaha dan pelajari mengapa sempat gagal. Tetap semangat untuk berusaha menjadi versi terbaik dari diri kita!