Karena sampah bukan cuma urusan pemerintah, tapi juga tanggung jawab kita.
Di Indonesia, persoalan sampah merupakan isu yang besar banget. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada tahun 2020. Nah, penyumbang sampah terbesar berasal dari rumah tangga, jumlahnya sebanyak 37,3%. Sampah dari dapur kita ini kalau tidak dipilah berdasarkan jenisnya, organik dan anorganik, akan bercampur dengan jutaan sampah dari rumah tangga lainnya. Menciptakan tumpukan sampah beracun yang terlalu banyak buat ditampung di tempat pembuangan sampah kota, dan berujung ke menumpuknya TPA (tempat pembuangan akhir).
Untuk mencegah terjadi penumpukan sampah beracun itu, bank sampah adalah salah satu solusinya. Apa itu bank sampah? Mengacu Peraturan Menteri LH Nomor 13 Tahun 2012, bank sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/ atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi.
Punya Banyak Manfaat
Salah satu cara dalam penanganan limbah di Indonesia adalah dengan membuat gerakan bank sampah. Secara umum, sistem bank sampah di Indonesia dibagi menjadi tiga tahap, yakni pemilahan sampah, penyortiran, dan penjualan sampah. Harapannya, gerakan bank sampah ini bisa jadi solusi untuk mengurangi tumpukan sampah di sekitar kita dan mampu mengubah pandangan warga tanah air kalau sampah juga bisa diolah. Sampah yang sudah terkumpul, nantinya dapat diolah kembali menjadi berbagai produk bermanfaat dan layak pakai, seperti tas, sandal, dan produk kerajinan tangan lainnya. Ini artinya, mengolah sampah juga bisa dibilang sebagai gaya hidup berkelanjutan, ya.
Pemerintah Indonesia pun punya target untuk mengurangi sampah plastik hingga 30% dan pengelolaan sampah 70% di tahun 2025. Kalau ini target ini berhasil dicapai, Indonesia pasti jadi lebih bersih dan nyaman untuk ditinggal semua mahluk hidup. Dirjen Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati, mengatakan, kehadiran bank sampah juga bisa membantu menurunkan emisi gas rumah kaca.
Dilansir dari Worldbank.org, Randy Salim (communications officer proyek peningkatan pengelolaan sampah padat untuk kota-kota regional dan metropolitan di Indonesia) mengatakan, prinsip dasar bank sampah adalah mengumpulkan, menyelamatkan, menghasilkan, mengubah perilaku, dan kemudian kita bisa menikmati lingkungan yang bersih. Secara berkala, kita melakukan deposit dengan limbah padat non-organik kita, yang ditimbang dan diberi nilai harga berdasarkan tarif yang ditetapkan oleh kolektor sampah. Yup, jadi bukan kelestarian lingkungan saja yang kita dapat, tapi juga cuan, Guys!
Baca Juga: Kompos Kolektif, Solusi Untuk Menjaga Lingkungan dan Menyuburkan Tanaman
Kenalan Sama Kompos Kolektif
Selain menjalankan gerakan bank sampah, ada solusi yang bisa membuat bumi tersenyum lebih lebar, yaitu mengolah sampah makanan menjadi pupuk kompos. Tahu sendiri, kan, sampah makanan adalah jenis sampah terbesar di Indonesia. Dari data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2020, sampah makanan mencapai 40% dari total sampah yang dihasilkan masyarakat di 199 kabupaten/kota. Hasil analisis “Kompas” pada Mei 2022, menemukan, nilai sampah makanan di Indonesia mencapai Rp330 triliun pertahun. Sudah bikin semesta sedih, bikin negara amsyong pula.
Untuk membantu pemerintah mengatasi masalah sampah ini, Bank DBS Indonesia sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan, bersama Kebun Kumara dan Magalarva, membuat program Kompos Kolektif, sebuah program pengolahan sampah makanan menjadi pupuk kompos sehingga sampah makanan tidak berakhir di TPA. Program Kompos Kolektif ini sudah eksis mulai Juni 2022 sebagai bagian dari kampanye Towards Zero Food Waste. Kampanye #makantanpasisa ini diinisiasi oleh Bank DBS Indonesia sejak tahun 2020 untuk membangkitkan kesadaran publik tentang masalah sampah makanan.
Program Kompos Kolektif ini juga siap membantu kaum rebahan yang belum bisa mengkompos sendiri. Pada program Kompos Kolektif, kita diajak untuk memilah sampah organik dan anorganik di rumah masing-masing, plus dapat edukasi bagaimana mengolahnya menjadi kompos. Asyiknya lagi, program kompos kolektif ini mudah banget untuk kita ikuti. Caranya seperti berikut ini:
- Mendaftar dengan mengisi form di bit.ly/daftarkomposkolektifKKxDBS dan melakukan pembayaran Rp100.000 per bulan.
- Pilah sampah organik dari rumahmu.
- Sampah organik yang sudah kamu siapkan akan diangkut setiap 1 kali dalam seminggu.
- Sampah yang telah terkumpul akan diolah menjadi kompos di pabrik BSF (Black Soldier Fly) oleh Magalarva.
- Kamu akan menerima laporan 1 kali per 3 bulan.
Untuk kamu yang berada di wilayah Jakarta, Tangerang Selatan, Depok, Tangerang, Bekasi, yuk ikutan! Ini saatnya kita jadi pembuat perubahan dengan ikut serta dari gerakan keren ini. Cek informasi lengkap seputar program Kompos Kolektif di sini. Biar makin paham dan nggak ketinggalan informasi seputar gerakan Kompos Kolektif, follow akun Instagram @dbsbankid dan @kebunkumara juga, ya.-