Supaya mudik lebih bermakna dan kelestarian bumi tetap terjaga.
Kalau dua lebaran sebelumnya kita dilarang untuk pulang ke kampung halaman karena pandemi, tahun ini pemerintah mengizinkan rakyatnya mudik pada Idulfitri 2022. Tentunya izin ini diberikan dengan sejumlah aturan yang berlaku mulai 2 April lalu. Aturan ini wajib dijalankan setiap pemudik demi menjaga keselamatan dan keamanan bersama.
Mendengar kabar baik ini langsung terbayang, deh, betapa senangnya anak muda yang merantau ke kota, jauh dari keluarga, bisa mudik lagi tahun ini. Orang tua juga kakek dan nenek di kampung halaman, pasti sudah enggak sabar ingin berkumpul sama kita. Tapi, kalau biasanya kita cuma fokus sama keseruan mudiknya saja, tahun ini coba jadi pembuat perubahan, yuk. Mari menjadi pemudik yang bertanggung jawab dan memperhatikan lingkungan supaya kita bisa mengurangi dampak buruk pada lingkungan.
Soalnya, menurut dataDinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, pada H-1 dan di hari pertama lebaran, sampah yang dikirim ke tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Bantargebang mencapai sekitar 10 ribu ton. Banyak banget, kan? Begitu juga data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang mencatat bahwa tren sampah pada arus mudik biasanya meningkat. Pada tahun 2018, KLHK mencatat, penimbunan sampah selama arus mudik lebaran mencapai 13.500 ton dari total pemudik sebanyak 19.000 juta orang. Belum lagi emisi karbon dari berbagai alat transportasi. Kebayang, kan, betapa banyak dampak buruk mudik pada lingkungan. Karena itu, sudah waktunya Idulfitri tahun ini kita menjalankan mudik yang ramah lingkungan. Baca terus untuk tahu tipsnya, ya!
Baca Juga: 9 Kebiasaan Ramah Lingkungan Yang Dijamin Bikin Hemat
#1 Bawa barang secukupnya
Setiap kilogram barang bawaan kita memiliki pengaruh pada lingkungan. Contohnya, semakin berat sebuah pesawat, maka semakin banyak emisi karbon yang dihasilkannya. Begitu juga bila kita mudaik naik mobil, semakin berat barang bawaan kita, mobil juga akan lebih boros bahan bakar. Bawa hanya yang dibutuhkan saja, dan lingkungan akan berterima kasih pada kita.
#2 Pilih moda transportasi yang efisien
Data dari Sustainabletravel.org menyatakan, bahwa sekitar 8% emisi karbon dunia dihasilkan dari perjalanan dan pariwisata. Tiap moda transportasi memiliki tingkat emisi yang berbeda-beda, kita bisa memilih yang memiliki emisi paling kecil. “Gunakan transportasi masal seperti kereta atau bis, atau terapkan car pooling (semobil beramai-ramai) untuk mengurangi emisi karbon. Jangan lupa mengecek kesehatan kendaraan,” jelas Dewi Satriani, Manajer Kampanye WWF kepada Kompas.com.
#3 Rencanakan rute perjalanan
Untuk kamu yang menggunakan kendaraan pribadi, ini hal yang wajib dilakukan supaya mudiknya bisa ramah lingkungan. Gunakan peta atau sistem GPS untuk menemukan rute tercepat kita. Ini adalah tips bepergian ramah lingkungan yang jelas namun efektif. Karena, semakin pendek jarak yang kita tempuh, maka akan semakin sedikit bahan bakar yang akan kendaraan kita gunakan dan semakin sedikit emisi berbahaya yang akan dihasilkan. Kalau menemukan daerah yang sejuk dan teduh, langsung matikan AC, lalu buka jendela mobil, deh. Ini lebih ramah lingkungan!
#4 Periksa kendaraan
Seperti yang disampaikan oleh Dewi Satriani, kendaraan perlu dicek kesehatannya sebelum berangkat mudik agar aman dan mesin berjalan dengan efisian. Periksa filter udara mesin, sistem pengereman, dan tekanan angin pada ban kendaraan apakah masih ideal atau tidak. Bila semua itu dalam kondisi baik, maka akan dapat menghemat bahan bakar.
Cek pula tekanan oli. Mengisi oli dan mengisi tekanan ban akan meningkatkan efisiensi bahan bakar mobil sebesar 5% atau lebih, membuat perbedaan besar selama perjalanan. Pokoknya sebelum berangkat, kita harus memastikan kalau mobil kita telah diservis secara lengkap dan dalam kondisi prima. Jika tidak, mungkin akan ada biaya tambahan untuk truk derek, belum lagi menambah jejak karbon.
#5 Mudik tanpa sampah
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan agar bisa mudik tanpa sampah, terutama sampah plastik. Bila tidak bisa nol limbah, usahakan untuk seminim mungkin perjalanan kita menghasilkan sampah. Yang pertama, kita bisa membawa wadah makan dan tempat minum sendiri untuk diisi bekal perjalanan dan kemudian bisa dipakai ulang. Lebih baik lagi kalau juga membawa alat makan dan minum sendiri, seperti sendok, garpu, dan sedotan.
Siapkan bekal secukupnya supaya termakan habis dan tidak bersisa sehingga dapat berpotensi menjadi sampah. Kalau sudah kosong, kita bisa mengisinya lagi di restoran atau rest area. Membawa bekal dan alat makan sendiri bukan hanya baik buat lingkungan, tapi juga lebih terjamin kesehatan dan kebersihannya.
Untuk membawa barang-barang kecil, pakai kantong belanja yang ramah lingkungan. Kita bisa memakai tas kain yang bisa dilipat atau kontainer kecil yang bisa dipakai kembali untuk membawa oleh-oleh dari kampung halaman. Boleh juga kalau mau pakai kardus, dan lebih baik lagi bila kardusnya bisa dipakai ulang.
#6 Membawa kantong sampah
Selain menghindari penggunaan kemasan plastik selama perjalanan mudik, jangan lupa juga untuk mengelola sampah kita selama di perjalanan dengan tidak membuangnya secara sembarangan. Kalau belum ketemu tempat sampah umum, kumpulkan dulu saja sampah dan buang di kantong sampah pribadi. Inilah gunanya kita membawa kantong sampah sendiri, terutama di masa pandemi, di mana kita mungkin akan membuang sampah masker dan tisu bekas. Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, kita juga tidak diperbolehkan membuang sampah kulit buah sembarangan karena akan memancing hewan liar memasuki area jalan.