Kapan waktu yang tepat? Bagaimana caranya? Apa saja persiapannya? Baca terus untuk tahu jawabannya.
Sebagian dari kita mungkin merasakan perjalanan kariernya seperti momen sebuah kapal menabrak gunung es, dan tak bisa maju. Kalaupun ingin terus maju, perlu menunggu gunung es mencair, yang airnya mungkin akan menenggelamkan kapal. Lalu, pertanyaan pun muncul pada benak kita: diam tak bergerak atau mencari cara untuk putar balik?
Hal tersebut dapat menggambarkan situasi di mana kita merasakan dorongan yang tidak dapat dijelaskan untuk melakukan sesuatu secara berbeda pada karier kita. Hal ini biasa disebut pivot karier, yaitu membuat strategi (yang mungkin berisiko) untuk membuat perubahan dengan tujuan ke arah baru pada karier kita. Berputar atau pivoting adalah sebuah proses yang disengaja dan berdasarkan metode untuk melakukan perubahan arah dengan cepat. Kalau kepingin tau lebih banyak soal career pivot, yuk simak beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk melakukannya.
- Punya alasan yang kuat
Yang paling mudah cara mengenalinya adalah ketika perjalanan karier seperti sudah ‘mentok’ dan tak bergairah lagi dalam menjalaninya. Pikirkan perubahan karier sebagai momen setelah langkah kita telah mencapai satu titik, di mana di titik itu kita menyadari bahwa langkahnya sekarang terasa terlalu mudah. Alasan lainnya, bila industri tempat kita bekerja terkena dampak luas dari pandemi COVID-19, kita mungkin perlu mengubah karier atau berubah haluan ke industri lain yang benar-benar berbeda. Atau, mungkin kita telah lama menginginkan perubahan karir dan sekarang mendapatkan kesempatan dalam membangun keterampilan yang dibutuhkan untuk memasuki industri atau profesi baru.
Bentuk konkret dari alasan yang kuat, adalah seperti berikut ini:- Kita merasa tidak terlibat secara emosional dalam pekerjaan sehari-hari
- Kekurangan energi dan antusiasme untuk menyelesaikan pekerjaan
- Merasa takut bangun untuk pergi ke kantor atau mulai bekerja dari rumah pada pagi hari
- Kita tetap berada di jalur karier yang sama hanya karena gaji, kekuasaan, atau gelar yang kita dapatkan.
- Pilih waktu yang tepat
Terkadang pertanyaan ‘tetap tinggal atau pergi?’ tidak selalu menjadi ada dalam benak dalam mengambil keputusan. Faktanya, seringkali, pertanyaannya lebih seperti: “Apakah ini saat yang tepat? Bagaimana saya tahu kapan waktunya untuk memulai?” – Menurut Jenny Blake, penulis buku ‘Pivot: The Only Move That Matters Is Your Next One’, jawabannya akan berbeda untuk setiap orang, tetapi ada beberapa indikator umum.
Pertama, pastikan kriteria waktunya seobjektif mungkin. Dengan begini, kita akan lebih mengetahui lebih jelas tentang waktu yang tepat untuk memulainya dan akan tahu kapan kita perlu melakukan penyesuaian jika ‘eksperimen’ ini tidak berjalan sesuai rencana.
Untuk pengambilan keputusan, kita bisa pilih berdasarkan financial benchmarks atau tolok ukur keuangan. Catat faktor-faktor yang paling penting, lalu urutkan daftar itu dalam urutan kepentingan: hal yang harus dimiliki (must-haves), bagus untuk dimiliki (nice to haves), dan tidak penting (don’t matter). Contoh, idealnya, kita harus memiliki setidaknya tabungan untuk memenuhi kebutuhan hidup selama 6 bulan, selama kita mengambil arah ‘putar-balik’.
Waktu yang tepat juga bisa berupa tanda dari sisi penawaran. Ubahlah karier kita hanya bila mendapat tawaran yang lebih menarik. Lalu, buatlah batasan yang spesifik. Misalnya, apakah tawaran tersbeut memberikan kelebihan lain, seperti waktu liburan yang lebih banyak, jam kerja yang fleksibel, atau kerja dari jarak jauh untuk mengganti gaji yang lebih rendah?
Baca Juga: Hati-hati! 7 Tips Karir Ini Bisa Menghambat Kesuksesan
- Ketahui keterampilan yang dapat ditransfer
Cari tahu keterampilan yang diperoleh sepanjang karier kita, atau di luar pekerjaan, seperti saat menjadi relawan, hobi, olahraga, dan pengalaman hidup kita lainnya. Keterampilan tersebut dapat digunakan dalam pekerjaan/karir berikutnya, dapat ditransfer dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, misalnya keterampilan mengendarai mobil. Tidak peduli posisi apa yang kita lamar, jika kemampuan mengendarai mobil adalah persyaratannya dan kita tahu cara mengendarai mobil, itu adalah keterampilan yang dapat ditransfer. Dalam bisnis, keterampilan yang dapat dialihkan bisa berupa hal-hal seperti mengelola tim, ilmu membuat laporan laba-rugi, atau keterampilan berkomunikasi.
Langkah ini dapat membantu kita juga dalam menemukan kekuatan dan kelebihan kita. Misalnya, salah satu kekuatan terbesar kita adalah menjadi problem solver yang kreatif. Nah, sebaiknya hindari pekerjaan atau bidang profesi yang tidak memungkinkan kita untuk menggunakan kekuatan ini. - Perlakukan setiap kesempatan sebagai sebuah peluang yang besar
Membuat poros karir akan membutuhkan waktu dan kemampuan resiliensi. Terutama jika kita pindah ke industri baru, mungkin terasa aneh memiliki lebih sedikit pengalaman daripada yang biasanya kita miliki. Pikirkan kembali momen ketika kita masih baru pertama kali bekerja di dunia profesional. Kita tentu kewalahan dalam beberapa hari atau minggu. Saat itu, kita juga sangat ingin membuktikan diri.
Yang terpenting saat melakukan career pivot, kita perlu merasa ‘lapar’ dan ‘haus’ seperti ketika baru mulai bekerja. Saat kita mulai merasakan daya tarik, katakan ‘ya’ untuk semua yang kita bisa lakukan, bahkan pekerjaan atau proyek terkecil dengan penuh semangat. Siapa tahu hasrat kita pada tugas kecil itu akan menghasilkan hal-hal besar. - Jangan takut gagal
Alasan mengapa begitu banyak orang berhenti melakukan pivot karir adalah karena rasa takut. Perlu diakui bahwa perubahan itu memang menakutkan. Ketakutan akan hal yang tidak diketahui dan tak pasti. Takut gagal, takut salah mengambil keputusan, dan takut-takut lainnya. Jadi, apa rahasia mereka yang berhasil mengubah haluan karier?
Dalam banyak kasus itu cukup sederhana: mereka mengambil satu langkah kecil, yang disengaja, dan berani menuju tujuan tersebut setiap hari, bahkan ketika itu tidak nyaman. Bahkan ketika itu menakutkan. Mereka menimbang segalanya, memutuskan untuk menjalankannya sepenuh hati dan berkelanjutan. Sekarang giliran kita.
Kalau masih bingung mau memulai dari langkah apa, coba download silabus dari online event bertema pivot karir yang kita adakan beberapa waktu lallu. Acara berjudul “Pivot Karir dengan Belajar Sendiri, Bisa Gak? Bisalah, Masa Enggak!” yang menghadirkan dua pakar di bidang karier, yaitu Isdar Marwan (Director Mercer Indonesia) dan Seto Lareno (Chief People & Academic Officer, Binar Academy).