Saat ini, setiap harinya satu orang manusia menghasilkan sampah rata-rata 800 gram. Sampah ini memang terlihat kecil, tapi coba hitung jika dikalikan 363 hari. Total sampah per orang menjadi 292 kilogram! Sekarang kalikan kembali jumlah itu dengan jumlah orang yang ada di dalam rumah, yang ada di dalam gedung perkantoran, dan yang ada di satu kompleks perumahan. Jumlah yang luar biasa bukan?
Data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan sampah plastik di Indonesia itu luar biasa besar, mencapai 64 juta ton/tahun.
Sebagian besar sampah yang dihasilkan manusia adalah sampah produk plastik, salah satunya kantong plastik. Kantong plastik ini jamak digunakan untuk membungkus belanjaan, produk minuman, dan produk makanan jadi. Plastik memang praktis, dan teknologi yang memudahkan ini sudah terlanjur mendarah-daging hingga sulit untuk dihapuskan sama sekali dari kebiasaan sehari-hari.
Kesulitan itu tentu saja sudah menjadi perhatian banyak orang. Jalan termudah untuk mengeliminasi penggunaan plastik adalah membawa tas belanja sendiri. Lalu, bagaimana kalau tas belanjanya tertinggal, atau sudah terlalu penuh dan tidak bisa menampung belanjaan? Solusinya adalah kantong plastik organik.
Berbeda dengan kantong plastik biasa, kantong plastik organik memberikan banyak keuntungan. Pertama, kantong plastik organik lebih cepat terurai. Kedua, kantong plastik organik lebih ramah lingkungan. Dan ketiga, kantong plastik organik praktis digunakan.
Beberapa perusahaan di Indonesia sudah mulai memproduksi dan menjual bebas produk kantong plastik organik. Produk itu bisa ditemukan di website-website perusahaan dan juga lewat e-commerce. Berikut beberapa di antaranya:
Produk kantong plastik organik buatan Avani Eco bermula dari rasa frustasi Kevin Kumala saat melihat banyaknya sampah ketika berselancar dan menyelam di Bali. berinovasi menciptakan plastik yang bisa terurai hanya dalam waktu 180 hari dan bisa berubah menjadi kompos.
Rasa frustasi ini berbuah riset selama tiga tahun penuh. Pemilik nama lengkap Kevin Permana Kumalaputra bersama tim berjumlah delapan orang akhirnya menemukan cara efektif memproduksi kantong plastik organik dan mendirikan startup secara resmi pada 2014 lalu. Fokus Avani Evo adalah kantong plastik yang dapat diurai secara alami, menggunakan bahan-bahan yang dapat diperbarui, dan aman untuk lingkungan. Kantong plastik organik ini butuh waktu 90 hari untuk hancur dan menjadi kompos bagi tanaman.
Dapatkan informasi lebih banyak tentang produk Avani Eco di website berikut: https://www.avanieco.com/
'Telobag' adalah produk utama dari PT Mogallana Plastic. TELOBAG berasal dari kata Telo dan Bag, dimana ‘Telo’ adalah ketela pohon (singkong), merujuk pada bahan baku pembuatan kantong plastik organik yang diproduksi.Singkong dipilih sebagai bahan baku karena mudah ditemui dan murah.
Kantong plastik organik Telobag dimulai dari bahan baku alami, mengedepankan proses produksi yang ramah lingkungan, dapat digunakan lebih dari sekali hingga rusak, dan pada akhir siklusnya akan menyatu kembali dengan tanah dan berfungsi sebagai kompos. Telobag butuh waktu 2 – 6 bulan untuk benar-benar hancur dengan bantuan micro-organisme dan makro-organisme dalam kondisi alami di alam bebas.
Dapatkan informasi lebih banyak tentang produk Telobag di website berikut: http://telobag.com
Tertarik untuk mencoba ketahanan produk kantong plastik organik dari singkong ini? Silakan membeli langsung di websitenya ya.
Yuk mulai sekarang, usahakan bertanggung jawab pada setiap sampah yang kita hasilkan. Kebiasaan baik ini akan memberikan dampak yang besar di kemudian hari.