Musim hujan kali ini kamu nggak usah khawatir banjir lagi, 10 langkah ini bisa membuat rumahmu aman.
Kalau belakangan ini rumahmu hampir tiap hari kedatangan hujan, kamu nggak sendirian. Menurut Buletin Hujan Bulanan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) edisi November ini, pada akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami puncak musim hujan. Analisis ini dilakukan berdasarkan data observasi dari stasiun BMKG, pos hujan kerja sama yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dan data satelit Global Satellite Mapping of Precipitation.
Apalagi, kata Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir terjadi di suatu wilayah jika wilayah tersebut kurang area resapan dan saluran air. Itulah mengapa banyak kasus banjir di Indonesia yang berasal dari meluapnya air sungai. Selain itu, seperti yang kita tahu, banjir juga terjadi karena dampak dari krisis iklim. Perubahan iklim memicu banjir lebih sering terjadi. Penggunaan bahan bakar fosil terus-menerus, efek gas rumah kaca, berkurangnya hutan dan ruang terbuka hijau sudah pasti bikin Bumi jadi tambah panas. Temperatur yang semakin panas ini memicu lebih banyak air yang menguap ke udara. Semakin banyak uap air di udara, potensi hujan lebat pun meningkat.
Bukan cuma di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Kamu lihat sendiri, kan, bagaimana banjir menerjang Seoul, Korea Selatan dan Pakistan pada Agustus 2022 lalu karena cuaca ekstrem. Dengan kondisi saat ini, perubahan harus dilakukan segera. Kita harus jadi pembuat perubahan. Sekecil apa pun itu. Nah, kamu bisa memulainya dengan menjalankan 10 langkah mencegah banjir yang bisa kita lakukan di rumah berikut ini.
Baca Juga: Simpan Limbah Sayur dan Buah, Bisa Diolah Jadi Kerajinan Ekonomis Yang Manis!
#1 Membuat saluran air
Dilansir dari Bahan Ajar, dan Mitigasi milik Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) yang diterbitkan tahun 2016, langkah pertama untuk pencegahan dan penanganan banjir adalah membuat saluran air. Ini penting banget untuk mencegah saluran air jadi nggak lancar. Kalau di daerah rumahmu sudah ada saluran air, periksalah kelancarannya sesegera mungkin. Dengan begini, kamu bisa memperbaikinya bila ada masalah pada saluran air di sekitar rumahmu.
#2 Menjaga kebersihan selokan
Pasanglah jeruji berlubang kecil di atas saluran air/selokan supaya sampah tidak masuk ke dalamnya. Jangan lupa juga untuk rutin membersihkannya. Bisa saja sampah daun, ranting, atau kerikil menyelip masuk ke dalam jeruji, lalu menghambat aliran air. Begitu pula adanya endapan lumpur yang bikin bau dan saluran air jadi dangkal. Setidaknya lakukan pembersihan lumpur ini setiap 1 atau 2 bulan sekali. Untuk menjaga kebersihan selokan tentu juga perlu dirutinkan, bisa 1 kali seminggu atau 2 kali seminggu di saat curah hujan sedang tinggi.
#3 Buang sampah di tempatnya dan memilah sampah
Kalimat ini rasanya sudah nempel di otak kita, tapi pada praktiknya mungkin belum selalu dilakukan. Padahal ini adalah usaha pencegahan banjir yang paling utama, lho. Penting banget untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama kebersihan sungai serta selokan, supaya bisa menampung air dan mengalirkannya dengan lancar saat musim hujan. Kalau lagi nggak ada tempat sampah di sekitar kita, simpan dulu aja benda yang mau dibuang sampai menemukan tempat sampah.
Yang nggak kalah penting adalah kebiasaan memilah sampah, karena buang sampah di tempatnya saja sekarang sudah nggak cukup. Sampah organik bisa diolah menjadi kompos, sedangkan sampah non organik dapat didaur ulang, atau disetorkan ke drop box Waste4Change.
#4 Memperbanyak lahan hijau di sekitar rumah
Buat kamu yang tinggal di daerah perkotaan, pasti jauh dari hutan. Nah, lahan terbuka hijau ini bisa menggantikan hutan sebagai daerah resapan di perkotaan supaya terhindar dari banjir. Kamu bisa menanam berbagai pohon yang baik untuk menyerap/menyimpan air di sekitar rumah, misalnya pohon bambu, trembesi, beringin, randu, kepuh, dan gayam. Pohon-pohon ini mampu menahan air tanah dalam kapasitas yang terbilang besar, sehingga bisa dijadikan sebagai pohon pencegah banjir, penyimpan air, dan tentu saja bisa menjaga kelestarian lingkungan.
#5 Membuat rooftop garden
Green roof adalah atap/lahan tambahan di tingkat teratas bangunan yang ditumbuhi tumbuh-tumbuhan untuk menyerap air hujan dan membantu mengurangi banjir karena dapat menampung 60-75% curah hujan. Tenang saja karena air hujan yang dikumpulkan hanya bersifat sementara. Setelah itu, tanaman akan melakukan proses evaporasi dan menjadikan air tersebut uap air ke udara.
Sekarang, rooftop garden lagi populer di seluruh Eropa karena kebaikannya. Bukan cuma baik untuk lingkungan, tapi juga bikin rumah jadi makin cantik. Instagrammable banget. Rooftop garden juga bisa menyiasati kamu yang ingin memperbanyak lahan terbuka hijau, tapi nggak punya lahan kosong lagi di halaman rumah.
#6 Pasang grass/paving block
Grass block atau paving block merupakan produk beton berbentuk blok kecil yang disusun di atas tanah. Bedanya, grass block memiliki rongga kecil yang dapat ditanami rumput, misal di bagian tengahnya. Rongga-rongga ini memungkinkan air dapat meresap ke dalam tanah menjadi lebih banyak sehingga bisa mengurangi risiko banjir. Kamu bisa menggunakannya untuk di halaman rumah atau area di sekitar rumahmu. Bonusnya, rumput yang tumbuh di rongga-rongga block bisa menambah estetika dan keindahan halaman.
Sebagai bagian dari inisiatif lingkungan yang sedang berlangsung di seluruh dunia, rekomendasinya permukaan yang kedap air diganti dengan bahan yang dapat menyerap air, seperti rumput dan kebun. Sehingga air hujan dapat meresap ke dalam tanah.
#7 Membuat biopori
Biopori biasa juga disebut dengan lubang resapan, merupakan lubang yang dibuat tegak lurus ke dalam tanah yang biasanya sedalam 80-100cm dengan diameter 10-30 cm. dimaksudkan sebagi lubang resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah. Salah satu penyebab banjir, kan, karena air nggak meresap kedalam tanah, jadi lubang biopori dapat membantu air lebih mudah meresap ke dalam tanah. Sebaiknya, biopori dipasang di daerah di mana titik air berkumpul. Kamu bisa memasangnya di dekat pohon, dasar selokan, ataupun di pekarangan rumah
#8 Meninggikan lantai rumah
Ini dia solusi lainnya buat kamu yang tinggal di area yang 'langganan' banjir. Tapiii, meninggikan lantai rumah tidak semudah yang kamu bayangkan karena bisa memberikan dampak buruk juga kalau tidak mempertimbangkannya dengan baik. Soalnya, meninggikan lantai rumah termasuk dalam proses renovasi yang besar.
#9 Jangan sembarangan menebang pohon
Karena pohon berfungsi buat menyerap dan menyimpan air dalam jumlah besar, terutama saat musim hujan. Jadi, ketika pohon ditebang, sumber penyerapan dan penyimpanan air menghilang, dan akhirnya terjadilah banjir. Selain itu, sebelum menebang pohon, kamu perlu tahu aturan dan mendapatkan izin dari pemerintahan daerah. Kalau asal tebang, kamu akan dikenakan sanksi.
#10 Menjalani gaya hidup ramah lingkungan
Banyak banget kebaikan dari gaya hidup ramah lingkungan buat planet tercinta kita ini. Mulai dari mengurangi sampah, menggunakan benda-benda yang bisa digunakan berulang kali dan berumur panjang, mendaur ulang, sampai zero waste atau hidup minim sampah. Dengan mengurangi jumlah sampah dan gaya hidup ramah lingkungan lainnya, tentu akan ngebantu banget buat mengatasi masalah lingkungan, seperti banjir. Bisa dimulai dengan menghindari pemakaian plastik sekali pakai dengan membawa tas/wadah belanja sendiri, atau membangun awareness kamu pada sampah yang kamu hasilkan dan dibuang setiap harinya.
Mungkin awalnya akan terasa berat, tapi lama-lama pasti jadi terbiasa. Apalagi sekarang sudah banyak orang, komunitas, dan lembaga yang mendorong kita untuk menjalankan gaya hidup ramah lingkungan. Salah satunya DBS Bank yang punya berbagai kampanye yang mendorong sustainable lifestyle. Kerennya lagi, digibank by DBS punya banyak promo menarik, nih, buat para penggunanya. Promonya segudang, pilihannya pun beragam. Buruan cek detailnya di sini.-