Ini dia rahasianya untuk mengurangi jejak karbon ‘anak berbulu’ kita.
Merawat hewan peliharan atau anabul (anak berbulu) memang memberi banyak kebaikan untuk kita. Bukan cuma lebih bahagia, tapi juga berdampak pada kesehatan fisik. Harold Herzog, psikolog dan profesor pecinta hewan peliharaan di Western Carolina University, mengungkapkan, memiliki pet bisa meningkatkan kelangsungan hidup lebih tinggi, lebih sedikit risiko mengalami serangan jantung, tekanan darah dan kesejahteraan psikologis jadi lebih baik. Tingkat depresi dan stres pun lebih rendah, efeknya kita jadi lebih jarang berobat ke dokter.
Sayangnya, kebaikan dari menjadi orang tua anabul yang bisa didapatkan manusia, belum tentu berdampak baik pada semesta. Soalnya, sobat berbulu kita itu berperan dalam perubahan lingkungan. Masa, sih?
Bagaimana Perawatan Pet Mempengaruhi Lingkungan
Kotoran hewan peliharaan, kantong kotoran berbahan plastik, dan mainan hewan peliharaan plastik berkontribusi negatif terhadap lingkungan. Berdasarkan hasil riset Environmental Impacts of a Pet Dog: An LCA Case Study tahun 2020, anjing peliharaan berkontribusi sekitar 7% dari efek perubahan lingkungan tahunan dari rata-rata penduduk Uni Eropa. Sebuah studi lainnya yang dilakukan pada pra-pandemi memperkirakan, bahwa konsumsi makanan hewan menyumbang 64 juta ton emisi gas rumah kaca setiap tahun. Studi yang sama memperkirakan bahwa kotoran hewan peliharaan setara dengan sampah tahunan 6,6 juta manusia.
Bahkan, para ahli telah mengklaim kalau anjing berukuran sedang memiliki dampak lingkungan yang serupa dengan mobil SUV dalam konteks emisi gas rumah kaca. Menurut kajian yang dilakukan Robert dan Brenda Vale, peneliti keberlanjutan lingkungan di Universitas Victoria, Selandia Baru, seekor anjing berukuran tubuh sedang menghasilkan emisi karbon dioksida rata-rata 4,233 kilogram pertahun. Robert mengatakan, ini lebih besar ketimbang gabungan emisi CO2 yang dihasilkan Toyota Land Cruiser keluaran tahun 2019 di tengah kota dan jalur tol.
Apalagi, jumlah anabul saat ini semakin banyak. Menurut data National Pet Owners Survey that the American Pet Products Association (APPA) tahun 2019-2020, yang dilakukan oleh APPA, 67% rumah tangga memiliki hewan peliharaan. Itu berarti sekitar 85 juta rumah tangga di Amerika Serikat. Dilansir dari Kontan.co.id, di Indonesia, ada 67% rumah tangga yang memiliki hewan peliharaan, dengan proporsi terbesar pada kucing (37%), burung (19%), ikan (16%), serta anjing (15%). Semakin jelas, deh, kalau pemeliharan hewan peliharaan juga perlu menjalankan gaya hidup ramah lingkungan.
Jadi, bagaimana kita bisa menjadi orang tua anabul yang lebih bertanggung jawab, beradab, dan berkelanjutan untuk memastikan kesehatan dan umur panjang hewan peliharaan kita dan planet kita? Ini 6 cara merawat hewan peliharaan yang ramah lingkungan.
Baca Juga: 5 Manfaat Sustainable Living Buat Mental Health
#1 Memberi makan secukupnya, tidak berlebihan
Kedengarannya sederhana, dan memang benar-benar mudah. Cukup memberi makan jumlah makanan yang sebenarnya dibutuhkan anabul kita, dan tidak mengisi piring mereka setiap kali piringnya kosong, atau tiap mereka memintanya. Dengan begini, jejak karbon anabul kita akan berkurang secara signifikan. Kebutuhan makan mereka akan berkurang, kita akan membeli lebih sedikit kantong pet food setiap tahun, dan dampaknya akan membantu mengurangi permintaan pada industri daging. Plus, kebiasaan baik ini juga bagus untuk kesehatan mereka. Ingatlah kalau obesitas itu tidak sehat dan dapat memperpendek usia mereka. Mulai sekarang, mari menahan keinginan untuk memberi mereka makan berlebihan.
#2 Beli makanan dalam jumlah besar
Belilah pet food dalam jumlah besar, bahkan lebih baik lagi membeli produk lokal. Ini dapat membantu mengurangi penggunaan kemasan makanan yang berlebihan dan biaya pengiriman/ekspedisi. Win-win solutioun untuk dompet kita dan lingkungan. Jangan lupa juga mendaur ulang bekas kemasan makanan mereka, ya!
#3 Pilih makanan yang ramah lingkungan
Produk makanan hewan peliharaan yang berkelanjutan diyakini memberikan nutrisi yang lebih lengkap dan seimbang. Daripada memaksa anabul kita untuk diet rumahan yang mungkin membuatnya jadi kurang vitamin atau memberi makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisinya, lebih baik beralih ke merek makanan anabul yang berfokus pada praktik berkelanjutan. Ada beberapa cara untuk menjalankan praktik ini, yaitu:
- Pilih yang kemasannya bisa didaur ulang, biodegradable, atau recyclable
- Sumber dagingnya berasal dari peternakan lokal
- Ikannya diperoleh dari sumber yang menjalankan praktik berkelanjutan
- Menghindari makanan rumahan. Soalnya makanan hewan komersial menggunakan potongan atau produk sampingan dari daging yang diperuntukkan bagi manusia dan yang mungkin terbuang sia-sia. Sementara itu, makanan yang kita buat cenderung mengharuskan kita membeli bahan makanan yang segar, dan ini berkontribusi pada permintaan serta produksi daging secara keseluruhan.
#4 Pilih pasir kucing yang dapat biodegradable
Biodegradable yang dalam bahasa Indonesia disebut biodegradasi, adalah proses yang terjadi secara alami atau terurai oleh organisme hidup lainnya dan berasal dari tumbuhan serta hewan. Cobalah beralih ke pasir kucing yang dapat mudah terurai secara alami atau kantong kotoran anjing yang dapat dibuat kompos. Ton kotoran kucing dan anjing ini berakhir di TPA setiap tahun sehingga akan bisa berdampak besar pada lingkungan. Kita bisa memilih pasir kucing yang terbuat dari bahan baku terbarukan, seperti serutan kayu kering, jagung, kacang tanah, tahu, kertas daur ulang, tanah liat, atau kompos. Ide lainnya adalah membuat kompos kotoran hewan peliharaan pada mini septic tank yang diletakkan di area luar rumah.
#5 Buat sendiri alat makan dan pet toys
Misalnya, dengan mendaur ulang barang-barang rumah tangga menjadi mainan untuk anabul. Menggunakan kembali barang-barang lama adalah cara yang bagus untuk mendaur ulang dan sekaligus menghibur sohib berbulu kita. Bahkan kotak kardus dapat memberikan hiburan yang luar biasa atau mungkin tempat yang nyaman bagi kucing untuk meringkuk. Tabung bekas gulungan tisu toilet dapat menjadi mainan teka untuk kucing, anjing, dan kelinci. Kantong kertas sederhana bisa menjadi mainan mencari makan kelinci, dan botol plastik bahkan bisa diubah menjadi dispenser makanan.
#6 Adopsi
Mengadopsi hewan peliharaan daripada membeli satu dari breeder atau toko adalah cara yang lebih ramah lingkungan. Ketika kita mengadopsi dari tempat penampungan atau penyelamatan ini membantu memerangi kelebihan populasi yang berdampak buruk pada lingkungan (lebih banyak hewan berarti lebih banyak produksi daging dan lebih banyak limbah). Dengan melakukan hal ini, berarti kita tidak mendorong breeder atau peternak untuk membiakkan lebih banyak hewan peliharaan.
Daripada membeli hewan peliharan, lebih baik uang kita untuk borong produk investasi, deh. Jelas menguntungkan dan tentu aman, asalkan membelinya melalui aplikasi digibank by DBS, ya. Mau reksa dana, obligasi, sampai deposito ada semua di sini. Cari tahu lebih lengkap informasinya di sini, yuk.-