Manfaatkan momen susah keluar rumah ini dengan melakukan berbagai kebiasaan baru yang bikin simpanan uang berlipat ganda.
Empat bulan lalu rata-rata tiga kali seminggu saya hangout bareng teman tiap keluar kantor. Makan malam, beli bobba tea, nonton bioskop, pulang malam naik taksi online ke rumah. Sekali keluar rumah bisa menghabiskan sekitar Rp 300.000-500.000. Bahkan lebih dari itu kalau lagi centil pengin beli pakaian atau sepatu baru. Mal selalu jadi tempat melepaskan stres yang paling gampang dibandingkan berolahraga, meditasi apalagi berkebun.
-Jadi kebayang, deh, betapa sepi hidup ini saat pandemi COVID-19 menyerang dunia. Saya terpaksa terkungkung di rumah. Hasrat aktualisasi diri memakai barang-baru baru perlahan lenyap. Lihat iklan sepatu merek favorit terbaru, ujung-ujungnya berpikir, “Mau dipakai ke mana?” Buka lemari lihat koleksi pakaian diam-diam ada suara yang berkata, “Bajunya banyak amat. Dipakai setahun juga enggak bakal habis.”
Kemudian selama tiga bulan berada di rumah, tanpa saya sadari kebiasaan hedon pun surut banget. Pembatasan keluar rumah bikin saya enggak lagi merasakan sensasi memakai barang baru (alias wadah untuk riya berkurang). Tapi alasan lain yang lebih serius, saya cemas atas masa depan yang mirip kaca rumah saat lagi badai alias blur banget gara-gara pandemi. Enggak ada yang tahu kalau tiga bulan lagi tiba-tiba kantor terpaksa tutup dan kita kehilangan pekerjaan. Apalagi kalau simpanan uang menipis dan kita bukan anak direktur sukses.
Frugal living berarti kita benar-benar menyadari pengeluran yang dibuat dan menjaga nafsu belanja. Relevan banget diterapkan di saat pandemi. Berikut tiga prinsip kebiasaan frugal living yang bikin keuangan kita anti ambyar saat pandemi:
- Membuat Catatan Keuangan
Dulu saya cuek belanja sepatu tiga kali sebulan karena berpikir bulan depan juga akan terima gaji. Sekarang saya berpikir berulang-ulang sebelum beli barang yang sebetulnya enggak penting-penting amat. Apalagi ketika saya mulai membuat catatan keuangan. Saya mencatat berapa simpanan uang yang dimiliki. Rajin menuliskan setiap kali habis membeli sesuatu, meskipun itu hanya secangkir kopi seharga Rp 18.000 atau bayar parkir Rp 5000. Setting gaya berpikir saya pun diganti dengan bersiap menghadapi ‘kiamat.’ Seperti menghadapi kemungkinan kantor tiba-tiba bangkrut, keluarga (atau saya) jatuh sakit. Dengan begitu saya berusaha memastikan bahwa pengeluaran yang dilakukan memang bermanfaat. - Memanfaatkan Diskon, Gratisan Atau Tukar Poin
Selama menghabiskan banyak waktu di rumah, saya memperhatikan banyak penawaran free ongkir dari online shop. Begitu juga diskon yang terjadi di hari-hari tertentu. Jangan lupa juga tukarkan poin yang dimiliki untuk membeli hal-hal yang dibutuhkan. Hal-hal kecil semacam ini kalau sering dilakukan akan meningkatkan simpanan uang kita. - - Kreatif Menghindari Pengeluaran
Sudah bukan zamannya pamer lagi nongkrong di tempat hits atau memakai koleksi terbaru keluaran desainer. Sekarang saatnya pamer kemampuan baru! Contek di Youtube berbagai keterampilan yang berfaedah, seperti menjahit baju, memasak steak, bikin hand sanitizer dan masih banyak lagi. Ilmu ini enggak hanya bikin hemat tapi juga membuat kita makin mandiri dan percaya diri.
Frugal living membuat kepala kita lebih jernih saat membeli sesuatu. Simpanan uang pun semakin terjaga. Sehingga bisa kita manfaatkan untuk investasi obligasi dari DBS dengan keuntungan yang lebih tinggi dari deposito. Kita bahkan bisa mendapatkan pendapatan tetap setiap bulan dari pembayaran kupon atau imbalan. Registrasi pun enggak perlu repot karena bisa langsung melalui aplikasi di sini. Mari mulai buat uang kerja dari rumah!
