Banyak jalan menuju Roma, begitu juga cara buat menyelamatkan Bumi. Salah satunya 'mottainai' ini.
Kamu pernah dengar kata 'mottainai' nggak? Mungkin ada yang belum tahu, tapi sebagian lainnya sering mendengarnya. Kata dari bahasa Jepang ini sekarang sudah digunakan di banyak negara sebagai bahasa universal. Kalau kamu mencari 'mottainai' dalam kamus bahasa Jepang-Inggris, kamu akan menemukan berbagai artinya seperti 'what a waste', 'too good too ...' dan arti lainnya. Di Jepang, kata ini tertanam kuat dalam budaya dan cara berpikir penduduknya sejak dulu kala yang kemudian diwariskan secara turun temurun.
Memanfaatkan Semaksimal Mungkin
Terus, makna sebenarnya apa, ya? Japan Living Guide pada website resminya menjelaskan, secara umum, mottainai adalah sebuah kata yang mencerminkan semangat tradisional Jepang untuk menghormati suatu barang atau upaya seseorang dengan cara menghargai dan memanfaatkannya semaksimal mungkin. Orang Jepang meyakini bahwa sebutir nasi di piring nggak akan ada kalau bukan karena usaha, waktu, dan tenaga yang dikeluarkan oleh petani, juga tanah serta resources lain yang mewujudkannya sampai akhirnya beras itu bisa tersaji di piring. Kamu dan atau orang tuamu juga bekerja keras buat mendapatkan uang untuk membelinya.
Dengan kata lain, mottainai juga bisa menjadi sebuah ungkapan dari rasa bersalah, penyesalan, atau kesedihan yang dirasakan karena tindakan pemborosan, seperti, buang-buang makanan. Contoh lain dari makna mottainai adalah rasa malu untuk menyia-nyiakan sesuatu. Ketika ada sesuatu yang masih bisa digunakan dan kamu membuangnya, itu adalah sikap yang memalukan. Misalnya: "Mottainai (sayang sekali), kamu membuangnya padahal baru digunakan sekali!" -- "Mottainai (buang-buang) uang kalau kamu membuang kertas ini, jadi mari kita gunakan lagi."
Kata mottainai juga mengandung kerendahan hati, rasa terima kasih dan bersyukur, serta keyakinan bahwa nggak ada yang boleh dianggap remeh. Intinya, konsep mottainai merupakan gagasan untuk menghargai sebuah sumber daya dan nggak menyia-nyiakannya.
Baca Juga: Biar Ramah Lingkungan, Yuk Daur Ulang Sampah Kemasan Belanja Online!
Tradisi Kuno Yang Inovatif
Mottainai mungkin berusia seabad, tapi kalau kamu perhatikan maknanya, sangat inovatif dan relevan sama kondisi di masa kini, bahkan masa depan. Mottainai bisa memandu kita bagaimana cara mengelola sampah yang jadi isu besar di berbagai negara. Tradisi ini akan membantumu berpikir dua kali tentang produk apa yang akan kamu beli, berapa lama kamu akan menggunakannya, dan bagaimana cara membuangnya dengan tepat. Inilah mengapa mottainai dianggap setara dengan ideologi 3R (reduce, reuse, recycle). Bedanya, ada tambahan satu 'R' lagi di konsep mottainai, yaitu 'respect'.
Huruf 'r' terakhir ini merupakan bentuk dari sikap menghargai sebuah benda, sejak awal kita miliki sehingga mampu menggunakannya selama dan semaksimal mungkin. Mottainai juga bisa banget berfungsi sebagai pengingat kita kalau resources di dunia ini terbatas dan perlu melestarikan apa yang bisa dilestarikan. Wah, ini sih sejalan sama gaya hidup berkelanjutan, ya!
Mulai Dari Diri Sendiri
Gagasan tentang mottainai ini bisa menunjukkan dua hal penting yang akan berdampak ke lingkungan. Pertama, meski kemajuan masyarakat sering bergantung pada masa depan, tapi kita masih bisa belajar hal-hal berharga dari masa lalu, terutama buat menjaga kelestarian lingkungan. Kedua, mottainai menunjukkan kalau nilai dan pemikiran kita sebagai individu bisa membentuk gerakan yang lebih besar lagi kalau dilakukan oleh banyak orang. Yup, mulai dari diri sendiri, sekecil apa pun langkahmu, lakukan secara konsisten, dan tingkatkan bertahap. Kalau di kotamu ada 10 orang aja yang berpikir seperti ini dan bisa menginspirasi puluhan orang lainnya, dampaknya tentu akan besar dan terus membesar, kan.
Lalu, caranya seperti apa? Kamu bisa meniru praktek mottainai yang dilakukan oleh penduduk Jepang, seperti bepergian menggunakan sepeda/jalan kaki, menyiram toilet dengan air limbah, mendaur ulang dan menggunakan kembali kain kimono bekas menjadi tempat sumpit, dompet, serta kipas. Pada Olimpiade dan Paralimpiade 2020 di Tokyo, Jepang berusaha menyelenggarakannya dengan prinsip sustainability. Dan, lebih khusus lagi, versi mottainai-nya. Seperti menggunakan energi yang terbarukan, memanfaatkan stadion dan sistem transportasi untuk mengurangi jejak karbon, dan 5.000 medalinya dibuat dari 100% logam daur ulang yang diekstraksi dengan hati-hati dari perangkat elektronik sumbangan masyarakat setempat. Inspiratif banget, nih.
Jurus Menerapkan Mottainai
Langkah awalnya bisa dengan memasukkan prinsip mottainai ke dalam otakmu, dan terus menerapkannya di keseharianmu. Bisa dimulai dengan nggak lagi menganggap suatu benda diproduksi secara ajaib dan diberikan kepada kita lewat marketplace, kita tidak boleh lupa bagaimana proses pembuatannya. Bahwa dibutuhkan sumber daya alam, energi, kain dan bahan, serta tenaga manusia untuk membuat barang itu. Bukan hanya kita yang membayar harganya, tapi juga lingkungan dan orang lain. Kamu harus memperhatikan hal ini setiap saat dan memperlakukan objek sesuai dengan prinsip tersebut.
Beberapa cara praktis lainnya untuk menerapkan mottainai di keseharianmu:
- Kurangi sisa makanan dengan menggunakan semua bagian dari bahan masakan dan olah leftover food menjadi menu baru.
- Makan sayuran, seperti wortel, brokoli, jagung selagi masih segar. Kalau sudah nggak segar lagi, olah menjadi kaldu sayuran. Jangan membuang kulitnya, buat menjadi kompos.
- Beli barang bekas. Ini membantu memperpanjang umur barang.
- Mendukung merek yang peduli lingkungan dan menggunakan kembali bahan limbah. Contoh: baju rumah dari SARE/Studio, sepatu kets dari berbahan ekstrak tumbuhan dari Pijak Bumi, jam tangan dari limbah kayu buatan Lakanua, dan sebagainya.
- Cobalah untuk membeli barang tanpa limbah. Misal, ketika membeli makanan dalam bentuk botol, toples, atau kotak plastik dan kemudian isinya habis, jangan dibuang. Gunakanlah wadah itu untuk tempat lainnya. Beli produk kecantikan dan rumah tangga dengan cara mengisi ulang.
- Perbaiki barang daripada membeli yang baru. Daur ulang jika tidak dapat diperbaiki.
Kalau bisa mengurangi agenda bepergian dengan kendaraan pribadi supaya menghemat bahan dan mengurangi jejak karbon, kamu bisa banget memanfaatkan teknologi dengan belanja online kebutuhan penting bareng teman-temanmu, lalu dikirim di satu alamat yang sama, dan kemudian dibawa ketika kalian ada janji bertemu. Lebih hemat pula, kan. Apalagi kalau belanja online-nya pakai digibank by DBS, ada banyak promo staycation kekinian yang bisa dipakai untuk healing di berbagai tempat. Cek pilihan promonya di sini, yuk!