Bersama Surplus, kamu bisa ikut menyelamatkan makanan enak yang berlebih di sekitarmu.
Layaknya superhero, Surplus punya kekuatan super yang mampu menyelamatkan makanan berlebih terbuang sia-sia, jatuh ke tempat sampah. Di tengah krisis food waste di Indonesia saat ini, aplikasi food rescue nomor 1 di Indonesia bisa menjadi solusinya. Iya, ancaman krisis pangan di Indonesia itu nyata, dan diperparah dengan adanya masalah food waste dan food loss, Guys.
Krisis Food Waste
Dilansir dari Kompas.com, Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional RI, Nyoto Suwignyo, mengatakan ada sekitar 59,8 kg makanan perkapita pertahun yang terbuang sia-sia. Coba, deh, jumlah itu dikalikan sama jumlah penduduk Indonesia sebanyak 273 juta. Jadi, total sampah makanan yang dihasilkan Indonesia tiap tahunnya mencapai 16,3 juta ton. Banyak banget, kaaan?!
“Padahal satu butir padi berada pada posisi tumbuh sangat lama (dimana rata-rata 3-4 bulan) dan ternyata kemudian hanya dibuang sia-sia oleh para orang-orang yang menggunakannya dengan boros dan mengakibatkan kemubaziran dalam mengelola makanan,” kata Nyoto Suwignyo dilansir dari Kompas.com. Jenis makanan yang banyak dibuang di Indonesia, menurut Nyoto, adalah beras sebanyak 2,7 kg, kedua sayur sejumlah 7,3 kg, buah 5 kg, dan tempe – tahu – oncom 2,8 kg. Selebihnya adalah ikan, daging, dan lain-lain.
Isu tersebut membuat Muhammad Agung Saputra, alumnus Imperial College London, Inggris, dan sarjana Biologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tergerak mencari solusi yang bisa menyelamatkan makanan berlebih, sekaligus mengubah kebiasaan buang-buang makanan di saat masih banyak orang kelaparan dan kekurangan gizi. Ditambah lagi, menurut Agung, semasa kuliah S2 di London dan mengikuti mata kuliah ekonomi lingkungan, Indonesia sering menjadi contoh studi kasus soal limbah pangan. Ia merasa nggak nyaman, dan rasa tidak nyaman inilah yang memotivasi Agung untuk kembali ke Indonesia dan berusaha mencari solusi dari masalah itu.
Baca Juga: Foodbank of Indonesia, Dari Sarapan Gratis Sampai Perbaikan Gizi
Mengubah Masalah Menjadi Berkah
Pada sebuah wawancara dengan The Asean edisi Juni-Juli 2021, Agung menceritakan, kalau Surplus berawal dari komunitas yang ingin meningkatkan kesadaran tentang food waste. Namun, Agung menyadari, bagaimanapun, untuk mendapatkan solusi dari masalah ini perlu ada aplikasi yang menghubungkan orang-orang yang ingin menyelamatkan makanan berlebih yang terancam dibuang. Untuk itu, diperlukan sebuah bisnis model berbentuk aplikasi yang dapat membantu Agung merealisasikan ide-idenya.
Menurut Agung, para mahasiswa adalah salah satu konsumen yang menjadi salah satu pelanggan terbesar dari aplikasi ini. Mirip seperti pengalamannya dulu. Saat Agung kuliah di London, uangnya pas-pasan untuk hidup. Ia sering mencari toko atau restoran mendekati jam tutup operasional untuk mendapatkan makanan dengan harga diskon atau flash sale. "Ini menarik, karena di satu sisi ada makanan enak yang akan dibuang, sementara di sisi lain ada orang-orang yang enggak cukup makan. Saya melihat ini bisa jadi platform untuk mengisi kesenjangan tersebut," katanya pada The Asean.
Pengalamannya saat kuliah tersebut memunculkan ide untuk membuat Surplus Indonesia. "Meskipun awalnya sulit, kami berhasil mengumpulkan merchants yang punya visi memerangi food waste sama seperti visi kami. Kami membuat kampanye untuk membantu mereka mengubah kerugian menjadi keuntungan, dan di saat yang bersamaan memungkinkan brand mereka menjadi lebih 'hijau' serta sustainable, plus lebih unggul dari pesaing mereka dalam mendapatkan konsumen baru," cerita Agung.
Bisa Makan Enak Dengan Setengah Harga
Platform digital dengan tagline "Save food. Save budget. Save planet" ini diciptakan untuk menghubungkan pelanggan dengan toko/restoran/hotel yang memiliki makanan berlebih, atau produk dengan tampilan kurang menarik yang terancam dibuang, biasanya sayur atau buah yang tidak lolos masuk ke supermarket meski kualitasnya masih bagus.
Yup, Surplus bukan menawarkan makanan yang tidak layak makan, ya! Berbagai produk makanan di Surplus, masih layak konsumsi, berkualitas, aman, dan tentunya enak. Buatan chef di restoran/hotel bintang lima, lho. Produk-produk tersebut dijual dengan harga yang lebih murah, diskon 50%, karena jumlahnya berlebih namun tidak lagi bisa disimpan atau dijual di keesokan harinya. Ini artinya, setiap makanan yang kamu beli berhasil kamu selamatkan dari tempat sampah, dan tentu saja ini berkontribusi dalam memerangi food waste.
Cara pakainya gampang pula. Setelah download aplikasinya, kamu otomatis menyumbang 50 gr beras kepada yang membutuhkan. Lalu, berikutnya ini yang perlu kamu lakukan:
- Selamatkan makanan favoritmu dengan mencari makanan dari rekan Surplus. Kamu bisa memilih rekan Surplus yang berada di sekitarmu, atau pilih berdasarkan kategori makanan.
- Pilih metode pengambilan, bebas mau ambil sendiri atau dengan jasa kurir ojol yang sudah tersambung pada aplikasi.
- Bayar pesananmu menggunakan e-wallet langsung dari aplikasi Surplus.
- Ambil pesananmu sesuai jam pengambilan atau tunggu pesananmu datang.
Surplus Indonesia menyadari kalau makanan berlebih yang masih layak dikonsumsi tidak seharusnya dibuang begitu saja, namun bisa dijual kembali dengan menciptakan layanan yang memudahkan proses tersebut sebagai solusi. Kamu bisa menikmati makanan favoritmu dengan harga yang menguntungkan. Para pebisnis makanan juga akan mendapatkan keuntungan tambahan dan pelanggan baru. Senangnya lagi, dengan menggunakan aplikasi ini, kita bisa menjadi pahlawan untuk Bumi karena membantu mengatasi masalah sampah makanan. Dari satu aplikasi, ada berbagai hal yang diselamatkan dan dapat keuntungan. Keren banget!
Bisnis-bisnis sosial seperti Surplus Indonesia ini memang mengagumkan, ya. Di satu sisi, mereka mencari cuan, tapi di sisi lain juga punya misi dan visi yang berdampaik baik sama lingkungan. Nah, kalau kamu punya ide untuk menjadi pembuat perubahan seperti para pebisnis sosial, digibank by DBS siap membantu kamu mewujudkannya melalui digibank KTA online yang anti-ribet. Pengajuannya mudah, dan approval-nya hanya dalam 60 detik aja. Cari tahu lebih lanjut di sini.-