Menjalankan gaya hidup berkelanjutan ternyata bukan cuma baik untuk semesta, tapi juga kesehatan jiwa kita.
Ada begitu banyak kebaikan dari menjalani hidup yang berkelanjutan atau sustainable living. Ini merupakan gaya hidup yang menggunakan sedikit mungkin sumber daya alam bumi dengan tujuan memberikan dampak paling sedikit terhadap kerusakan lingkungan demi keberlangsungan generasi berikutnya. Ini artinya, kebutuhan hidup kita di masa kini dapat terpenuhi, tapi tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Tujuannya, supaya mereka dapat pula menikmati kualitas hidup yang sama dengan kita saat ini.
Lalu, apa hubungannya suistanable living dengan kesehatan mental? Para ahli mengatakan, kalau kita bisa ‘memerangi’ depresi dan kecemasan dengan menjalani gaya hidup berkelanjutan. Selain itu, juga memiliki kemampuan dalam mengatasi tantangan hidup dengan kuat. Menjadi seseorang yang sehat secara mental memungkinkan kita mampu mengendalikan emosi, berpikir dan bertindak dengan baik, juga menikmati hidup dengan bahagia.
Jadi, apakah kita seorang rajin mendaur ulang dan hanya membeli produk ramah lingkungan, menerapkan hidup hemat, atau bahkan sudah membangun rumah ramah lingkungan, jangan berhenti membaca artikel ini. Soalnya, 5 manfaat sustainable living buat mental health ini akan mendorong kita lebih jauh untuk semakin bersemangat menjalankan gaya hidup berkelanjutan. Dan, akan terasa sangat menyenangkan ketika kita bisa hidup selaras serta seirama dengan alam semesta.
Baca Juga: Mengurangi Sampah Makanan dengan 10 Resep Lezat Ini!
#1 Memberikan life goal yang lebih bermakna
Ketika kita berkontribusi pada komunitas dan planet yang kita huni, kita menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri. Misalnya dengan membuat kompos dari sisa makanan atau memisahkan sampah supaya ada yang bisa didaur ulang, ini artinya kita memperhatikan lingkungan, yang akan menghasilkan makna dan tujuan yang lebih besar dari diri sendiri.
Menurut Dr Jared Scherz, seorang terapis gestalt yang tinggal di Mt. Laurel, New Jersey, menggambarkan, gaya hidup berkelanjutan sebagai ‘penangkal terbaik’ untuk kecemasan dan depresi. “Ini membangun rasa berharga (di diri sendiri), dan membuat orang memiliki sesuatu yang mengasyikkan, sesuatu yang bisa diceritakan kepada orang lain,” ucapnya pada Sierra.org.
#2 Mengajarkan kita untuk lebih wawas (mindfull)
Seseorang yang memiliki kesadaran dan kepedulian lingkungan lebih cenderung menjalankan gaya hidup minimalis, sehingga mengajarkan mereka untuk lebih sadar tentang apa yang mereka konsumsi, gunakan, pikirkan, dan inginkan. Kita menjadi lebih mindfull akan aktivitas kita sehari-hari dan dampaknya pada lingkungan.
Kita juga akan menjadi lebih sadar akan pengaruh tindakan kita pada suasana hati dan emosi, yang akan meningkatkan konsentrasi kita. Nah, begitu kita menyadari dampak dari tindakan kita dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan kita secara keseluruhan, maka kita akan jauh lebih mudah untuk lebih aktif dalam menjaga lingkungan.
#3 Lebih percaya diri
Kalau kita sudah mulai aktif menjaga lingkungan, lalu menggunakan keterampilan kita untuk menjaga planet ini, seperti menanam sisa buah dan sayuran sendiri, bersepeda, mengumpulkan air hujan, atau membuat sabun sendiri, kita merasa berhasil, dan efeknya membuat kita jadi lebih percaya diri. Hasilnya? “Kamu mengalami lebih sedikit kepanikan, lebih sedikit kecemasan, dan kamu merasa lebih empowered dan mampu mengendalikan hidupmu,” kata psikoterapis Jodi Aman yang praktik di Rochester, New York.
Rachel Kazez, pekerja sosial klinis berlisensi yang berbasis di Chicago, menambahkan, pasien yang berduka atau berjuang melawan gangguan makan terkadang merawat tanaman atau hewan peliharaan sebagai bagian dari pengobatan. Melakukan sesuatu untuk merawat bumi membantu kamu merasa lebih berguna,” ucapnya.
#4 Memperbaiki hubungan dengan orang lain
Ilmuwan lingkungan dan behavioural, Dr. Frances (Ming) Kuo, mengatakan, orang-orang lebih dermawan dan mudah bergaul dalam lingkungan yang hijau. Hasil pengamatan ia dan timnya, menemukan, ikatan sosial yang lebih kuat dan rasa kebersamaan yang lebih besar, juga lebih banyak rasa saling percaya dan kemauan untuk membantu orang lain pada orang-orang yang tinggal di lingkungan yang asri. Sebaliknya, di lingkungan yang kurang hijau, ada tingkat agresi dan kekerasan yang lebih tinggi.
#5 Menurunkan risiko gangguan neurotik atau terkait stres
Sebuah studi yang dilakukan oleh Greater Bank mengenai kebiasaan dan sikap penduduk Australia terhadap uang dan hubungan, menemukan, bahwa 82% orang yang berpasangan merasa bahwa uang menyebabkan ketegangan dalam hubungan mereka. Saat kita menjalankan sustainable lifestyle, kita cenderung akan hidup lebih hemat dan mungkin memilih untuk hidup minimalis, sehingga lebih sadar dalam mengatur pengeluaran serta pembelanjaan sehari-hari. Kita bisa membuat prioritas mana yang memang dibutuhkan untuk hidup dan mana yang tidak. Hal ini akan membantu keuangan kita jadi lebih ‘sehat’ dan efeknya akan mengurangi risiko stres.
Tak hanya itu, anak-anak yang memiliki paparan tinggi terhadap ruang hijau lebih mampu beradapatasi dengan gaya hidup berkelanjutan dan lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami gangguan kejiwaan. Mereka juga memiliki perkembangan kognitif yang lebih baik serta dapat dengan mudah mengatur emosi mereka tanpa membuat diri mereka stres. Orang tua dapat menciptakan lingkungan rumah yang ramah lingkungan dan mengajari anak-anak mereka untuk merawat alam. Soalnya, ini akan meningkatkan kesejahteraan emosional mereka dan mengurangi risiko mengembangkan masalah kesehatan mental.
Dari 5 poin di atas, manakah yang sudah kamu lakukan? Kalau hidup hemat jadi salah satu yang sudah kita jalani, kita bisa coba memanfaatkan uang dari hasil berhemat ke sesuatu yang menguntungkan di masa depan. Yup betul, investasi jawabannya. Kabar baiknya, bila menggunakan digibank by DBS, kita tinggal pilih mau produk investasi yang mana. Pilihannya banyak dan menarik. Buruan cek detailnya di sini, dan diam-diam uang kita akan bertambah.-