Sejak SMA Neira selalu menduduki peringkat pertama di kelas. Ia berhasil masuk perguruan tinggi negeri dan lulus dengan IPK 3,5. Di usianya yang masih 24 tahun, ia bekerja sebagai Communication Manager sebuah perusahaan teknologi terkemuka. Dari permukaan luar Neira sudah mencapai begitu banyak prestasi dibanding teman-teman seusianya. Setiap berkumpul dengan teman dan koleganya, Neira tampil penuh percaya diri karena mereka semua kagum dengan pemikirannya. Tapi saat Neira sedang sendirian di kamarnya, ia sering merasakan kekosongan yang membuatnya sedih. Tak peduli seberapa banyak gajinya terkuras untuk berbelanja, kekosongan selalu menyergap dirinya di akhir hari. Tak peduli seberapa banyak make up dan skin care yang dibelinya, ada hal yang hilang setiap kali ia menatap pantulan dirinya di kaca.
Banyak orang bingung bila mengetahui sisi rapuh Neira ini. Karena kebanyakan orang mengasosiasikan rasa percaya diri (self confident) dan harga diri tinggi (self esteem) dengan mencintai diri sendiri (self love). Ketika seseorang terlihat bangga akan pencapaian yang dilakukannya, maka otomatis ia juga sangat mencintai dirinya. Ternyata oh ternyata, ada perbedaan mendasar pada ketiganya.
Self confidence (percaya diri): ekspetasi kepada pencapaian yang mampu dilakukan seseorang berdasarkan evaluasi atas kemampuan dan performanya terdahulu. Ketika kita yakin pada kemampuan diri, maka cenderung semakin termotivasi mencapai tujuan dan memiliki motivasi yang lebih tinggi.
Self esteem (harga diri): hasil evaluasi kita terhadap diri sendiri. Termasuk mengetahui hal apa saja yang bisa dengan baik kita lakukan dan mana yang kurang dikuasai. Seperti, kita jago dansa, tapi kurang PD melakukan public speaking. Teori terkenal dari psikolog Morris Rosenberg dan Nathaniel Branden pada tahun 1969 menyatakan bahwa self esteem terdiri dari dua komponen: kepercayaan diri kita menghadapi tantangan hidup dan self respect atau keyakinan kita berhak memperoleh kebahagiaan, cinta dan kesuksesan.
Self love (mencintai diri sendiri): penerimaan terhadap keseluruhan diri kita sebagai manusia. Enggak cuma menerima kelebihan kita, tapi juga kekurangan yang ada.
Ketiga konsep di atas merupakan bagian dari bagaimana kita memandang diri sendiri. Mereka saling mendukung dan berkaitan sekaligus memiliki perbedaan khas. Self esteem yang positif muncul dari kebanggaan atas kemampuan yang dikuasai. Dari self esteem yang positif maka kita akan memiliki rasa kepercayaan diri (self confident) yang tinggi. Sayangnya self esteem seringkali hanya ada pada beberapa bagian dari diri yang kita anggap keren. Karena kita jago dansa, maka self esteem akan naik banget saat berada di pesta, tapi deg-degan luar biasa saat harus presentasi di depan klien. Kita mungkin PD banget dengan penampilan luar, tapi diam-diam minder soal kepandaian yang dimiliki.
Seseorang yang mempraktekkan self love, akan cenderung memiliki self esteem yang tinggi. Tapi seseorang dengan self esteem tinggi belum tentu memiliki self love yang mumpuni. Karena self love berarti menerima secara menyeluruh, sementara self esteem hanya menyentuh sebagian dari diri kita yang dianggap berharga. Seorang dancer yang jagoan, akan tetap dihargai sebagai dancer, meski dia memiliki kemampuan public speaking yang kurang baik. Seorang ibu akan tetap dicintai oleh anaknya ketika akhirnya dia harus meminta bantuan orang lain untuk membereskan rumahnya
-Terlalu fokus pada self esteem bisa mengakibatkan munculnya rasa congkak. Self esteem yang sehat berarti merasa nyaman dengan diri sendiri, bukan merasa lebih sempurna dari orang lain. Rasa sombong sering terjadi ketika kita justru sedang berusaha menonjolkan kelebihan yang dimiliki sebagai usaha menutupi kekurangan yang ada. Seseorang dengan self esteem yang sehat akan memperlakukan orang lain dengan baik seperti dirinya ingin diperlakukan oleh orang lain.
Psikolog Neff & Dahm berkata bahwa self love berarti memperlakukan diri dengan kebaikan, perhatian dan dukungan yang sama yang akan kita tunjukkan pada sahabat. Ketika menghadapi kegagalan atau kesalahan, orang yang memiliki self love yang baik tidak akan bersikap terlalu keras terhadap dirinya atau merasa dirinya tak berguna. Self love yang sehat akan membuat orang tersebut tetap bersikap pemaaf dan mengenali bahwa ketidaksempurnaan adalah bagian dari pengalamannya menjadi manusia.
Salah satu cara mempraktekkan self love adalah dengan memanjakan diri sendiri. Caranya bisa sesimpel belanja online buat diri sendiri. Dengan mendaftarkan kartu debit digibank kita di aplikasi Cashbac, maka kita bisa menikmati cashback hingga 20%. Self love makin tinggi, keuntungan juga makin banyak!