Inilah fashion ramah lingkungan yang memberi kebahagiaan sejati untuk manusia dan bumi.
Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga semesta sekaligus membantu sesama, salah satu caranya adalah dengan membangun bisnis sosial. Seperti yang dilakukan oleh SukkhaCitta yang sejak tahun 2016 bergerak menciptakan sustainable fashion dan memberikan perbaikan ekonomi kepada para perempuan pengrajin dan petani di pedesaan.
Melalui konsep Farm-to-Closet, brand fashion bersertifikasi B Corp ini memanfaatkan hasil alam untuk menciptakan pakaian nan indah serta tahan lama, dan pada proses produksinya berusaha sekuat tenaga untuk nggak mencemari lingkungan. Seperti makna dari namanya yang diambil dari Bahasa Sansekerta, SukkhaCitta ingin semua yang terlibat di dalam brand ini, dari pembuat hingga pemakai produknya merasakan sukacita.
Baca Juga: Keren Banget, Ini Ekonomi Sirkular ala Magalarva Bersama Bank DBS dan Blibli
Sustainable Fashion ala SukkhaCitta
Hal yang bikin tambah kagum adalah kontribusi SukkhaCitta dalam mengurangi jejak karbon. Mereka berani memangkas 25 metrik ton emisi gas rumah kaca. Salah satu caranya dengan mengambil bahan produksi dari sumber yang terdekat. Kalau kebanyakan produsen pakaian di Indonesia memakai kapas hasil impor, SukkhaCitta menggandeng petani kapas di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menghasilkan kapas asli Indonesia.
Bisnis yang keren memang bukan cuma bisnis yang bikin tajir diri sendiri, tapi juga bisa memberikan 'kekayaan' untuk banyak orang dan semesta. Nah, SukkhaCitta telah menjalankannya dengan caranya sendiri. Pertama, mereka mencegah lebih dari 1 juta limbah air dengan menggunakan 100% pewarna alami untuk tiap produk pakaiannya. Tahu sendiri, kan, pencelupan tekstil disebut sebagai salah satu pencemar air di dunia. Inilah mengapa SukkhaCitta menggunakan bahan alami sebagai pewarna pakaian, seperti tanaman secang (sappan wood), pelepah pisang, dan kayu mahoni.
Kedua, SukkhaCitta jadi jembatan antara orang-orang yang peduli sama fashion ramah lingkungan dan ingin memberikan dukungannya dengan para pengrajin yang menjaga kearifan lokal di desa. Mereka hadir untuk bisa membantu perempuan di daerah untuk bisa melanjutkan kerajinan asli Indonesia. "Selama tujuh tahun berdiri, SukkhaCitta berhasil membangun kesejahteraan wanita-wanita di desa yang sebagian besar adalah seorang ibu melalui peningkatan pendapatan mereka sebanyak 60% dan membantu lebih dari 1.400 anggota keluarga untuk memiliki kehidupan yang layak," cerita sang founder dan CEO, Denica Riadini-Flesch.
Ketiga, untuk mengurangi sampah pakaian bekas di dunia, terutama di Indonesia, SukkhaCitta menjalankan visi yang mendorong orang memiliki pakaian dengan jumlah sedikit, tetapi lebih bermakna. Kalau orang bisa membeli pakaian lebih sedikit, tapi barangnya bekualitas bagus, maka ketika dirawat pakaian itu jadi berumur panjang. Nggak sebentar pakai, terus terpaksa dibuang karena sudah rusak. Sounds familiar? Yup, kamu benar, ini adalah salah satu prinsip dari slow fashion.
Terus Berkembang dan Berkarya
Segitu banyaknya hal positif yang diberikan oleh SukkhaCitta untuk sesama manusia dan alam sekitar, tapi itu nggak bikin mereka untuk berhenti berkarya dan berkembang. Saat berhasil mendapatkan DBS Foundation Grant Programme 2022 (DBSF Grant), untuk kedua kalinya, Denica bilang kalau dana hibah tersebut akan digunakan untuk riset dan pengembangan, terutama untuk proyek kapas regeneratif ‘Mama Kapas’. Mulai dari pelatihan dan field visit di beberapa wilayah Indonesia Timur, sampai pengolahan kain kapas menjadi berbagai macam produk yang bisa dijual.
Tahun ini DBSF Grant menyalurkan sebanyak tiga juta dolar Singapura kepada 23 penerima hibah yang berada di kawasan Asia yang terdiri atas 15 wirausaha sosial (Social Enterprise/SE) dan delapan usaha kecil dan menengah (UKM/Small-and-Medium Enterprises/SME). Dana hibah diberikan kepada pemenang dari 6 negara, yaitu Singapura, Hong Kong, India, Taiwan dan Indonesia, untuk mempercepat dampak positif yang mereka hasilkan. Dari Indonesia, SukkhaCitta adalah SE yang berhasil mewakili Indonesia untuk menerima dana hibah tahun ini, setelah sebelumnya di tahun 2018 menerima dana hibah untuk pelatihan pengrajin lokal dan sertifikasi desa-desa.
Sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan positif atau purpose-driven, DBS Foundation bersama Bank DBS Indonesia memberikan dana hibah untuk mewujudkan pilar keberlanjutan ketiga, yaitu Create Impact Beyond Banking yang berupaya menghasilkan impact bagi masyarakat melalui dukungan dan kerja sama dengan SE. "Kami berharap dana hibah yang diterima SukkhaCitta dapat mengakselerasi pertumbuhan bisnis mereka yang berupaya memberdayakan perempuan dan menjaga lingkungan," ujar Executive Director Head of Marketing Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika.
Buat kamu yang punya ide bisnis sosial yang nggak kalah keren dari SukkhaCitta, tapi modal pas-pasan, bisa banget kamu memanfaatkan produk pinjaman dari digibank by DBS Bank. Dananya besar, bunganya lebih kecil dari yang lain. Mudah cair pula. Siapa tahu kalau bisnisnya sudah berkembang bisa ikutan DBSF Grant tahun-tahun berikutnya. Untuk informasi lebih banyak soal produk pinjaman di digibank, buruan cek di sini!-