
  
Karena sampah dari dapur adalah salah satu penyumbang limbah makanan  terbesar. 
  Tahukah kamu  kalau Indonesia menjadi negara dengan produksi sampah makanan terbanyak di Asia  Tenggara? Kalau belum, simak ini baik-baik, ya. Menurut laporan dari United  Nations Environment Programme (UNEP) yang berjudul Food Waste Index 2021, total  sampah makanan di Indonesia mencapai 20,93 juta ton tiap tahun. Untuk  melengkapi faktanya, ada data dari Bappenas (2021) yang membuktikan kalau rumah  tangga menjadi penyumbang terbanyak sampah makanan dengan persentase 53,25%. 
Bukan cuma bikin sampah di bumi jadi makin banyak, makanan yang terbuang itu diperkirakan menyumbang sebanyak 8-10% emisi gas rumah kaca secara global. Kamu tahu, kan, kalau efek rumah kaca yang berlebihan akan menyebabkan pemanasan global di mana suhu di bumi akan naik secara signifikan? Belum lagi dampaknya yang bikin perubahan iklim, kekeringan, dan bencana alam berlebihan. Ngeri banget, ya!
Makanya, mulai sekarang mari kita memasak tanpa sampah atau zero waste cooking. Gerakan memasak tanpa menghasilkan limbah ini artinya kamu berupaya memasak dengan meninggalkan limbah sesedikit mungkin atau tidak sama sekali. Meski awalnya terdengar susah, tapi nggak ada yang mustahil. Baca terus untuk mendapatkan tips memasak bebas sampah.
Baca Juga: Yuk, Join ke 5 Komunitas Urban Farming Ini, Biar Bumi Lebih Asri
  #1 Beli Dari Pasar Dekat Rumah
  
  
  
  Membeli hasil bumi di  supermarket, meskipun nyaman, sering kali dibungkus dengan banyak kemasan  plastik yang nggak perlu-perlu amat, dan biasanya lebih mahal. Sebaliknya,  pasar tradisional/modern di dekat rumah memberimu pilihan untuk membeli produk  segar tanpa kemasan berlebih. Daaan, kesempatan untuk membeli buah atau sayur  yang lagi musim dengan harga yang lebih murah. Misalnya, waktu musim tomat,  harganya bakal super-murah. 
Apalagi kalau bisa beli di dekat rumah, kemudian langsung dari petaninya, wah sudah pasti jejak karbon kita jadi makin kecil. Supaya makin ramah lingkungan, bawa tas belanja dan wadah sendiri sebagai tempat menyimpan belanjaan.
  #2 Masak dalam porsi kecil
  
  
  
  Lebih baik memasak dalam  porsi kecil daripada besar untuk meminimalisir sampah makanan. Tapi tentu saja  kuncinya semua makanan dikonsumsi enggak ada sisa. Untuk menghindari pemborosan,  masaklah memasak dalam porsi sesuai dengan jumlah orang yang akan memakannya. Bisa  juga mengolah satu bahan makanan yang sama untuk menu tiap waktu makan.  Misalnya, ayam goreng dan nasi putih untuk makan siang, lalu sisanya diolah  menjadi nasi goreng ayam buat makan malam. 
  #3 Bekukan
  
  
  
  Ini berlaku untuk bahan  pangan yang masih mentah dan yang sudah matang atau siap saji. Supaya buah dan  sayuran nggak cepat membusuk dan dibuang ke tempat sampah, biasakan untuk  membekukannya. Begitu pula bahan pangan lainnya, seperti ayam, ikan, dan  daging. Dengan membekukannya, kamu seolah menghentikan 'umur' mereka, dan  mereka akan menjadi seperti baru saat kamu akan menggunakannya. Kamu bahkan bisa  membekukan bawang putih, bawang merah, yogurt, roti, dan buncis untuk digunakan  di lain waktu. Namun, gunakan wadah tertutup untuk bahan yang lebih besar  seperti apel dan ice cube tray untuk  bahan yang lebih kecil seperti bawang putih.
  #4 Kompos sampah sayuran dan buah
  
  
  
  Saat mencoba memasak  tanpa limbah, pengomposan sisa makanan adalah koentji. Kudu, wajib, harus  dilakukan. Ini adalah proses pengurangan limbah menjadi tanah kaya nutrisi yang  paling baik digunakan sebagai pupuk. Kamu bisa membuat kompos dari sisa sayuran  dan kulit buah dengan mudah. 
  #5 Reuse, reuse, reuse
  
  
  Gunakan kembali bahan  yang sudah kamu gunakan untuk hal lainnya, sebisa mungkin. Kamu bisa  menggunakan kembali tulang ayam/ikan, kulit bawang dan batang sayur yang sudah  dicuci bersih sebagai bahan untuk membuat kaldu. Kamu bisa menggunakan minyak  yang digunakan untuk menggoreng ayam untuk menggoreng kentang goreng. Plus, kamu  bisa menggunakan kulit jeruk atau lemon untuk bahan pembersih alami serbaguna,  atau dibekukan dan ketika ingin digunakan, kamu tinggal mengeluarkannya,  kemudian diparut, deh.
  #6 Berbelanja dengan rencana
  
  
  
  Berapa kali kamu kesengsem  lihat daging, buah, atau sayuran yang segar dan menggoda, lalu akhirnya dibuang  karena keburu kadaluarsa gara-gara nggak pernah tahu mau dimasak seperti apa?  Untuk menghindarinya, kamu bisa membuat meal  plan. Merancang makanan dan camilan di awal minggu dapat membantu  memastikan kamu benar-benar menghabiskan semua bahan masakan yang sudah dibeli. 
Rencanakan menu makanan, buat daftar belanja, dan bawalah ke pasar. Jangan lupa sesuaikan dengan musim sayuran dan buah-buahan juga.
  #7 Olah sisa makanan sekreatif mungkin
  
  
  
  Pikirkan cara-cara  kreatif untuk menggunakan kembali dan mengolah sisa makanan. Misalnya mengolah  sisa nasi semalam menjadi nasi goreng, membuat ayam goreng sisa untuk disuwir  dan dimasak menjadi isian sandwich, meremukkan gorengan garing menjadi taburan  pecel, atau memasak sambal sebagai bumbu dasar mie goreng. Kalau sisa makananmu  nggak bisa diolah atau belum punya waktu untuk mengolahnya, bekukan saja dalam  wadah berlabel (tanggal dan nama makanan) untuk dinikmati di hari-hari  berikutnya. 
  #8 Simpan dengan rapi dan baik
  
  
  
  Ini penting supaya bisa  memaksimalkan umur bahan masakan atau makanan. Menyimpan dan menggunakan  kembali makanan dengan aman akan bergantung pada tempat penyimpanannya. Karena  itu kamu perlu menyimpannya dalam wadah dan tempat yang tepat. Kamu bisa  membaginya dalam kategori berikut: 
- Mudah basi: buah, sayur, daging, ikan, susu, telur, dan makanan matang
 - Ada jangka waktu tertentu (semi-tahan lama): frozen food, tepung, buah-buahan kering, dan biji-bijian
 - Tahan lama: kacang kering, makanan kaleng, dan bumbu rempah bubuk.
 
Makanan yang mudah rusak bertahan antara 3-7 hari di lemari es atau hingga 6 bulan, tergantung pada makanan dan suhu, di dalam freezer. Simpan makanan semi-tahan lama dalam kantong tertutup dan divakum atau toples tertutup rapat selama 6 bulan hingga 1 tahun. Sebaiknya simpan makanan dalam jar atau stainless steel, bukan wadah plastik. Gunakan kembali wadah dari pembelian makanan dari luar rumah, bila ada dan memungkinkan.
Selain mengurangi sampah, zero waste cooking juga bikin kamu lebih hemat. Kalau sudah berhasil berhemat, bisa ditabung, deh. Pastikan kamu menabungnya di tempat yang tepat juga, sama seperti makanan, supaya makin cuan di masa depan. Kabar baiknya, ada digibank by DBS yang cocok untuk mengelola keuangan dan menambah cuan cuma dalam satu aplikasi saja. Buka tabungannya pun anti-ribet. Cek disini untuk tahu informasi lengkapnya.

