Pada tahun 2010 Brandon Stanton dipecat dari pekerjaannya sebagai pialang saham. Ia hanya memiliki kamera dan keinginan membara menjadi fotografer. Brandon yang saat bekerja selalu terobsesi dengan uang dan pasar modal, memutuskan mengubah tujuan hidupnya. “Saya memutuskan bahwa saya tidak akan lagi fokus memikirkan tentang uang, tapi bagaimana menghabiskan waktu yang dimiliki,” ujar Brandon. Lelaki kelahiran tahun 1984 ini berpikir bahwa yang dibutuhkan bukan waktu secara fisik, tapi waktu secara mental, yang berupa kebebasan melakukan hal-hal yang diinginkan. Sejak itulah ide Humans of New York (HONY) lahir.
Brandon menyusuri jalanan New York untuk mengabadikan profil manusia-manusia yang menarik perhatiannya. Bagi Brandon, New York adalah kota dengan manusia-manusia paling beragam di dunia. Beberapa tahun kemudian, tanpa dinyana, proyek HONY, telah menyentuh jutaan hati orang di seluruh dunia. Dua buku yang dirilisnya menjadi best seller. Majalah Time di tahun 2013 menobatkan Brandon sebagai figur di bawah usia 30 tahun yang paling berpengaruh di dunia. Brandon sempat berusaha menggeluti fashion photography, tapi kemudian ia sadar, orang tidak tertarik pada foto yang dihasilkan. Melainkan pada cerita tentang subyek foto yang ia bagikan.
Bagaimana cara Brandon mendekati orang asing dan membuat mereka membuka diri di HONY? “Awalnya saya takut banget. Tapi seiring waktu saya sadar ini bukan apa yang kamu katakan pada orang yang tak dikenal, tapi energi yang kamu berikan pada mereka.” Menurut Brandon, sebagai fotografer jalanan, kita harus siap bila orang menolak ajakan mengabadikan dirinya. Di awal memulai HONY, dua dari tiga orang yang didekati Brandon akan menolak penawarannya. Selain itu, ada beberapa hal lain yang dilakukan Brandon untuk menghasilkan cerita yang datang dari hati:
Ketika kita menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu yang tulus serta kasih sayang, maka orang yang tak dikenal akan lebih mau berbagi cerita. Brandon tidak ragu menghabiskan waktu 30-40 menit duduk bersama subyek fotonya untuk menggali kisah hidupnya. Ketulusan juga berarti jangan men-judge pilihan hidup seseorang. Biarkan ceritanya mengalir tanpa mempengaruhinya dengan nilai-nilai yang kita anut.
Manusia akan merasa ‘terpanggil’ dengan content yang emosional. Semakin kuat emosi dalam cerita yang dipaparkan, semakin kuat rasa yang muncul. Emosi dalam cerita bisa positif maupun negatif dan keduanya bisa memberikan dampak viral. Brandon mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membangkitkan sisi emosional. Tapi cerita yang diangkat selalu dari sudut yang positif. Kisah-kisah yang ditampilkan HONY menarik perhatian orang karena relevan dengan emosi yang dirasakan audiensnya. Ini contoh pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Brandon:
Saat melihat penampilan seseorang yang akan diabadikan, seringkali kita memiliki ekspetasi tertentu. Tapi suatu cerita akan semakin menarik bila plotnya tidak seperti yang diduga di awal. Jadi carilah pertanda-pertanda yang akan merombak ekspetasi kita. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang akan membuat orang lain (termasuk kita) terkejut bila mengetahui cerita tentang orang ini? Misalnya, memotret nelayan perempuan yang membawa jala penuh ikan. Saat kita berbicara dengannya, muncul cerita bahwa ia telah melaut sejak kecil karena ayahnya diam-diam suka mengajaknya meski dilarang oleh sang ibu. Tantangannya sebagai fotografer, kita harus bersabar dan membiarkan hal-hal ini muncul secara alami dalam interview.
Di era media sosial, kita memiliki kesempatan melengkapi foto dengan caption yang menggugah emosi. Ini suatu hal yang sesungguhnya masih jarang dimiliki oleh kebanyakan fotografer. Setiap orang memiliki cerita menarik. Robin Moore, penulis asal Amerika, pernah berkata, “Inside each of us is a natural-born storyteller, waiting to be released.”
Salurkan sisi pencerita dalam jiwa kita melalui DBS Live More Society Photo Competition 2018 yang bertema, Your Daily Kindness. Dengan berbagi momen kebaikan yang disaksikan, maka kita memiliki kesempatan memenangkan perjalanan fotografi ke Flores, NTT berasama Du’Anyam. Kompetisi berlangsung dari 11 Juli – 16 September 2018. Share the kindness to inspire more kindness.