We have set your country to Indonesia.
Select Your Country
Singapore
Asian Insights Conference 2015
Dapatkan informasi lebih lanjut dari tokoh dan pemimpin saat mereka berbagi ragam analisa dan pemikiran dalam memercikkan peluang Indonesia di masa depan.
Rizal Ramli adalah seorang ekonom terkemuka Indonesia lulusan dari Boston University dengan gelar Ph.D di bidang ekonomi pada tahun 1990. Ramli menjabat sebagai Menteri Koordinator Kelautan bawah pemerintahan Joko Widodo serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Agustus 2000-Juni 2001) dan Menteri Keuangan (Juni 2001-Agustus 2001) di bawah pemerintahan Abdurrahman Wahid. Dia adalah Ketua Komite Bangkit Indonesia (Komite Kebangkitan Indonesia) dan calon independen untuk Presiden Indonesia pada pemilu Juli 2009. Setelah kembali dari Amerika Serikat, ia mendirikan ECONIT Advisory Group, sebuah ekonomi think-tank independen, dengan beberapa rekannya. Ramli dan timnya terbilang kritis pada kebijakan pemerintah, terutama yang dengan sedikit penekanan pada kepentingan publik dan nasional, seperti: kebijakan nasional mobil, pupuk urea tablet, Freeport pertambangan, dll
Selain menjabat sebagai menteri, Rizal Ramli terus berperan aktif dalam diskusi kebijakan publik di Indonesia. Dia adalah kritikus aktif pemerintah, sering menyediakan media komentar dan alasan bahwa reformasi lebih lanjut diperlukan di berbagai daerah di Indonesia.
H.E. Mr. Franciscus MA Sibarani adalah Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM). Sebelum pengangkatannya sebagai Ketua BKPM, beliau menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Wakil Ketua Komite Tetap Perdagangan Dalam Negeri, dan Sekretaris Jenderal Makanan dan Minuman Indonesia Association (GAPMMI). Dalam karir profesionalnya, ia telah terlibat dalam pengembangan daya saing industri nasional, perbaikan iklim investasi nasional, dan perlindungan Kecil dan Menengah (UKM). Pak Sibarani aktif di Pasar Pembangunan Forum Komunikasi Tradisional, Tim Koordinasi Industri dan Perdagangan Barrier Penanganan, Lembaga Kerjasama Tripartit Nasional, dan tim Pemantauan Terpadu atas Pengadaan Barang.
Sofyan Wanandi adalah pengusaha Indonesia dan pemilik bisnis Gemala Group. Sofyan telah memiliki banyak pengalaman di bidang ekonomi, birokrasi, dan politik. Pada tahun 2008-2013, beliau menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Pada tahun 2014, beliau mundur dari jabatannya sebagai Ketua APINDO setelah penunjukannya sebagai Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Republik Indonesia. Beliau merupakan Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran pada tahun 1967.
Ikrar Nusa Bhakti adalah Profesor Riset Bidang Intermestic Affairs Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta. Beliau menyelesaikan Program Doktor bidang Sejarah, Politik dan Hubungan Internasional di Division of Asian and International Studies, School of Modern Asian Studies, Griffith University, Australia, pada tahun 1993. Ikrar adalah alumnus Executive Course on Security dari Asia Pacific Center for Security Studies (APCSS), Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat, 2002. Pada 2012, Ikrar menjadi penerima Australian Alumni Award on Sustainable Economic and Social Development yang diserahkan oleh Duta Besar Australia untuk Indonesia H.E. Greg Moriarty.
Karirnya sebagai peneliti diawali pada 1984 saat ia bergabung ke Lembaga Research Kebudayaan Nasional (LRKN-LIPI). Jabatan Struktural di LIPI diawali sebagai Kepala Balai Studi Internasional di Puslitbang Politik dan Kewilayahan LIPI, Jakarta. Ia pernah menjadi Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, 2001-2008. Sejak 2001, ia menjadi Ahli Peneliti Utama (APU) dan menjadi Profesor Riset Bidang Intermestic Affairs LIPI sejak 29 Desember 2006. Hingga saat ini, beliau aktif mengajar dan menulis artikel dan buku.
Raden Pardede adalah seorang ekonom Indonesia yang sekarang masih menjabat sebagai Tim Penasehat Global Toyota Motor Coperation and Toyota Motor Asia Pacific Pte. Ltd. Beliau ahli dalam bidang makroekonomi, keuangan dan perbankan, infrastruktur, organisasi industry, restrukturisasi perusahaan dan manajemen krisis keuangan, skenario dan perenancaan strategis. Beliau pernah memangku berbagai jabatan dibeberapa perusahaan dan pemerintahan. Saat ini, beliau menjabat sebagai Penasehat Senior untuk Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia , Co-Founder dan Managing Partner CReco Research Institute, Komisaris Independen Adaro dan BCA. Beliau meraih Ph.D di bidang ekonomi dari Boston University, Amerika Serikat pada tahun 1995.
Gundy Cahyadi bergabung dengan DBS pada September 2013 sebagai ekonom yang fokus pada perekonomian Indonesia, Thailand, dan Filipina. Gundy memiliki pengalaman selama tujuh tahun di bidang riset ekonomi dan industri keuangan, dan juga pernah memfokuskan pada perekonomian negara lainnya seperti Malaysia dan Korea Selatan.
Gundy memulai karier risetnya di Singapura pada 2006 dengan IDEAglobal, konsultan riset pasar finansial. Sebelum bergabung dengan DBS, Gundy merupakan ekonom di Bank OCBC.
Gundy mendapatkan gelar Bachelor of Arts in Economics and Political Science dari University of Michigan, serta memegang gelar Master of Arts in International Policy Studies dari Stanford University.
Metta kini menjabat sebagai Direktur Eksekutif dan Pemimpin Redaksi situs berita dan riset Katadata. Sebelum mendirikan Katadata, ia bekerja sebagai wartawan Tempo sejak 2001 hingga 2012. Selain memimpin kompartemen ekonomi dan bisnis, yang merupakan spesialisasinya, ia pernah ditugaskan menjadi Redaktur Pelaksana Rubrik Investigasi di majalah Tempo.
Berpengalaman lebih dari 15 tahun sebagai jurnalis dengan spesialisasi di bidang ekonomi, bisnis dan investigasi. Sejumlah penghargaan pernah diraihnya, antara lain Udin Award dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia pada 2008 berkat liputan investigasinya tentang kasus Asian Agri, yang merupakan kasus pajak terbesar di Indonesia. Metta kemudian menuliskan hasil investigasi mengenai kasus Asian Agri dalam buku berjudul SaksiKunci. Pada 2007, ia dianugerahi the Best Indonesia Journalist of The Year oleh PWI Reformasi.
Paulus Sutisna adalah Direktur Utama PT Bank DBS Indonesia. Sebagai bankir profesional, Paulus berpengalaman lebih dari 25 tahun dan sangat menguasai berbagai fungsi dalam industri perbankan baik untuk lini depan maupun tengah. Paulus bergabung dengan DBS pada 2015. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Head of Client Management of Global Banking dan sebagai Co-Head of Cash Management di HSBC Indonesia. Saat ini Paulus juga merupakan anggota Management Committee DBS Group. Meski sebagian besar kariernya berkaitan dengan layanan pelanggan, baik di corporate banking dan transaction banking, ia juga memiliki keahlian terkait fungsi manajemen kredit dan risiko. Sebelum bekerja di HSBC, beliau bekerja selama 20 tahun di berbagai fungsi di Citibank, salah satunya sebagai Managing Director dan sebagai Head of the Multinational Franchise di Indonesia.