Di sebuah situs berisi artikel seputar karier, thebalancecareers.com, diungkapkan, rata-rata orang berganti pekerjaan 10 hingga 15 kali selama kariernya, dengan durasi masa bekerja sekitar 5 tahun atau kurang di setiap pekerjaan. Jadi, kita enggak sendirian. Mengubah jenis pekerjaan adalah suatu yang wajar.
Menurut Mike Profita, pakar pengembangan karier terkemuka di Amerika Serikat, setiap orang yang berusaha mengubah bidang pekerjaannya, memiliki berbagai alasan. Seperti, berubahnya career goals seseorang, menemukan minat baru yang bisa menjadi sebuah profesi, ingin menghasilkan lebih banyak uang, atau jam kerja yang lebih fleksibel.
Baca juga: 10 Kantor Ini bikin kita pengin jadi karyawannya sampai pensiun
Tapiii, Mike menyarankan, sebelum kita memutuskan untuk mengubah karier, kita wajib banget meluangkan waktu untuk mengevaluasi situasi kita saat ini. Misalnya, nih, ‘mengulik’ pilihan karier yang kelak ingin dijalani. Tujuannya, untuk memastikan kembali apakah profesi kita saat ini memang perlu diubah, dan tentunya supaya karier kita berikutnya bisa lebih memuaskan buat kita dibanding pekerjaan sebelumnya.
Terus, apa saja yang harus dilakukan supaya kita berhasil mengubah karier kita dan jadi lebih sukses dari sebelumnya? Tenaaang, ambil semangkuk popcorn dan baca terus artikel ini sampai selesai, untuk tahu 4 strateginya.
#1 Sudah Puaskah Dengan Profesi Yang Sekarang?
Poin yang diberikan oleh Mike Profita ini penting untuk dilakukan di awal proses pengubahan profesi. Mike menyarankan, untuk membuat jurnal harian tentang tanggapan kita pada situasi pekerjaan setiap hari dan carilah sesuatu yang berulang.
Dimulai dari mencari tau apa sisi pekerjaan kita saat ini yang disukai dan tak disukai. Apakah kita enggak puas sama profesi kita sekarang karena ada hubungannya sama konten pekerjaan, kultur perusahaan, atau rekan kerja kita? Dengan begini, kita jadi tau plus dan minus dari pekerjaan kita sekarang sehingga enggak ‘terjebak’ pada hal serupa nantinya. Selain itu, juga bisa jadi bahan pertimbangan yang oke sebelum mengambil keputusan.
#2 Cobalah Menilai Minat, Kelebihan, dan Keterampilan Kita
Setelah kita mempelajari plus dan minus dari profesi saat ini, waktunya kita menilai diri sendiri. Mulai dari soal minat kita hingga value dan skill yang kita miliki. Ingat-ingat lagi, deh, apa saja projek, side job, dan pekerjaan ‘sukarela’ yang pernah kita lakukan di masa lalu. Dengan cara ini kita jadi mengetahui dengan detail hal-hal yang kita sukai dan cocok dengan keterampilan serta kelebihan kita. Sehingga, kita bisa memutuskan profesi apa yang tepat buat kita jalani kelak. Jika perlu, coba tanyakan ke rekan kerja, klien, atasan, sahabat, pasangan atau keluarga kita tentang kelebihan dan kekurangan kita selama bekerja. Minta pendapat mereka, apa saja alternatif profesi yang cocok untuk kita.
#3 Cek Pilihan Pekerjaan dan Cari Koneksi
Bisa dimulai dengan menulis beberapa profesi idaman kita, lalu googling, deh, buat cari informasi lebih banyak terkait pekerjaan yang menarik perhatian kita tersebut. Cara ini menurut Mike adalah cara kita mengevaluasi setiap profesi yang kita ingin coba jalani.
Kalau proses evaluasi ini kelar, cari tau sebanyak mungkin soal bidang-bidang tersebut secara personal. Bukan dari googling lagi, tapi mungkin bisa dengan bertanya sama teman yang sudah terlebih dahulu berkarier di bidang tersebut atau senior-senior kita saat di kampus dulu. Pengalaman mereka bisa jadi informasi yang berguna banget buat kita. Pastikan kita fokus bertanya soal pekerjaan mereka, ya. Bukan malah ngajak nonton film atau nge-date. Eaaaa~
#4 Tingkatkan Skill
Selidiki peluang adanya kelas atau kursus yang bisa jadi ‘jembatan’ yang mempermudah kita menuju profesi baru kita nanti. Pertimbangkan mengambil short course atau kursus online untuk meningkatkan keterampilan kita. Bisa juga dengan mengikuti KulWap (kuliah WhatsApp) atau seminar satu hari di akhir pekan.
Baca juga: Dua orang ini memiliki ide cemerlang dan inovatif
Selanjutnya, cari cara untuk mengembangkan keterampilan baru tersebut yang akan membuka jalan bagi perubahan. Misalnya, kalau ingin memulai usaha kuliner, kita bisa coba memberikan test food pada orang-orang di sekitar kita. Mintalah saran dan kritik pada mereka yang mencicipi masakan kita. Lakukan selama beberapa kali sambil terus mengasah dan meningkatkan skill kita.
Percaya, deh, dengan skill yang sudah dikuasai, kita mungkin banget mengubah karier kita jadi lebih baik. Bahkan, enggak menutup kemungkinan passion yang selama ini kita sembunyikan dapat berhasil ‘menghidupi’ kita. Itu pula yang dilakukan Bank DBS untuk mendorong perubahan ke arah lebih baik pada beberapa masalah sosial dan lingkungan, seperti polusi plastik, limbah makanan, dan kesenjangan sosial. Tapi, melalui cara yang unik, yaitu lewat mini seri berjudul Sparks. Kreatif, ya? Bisa ditiru, nih!
Pertengahan Juli 2019 lalu, season kedua Sparks baru saja diluncurkan. Sparks musim pertama sendiri berhasil meraih sejumlah penghargaan pemasaran global. Mulai dari “Gold Award in Digital Marketing” di ajang “Global Efma-Accenture 2017 Distribution & Marketing Innovation Awards” hingga Silver Award pada penghargaan bergengsi “Shorty Awards 2018”. Menariknya lagi, serial bertema everyday heroes for a better world ini diilhami oleh kisah nyata. Kalau penasaran, tonton di sini, deh.