Photo by Court Prather on Unsplash
Ekspresi Dinda dan Lidya dalam foto-foto liburan mereka di Bali yang di-posting di Instagram story nampak penuh keceriaan. Menikmati sunset di La Plancha, Seminyak. Berjemur sambil menyantap pizza di Sundays Beach Club, Uluwatu. Kenyang tanpa rasa bersalah berkat menu sehat di Nalu Bowls. Tapi di balik keseruan yang dipamerkan di media sosial, diam-diam Dinda menyimpan kegundahan. Beberapa kali Dinda harus membayar makanan dan minuman di kafe atau restoran yang mereka datangi. Lidya berkilah, “Nanti aku ganti, ya. Sorry aku lagi enggak bawa uang tunai, nih.” Sampai liburan usai, Lidya tidak pernah berusaha menyinggung lagi soal biaya yang harus dibagi. Bahkan ketika mereka sudah kembali ke ibukota menekuni pekerjaan rutin.
Ketidakjelasan pembagian biaya liburan bersama teman bukan cuma menimbulkan dampak kemiskinan kepada salah satu pihak, tapi juga mengancam kelanggengan persahabatan. Daripada terpaksa makan mie instan saat tanggal tua gara-gara malu membahas pengeluaran liburan bersama teman, mending lakukan strategi ini:
Setiap orang memiliki target biaya yang akan dihabiskan. Tentukan biaya dari sebelum liburan dimulai. Kita juga akan lebih mudah mengatur tempat-tempat yang akan didatangi setelah tahu total biaya yang terkumpul.
Ada orang yang dari awal bersedia menalangi pos biaya yang besar, seperti mem-booking penginapan. Ada yang membayar biaya transportasi. Pastikan dari awal jadwal dan mekanisme pembayaran pengeluaran-pengeluaran ini. Misal, sehari setelah liburan, semua orang akan dapat tagihan dan harus membayar maksimal tujuh hari ke depan. Kalau perlu dalam bentuk tertulis supaya tidak terjadi keributan.
Untuk menghindari kerepotan, kita bisa membuat semacam uang kas yang akan dihabiskan bersama-sama. Misal, empat orang teman masing-masing sepakat menyisihkan lima juta untuk keperluan transportasi dan penginapan liburan di Eropa. Total dua puluh juta ini disatukan sehingga pengeluaran akan diambil dari uang kas tersebut.
Minimal satu orang dari anggota liburan harus bersedia jadi relawan akuntan. Dia yang akan mencatat pengeluaran yang wajib dibagi. Sebaiknya dilakukan oleh orang yang teliti, pintar berhitung dan cukup tegas.
Ini yang paling tricky. Biasanya ada orang yang makan lebih sedikit, ada yang pemilih makanan, ada yang porsi makannya banyak. Sebaiknya pastikan restoran mau membagi bill untuk tiap orang. Kalau pun tidak, bawa uang tunai agar tiap orang segera bisa membayar tagihan kepada yang menalangi biaya konsumsi saat itu.
Sekarang kita sudah enggak perlu lagi pakai pulpen dan kertas buat catat pengeluaran. Kita bisa meng-update pengeluaran melalui Google documents yang di-share ke semua orang. Ada juga aplikasi Splitwise yang memungkinkan kita membuat grup di dalam aplikasi dan mencatat berbagai pengeluaran, termasuk orang yang masih utang dan memberikan piutang. Kita juga bisa mengunggah bon, membagi secara prosentase dan bahkan mengirim notifikasi via email supaya enggak perlu ada momen awkward menagih teman.
Selalu masukkan pos pengeluaran dari nilai mata uang yang digunakan di tempat liburan. Tapi kemudian bayar dengan mata uang negara kita yang sudah dikonversikan. Seharusnya perhitungan nilai tukar tidak akan banyak berubah ketika liburan sudah selesai.
Sebentar lagi kita akan menikmati liburan panjang setelah Lebaran. Yuk, mulai hunting tiket liburan di Tiket.com setiap hari Kamis. Karena ada diskon hingga Rp 500.000 bila menggunakan kartu debit dan kredit Digibank untuk minimum transaksi Rp 5.000.000.