Pernah terpikir hendak membuka bisnis kecil-kecilan dengan memutar gaji yang sudah dikumpulkan menjadi modal usaha? Saat ini, peluang membuka usaha, terutama bagi anak-anak muda, terbuka lebar. Perkembangan teknologi yang pesat dan banyaknya ranah bisnis yang bisa dieksplorasi memberikan para millenials keunggulan bersaing.
Ya, merekalah yang paling cakap dan gesit memanfaatkan tren dan perkembangan media sosial untuk berbisnis! Meskipun demikian, ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan jika kita ingin melebarkan sayap dengan bisnis kecil-kecilan kita: modal. Suntikan modal memang bisa jadi salah satu kunci untuk menjadikan bisnis kita berkembang lebih cepat, dan menghasilkan lebih banyak!
Salah satu cara yang paling banyak digunakan para pengusaha muda dengan bisnis skala kecil hingga sedang, adalah dengan mengajukan Kredit Pinjaman Modal Usaha ke bank. Meminjam modal ke bank memang lebih terpercaya dan terjamin. Semua perjanjian pun tertulis, hitam di atas putih. Pilihan kredit yang ditawarkan juga bervariasi. Kita bisa memilih kredit yang sesuai dengan kemampuan kita dalam mencicil pembayaran, juga sesuai besaran modal yang kita butuhkan untuk memulai atau mengembangkan usaha.
Satu lagi, dengan meminjam modal ke bank, kemungkinan ditipu atau berselisih paham pun lebih kecil dibandingkan ketika meminjam modal perseorangan. Apalagi jika meminjamnya hanya didasari ‘niat baik’ tanpa persyaratan dan ketentuan yang jelas. Siapa yang bisa menjamin jika di kemudian hari kita berselisih paham atau ditipu oleh pemberi modal—meskipun terkadang mereka adalah teman sendiri?
Untuk mengambil hati bank yang menjadi sasaran, hal pertama yang harus diperhatikan adalah kejelasan kita dalam memilih usaha. Pilih usaha yang menjadi keahlian kita, atau yang sedang populer di pasaran. Ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi bank untuk menyetujui pinjaman modal.
Usaha di bidang fashion, kuliner, kerajinan tangan, hingga start-up di bidang ticketing yang sangat ‘anak muda’ (seperti menyediakan tiket online bagi festival musik EDM, misalnya), bisa menjadi pilihan. Nilai plus akan diberikan bank jika kita sudah pernah menggeluti bidang usaha tersebut sebelumnya, atau punya track record kesuksesan usaha yang menjanjikan.
Pilih usaha yang realistis, ya. Dan pastikan usaha ini juga cukup fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Tren gampang berubah. Ini bisa jadi kesempatan sekaligus jebakan bagi anak-anak muda yang memulai usaha berdasarkan tren sesaat. Tak heran, banyak pengusaha musiman yang gugur begitu saja saat tren mulai beralih.
Jadi, pikirkan juga bagaimana usaha kita akan bisa terus berlanjut kalau-kalau dalam 1-2 tahun tren akan berubah. Amati perkembangannya, supaya usaha kita pun bisa disesuaikan dengan pergerakan tren yang ada di pasar.
Setelah memilih dan mengetahui jenis usaha yang akan kita tekuni, mulai buat rincian usaha dan rencana secara mendalam. Mulai dari lokasi usaha, banyaknya sumber daya manusia yang dibutuhkan, pasar yang dituju, juga—tentunya—modal yang dibutuhkan. Hitung dengan detil apa saja yang akan kita butuhkan untuk memulai usaha ini.
Coba tes pasar dengan menjual barang atau jasa kita ke orang-orang terdekat, teman, atau kolega di kantor. Dapatkan umpan balik dari mereka sebelum menjual barang atau jasa kita secara luas, sehingga kita bisa mendapatkan masukan untuk menyempurnakan rencana bisnis kita. Untuk pendanaan, buat hitungannya serinci mungkin. Pastikan potensi keuntungan atau omset juga bisa terlihat jelas.
Jika usaha yang diajukan sudah cukup jelas dan terlihat punya potensi bagus untuk berkembang, kita mesti menyiapkan Proposal Pengajuan Modal Usaha yang menarik. Ada banyak, kok, contoh proposal semacam ini yang bisa diunduh dari Internet sebagai referensi. Usahakan jangan menjiplak satu sumber saja, ya. Lihat beberapa contoh yang baik, lalu gabungkan elemen-elemen yang kita anggap cocok untuk proposal usaha kita sendiri.
Pada dasarnya, proposal ini berisi semacam ‘studi kelayakan usaha’ yang akan kita perlihatkan ke bank. Isinya tak jauh beda dengan studi yang semestinya sudah kita lakukan sebelum mulai membuat usaha: jenis usaha dan keunggulannya, ruang usaha dan tata-letak, bagan arus proses produksi, mesin dan peralatan, distribusi dan pemasaran, struktur organisasi, jadwal kegiatan, dan semacamnya.
Meski bisa jadi setiap bank punya persyaratan khusus yang berbeda-beda, tapi pada dasarnya, inilah persyaratan yang akan diminta oleh setiap bank ketika kita mengajukan Kredit Pinjaman Modal Usaha:
Pastikan semua syarat yang diminta terpenuhi, agar kredit tidak ada halangan saat diverifikasi pihak bank. Ada baiknya, kita terlebih dahulu mengajukan kredit ke bank di mana kita menjadi nasabahnya. Kalau kita sudah memiliki rekening usaha di bank tersebut, ini bisa jadi ‘bukti’ tambahan bagi bank untuk melihat potensi perkembangan usaha kita.
Rekam jejak kredit yang baik juga diperlukan supaya kita bisa mengajukan pinjaman modal. Bank mempunyai data dan laporan kredit kita—baik dari bank tersebut, maupun dari bank lainnya. Lewat data ini, bank bisa melihat apakah kita pernah terlibat hutang, atau punya tagihan kartu kredit yang tidak terselesaikan. Jika ada, tentunya hal ini akan memengaruhi kepercayaan bank terhadap kemampuan kita mengelola uang.
Ketika satu bank saja sudah memasukkan nama kita ke daftar catatan nasabah dengan rekam jejak kredit yang buruk, maka perjalanan pengajuan kredit kita—kredit apapun, tak akan mulus. Jadi, dari sekarang, pastikan sejarah kredit kita baik dan bersih—apalagi jika ke depannya kita punya impian membuka usaha. Sayang, kan, kalau karena catatan kredit yang buruk kita jadi tak bisa mengembangkan usaha?
Setelah melalui tahap administrasi dan pengecekan data, kita akan menghadapi tahap wawancara. Tahapan ini penting dan membutuhkan kepercayaan diri dan mental yang kuat. Lewat wawancara ini, bank harus diyakinkan bahwa kita--sebagai peminjam modal--memiliki usaha yang menjanjikan dan bisa mengelola modal yang dipinjam dengan baik.
Di tahap inilah biasanya banyak pengusaha muda gugur. Biasanya, karena kurang percaya diri dan gugup, sehingga terkesan kurang meyakinkan saat bercerita soal bisnisnya.
Kalau kita merasa termasuk orang-orang yang mudah gugup dan kurang percaya diri, coba berlatih tanya-jawab dengan kawan atau keluarga. Berlatihlah sampai kita yakin dengan apa yang hendak kita presentasikan di luar kepala, dan bisa menjawab pertanyaan tanpa ragu-ragu atau gugup. Karena, kalau kita sendiri terlihat tidak yakin dengan usaha kita, bagaimana kita bisa meyakinkan bank untuk meminjamkan modal?
Selanjutnya, kita hanya perlu berdoa sambil menunggu kabar baik dari bank.
Sambil menunggu, cek lagi kredibilitas kita dalam pengajuan kredit. Karena biasanya, pada tahap ini, bank akan meminta portfolio keuangan kita. Ini akan memperlihatkan besarnya pendapatan dan pengeluaran pada usaha kita saat ini. Hal ini diperlukan bank untuk menilai pola konsumsi kita: apakah kita termasuk debitur yang konsumtif dalam menghabiskan uang, atau tidak.
Bukan hanya kredibilitas usaha dan debitur yang menjadi bahan pertimbangan, lho. Untuk pinjaman modal yang lebih serius dan berjumlah besar, bank akan meminta agunan atau jaminan. Ketika ini terjadi, pastikan agunan yang kita ajukan memenuhi syarat pengajuan kredit. Soalnya, tidak sembarang agunan bisa lolos. Ada banyak kriteria untuk mengajukan kredit dengan agunan. Baiknya, siapkan agunan yang nilainya kurang-lebih sama dengan kredit modal usaha yang kita butuhkan.
Lalu apa gunanya agunan?
Agunan berfungsi sebagai jaminan bagi bank atau pelindung bank dari risiko kredit macet di kemudian hari—jika karena satu dan lain hal kita tidak bisa mengembalikan modal yang sudah dipinjam.
Bagaimana jika kita tak punya agunan? Jangan khawatir.
Banyak kredit tanpa agunan yang ditawarkan beberapa bank, kok. Jadi, jangan menyerah!
Jangan putus asa. Walau salah satu bank menolak pengajuan kredit kita, masih banyak bank lain yang bisa jadi pilihan. Jadikan penolakan dari suatu bank sebagai pelajaran untuk mengajukan permohonan kredit yang lebih baik lagi ke bank lain.
Anggaplah kegagalan ini justru akan meningkatkan kesuksesan kita ketika lain kali mengajukan kredit lagi. Jadi, coba telusuri alasan mengapa permohonan kredit kita ditolak.
Bisa jadi, saat verifikasi, kita memberikan nomor telepon referensi yang tidak aktif. Jika ini yang terjadi, lain kali, kabari orang yang kita jadikan sebagai referensi agar siap-sedia ditelepon pihak bank setiap saat. Bahkan kesalahan atau ketidakcocokan data saja bisa menyebabkan permohonan kredit kita tidak lolos. Jadi, teliti satu-satu data yang kita berikan. Pastikan semuanya benar dan tak ada yang salah!
Tapi, penyebab terbesar kegagalan pengajuan kredit modal usaha biasanya adalah karena satu hal ini: pengajuan kredit kita terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan kita membayarnya.
Pikirkan baik-baik, berapa besar penghasilan kita, ditambah omset usaha, beserta faktor lainnya seperti perkembagan ekonomi saat ini. Apakah nantinya kita mampu mengembalikan kredit tersebut? Inilah biasanya yang jadi pertimbangan terbesar bank dalam meminjamkan modal usaha. Jika cicilan kredit modal usaha yang kita ajukan terlalu besar untuk ditanggung, maka bank akan menolak pengajuan kredit kita seketika.
Memang, proses pengajuan kredit modal usaha yang harus kita lalui cukup panjang. Namun, ingat juga. Dengan suntikan modal, kita bisa mengembangkan usaha secara signifikan. Bukan hanya kita akan menikmati hasilnya, senang juga, kan, kalau kita bisa membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang?