Indonesia: Pertumbuhan Domestik Lebih Berpengaruh daripada Kinerja Perdagangan di Kuartal Ketiga | English
Indonesia.14 Nov 2023.3 min read
Indonesia, 14 Nov 2023 -
Ringkasan rilis PDB
Indonesia tumbuh 4,94% secara tahunan pada triwulan ketiga 2023, sedikit melesat dari ekspektasi, yang sebesar 5%, dan turun dibandingkan dengan triwulan kedua yang tercatat sebesar 5,2% secara tahunan. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, produksi tumbuh lebih lambat yakni sebesar 1,6%, dari 3,9% pada triwulan kedua, lebih lambat dari tingkat pertumbuhan triwulanan secara historis. Berdasarkan atas penyesuaian musiman, tingkat pertumbuhan secara triwulanan melambat menjadi 0,8%, hampir separuh dari tingkat pertumbuhan pada triwulan kedua.
Berikut rinciannya:
Meskipun laju kenaikan PDB nominal melambat, mesin pertumbuhan domestik terus mengimbangi kelemahan kinerja ekspor. Meskipun demikian, tidak semua mesin pertumbuhan melaju dengan kecepatan sama. Total konsumsi turun menjadi 4% secara tahunan dari 5,9% pada triwulan kedua akibat sedikit penurunan pada belanja rumah tangga (5,1% vs 5,2% pada triwulan kedua). Namun, penurunan lebih mencolok terjadi pada belanja pemerintah, sebesar -3,7% secara tahunan vs 10,6% pada triwulan kedua. Meskipun tingkat inflasi triwulan ketiga menurun, laju inflasi kumulatif sejak 2022 masih tetap tinggi. Pertumbuhan investasi muncul sebagai kontributor penting bagi pertumbuhan, karena segmen ini tumbuh 5,8% secara tahunan vs 4,6% pada triwulan sebelumnya. Mencerminkan optimisme ini, investasi domestik dan asing meningkat pada triwulan ketiga di sektor pertambangan, pengolahan berbasis logam, kegiatan hilir, kimia, farmasi, dan sektor utilitas.
Ekspor melambat secara tahunan sebesar -4,3% vs 3% pada triwulan kedua, disertai dengan kontraksi impor lebih tajam sebesar -6,2% secara tahunan (vs triwulan kedua 3,1% secara tahunan). Koreksi tajam pada harga komoditas menekan kinerja barang dagangan, dengan minyak kelapa sawit (-27% secara tahunan pada triwulan ketiga), batu bara (-44% secara tahunan) dan nikel (-1% secara tahunan), sesuatu yang tak terhindarkan akibat unsur basis. Pada saat sama, permintaan dari pasar-pasar utama juga melambat, karena pengiriman ke Jepang, Tiongkok, AS, Singapura, dan Malaysia menurun pada periode tersebut. Dari sisi impor, pembelian bahan baku penting merosot 13% secara tahunan sepanjang tiga triwulan pertama tahun ini, sementara barang konsumsi dan barang modal masing-masing naik 7% dan 9%, membantu menjaga surplus perdagangan kumulatif dalam kondisi lebih baik dari yang diantisipasi. Secara keseluruhan, perlambatan impor yang terjadi secara bersamaan membuat ekspor neto kembali negatif, memberikan kontribusi 0,2poin persentase terhadap pertumbuhan PDB secara keseluruhan, membaik dari -0,1% pada triwulan kedua namun jauh lebih rendah dari 2,0pp pada triwulan pertama 2023.
Prospek
Pertumbuhan PDB rata-rata pada triwulan pertama hingga triwulan ketiga 2023 mencapai 5,1% secara tahunan, tidak jauh dari perkiraan DBS Group Research untuk setahun penuh, yang sebesar 5% secara tahunan. Pada triwulan terakhir tahun ini, di luar unsur dasar, DBS Group Research memperkirakan dimulainya periode kampanye pra-pemilu akan memberikan dorongan pada konsumsi, bahkan saat investasi baru tergelincir ke mode wait and see. Permintaan menghadapi beberapa tantangan berupa kenaikan harga pangan (beras, gula, dll.) yang telah mengundang langkah-langkah administratif untuk membatasi dampak pada daya beli rumah tangga. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan potensi kekeringan akibat fenomena El Nino, yang mungkin akan berlanjut pada tingkat moderat hingga triwulan pertama 2024.
Dalam komentar-komentar yang dikutip oleh media. Sebagian besar wilayah dilaporkan mengalami curah hujan rendah pada Juli-Oktober 2023, termasuk antara lain Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, yang penting secara ekonomi. Jika produksi terdampak, hal ini kemungkinan besar akan mendorong permintaan untuk impor makanan untuk menjaga harga-harga domestik.
Secara khusus, pernyataan-pernyataan semua calon presiden mendukung pertumbuhan, dengan fokus pada investasi, pengentasan kemiskinan, pengendalian inflasi, peningkatan kegiatan provinsi, dan lain-lain, yang menunjukkan bahwa transisi politik yang akan datang tidak akan membahayakan momentum ekonomi (ekonomi dan pasar Indonesia di seputar pemilihan umum). Oleh karena itu, investasi kemungkinan akan tetap menjadi penyeimbang utama untuk pertumbuhan, bahkan saat sektor-sektor yang berorientasi ekspor (terutama komoditas) menghadapi prospek lebih suram. Secara keseluruhan, DBS Group Research merasa yakin dengan perkiraan pertumbuhan 5% untuk tahun ini dan 2023.
Arah kebijakan
Bank Indonesia secara tak terduga menaikkan suku bunga acuan pada Oktober, dengan pandangan positif terhadap pertumbuhan yang memberikan ruang untuk sikap hawkish. Keputusan Bank Sentral AS untuk menunda kenaikan suku bunga dan koreksi dolar AS telah membantu menstabilkan rupiah dalam beberapa musim terakhir. Ke depan, DBS Group Research mempertahankan ekspektasi untuk kenaikan terakhir dari siklus ini pada triwulan ini. Menjelang tinjauan kebijakan pada bulan November, bank sentral kemungkinan akan mempertimbangkan momentum pertumbuhan yang terus berkembang, arah mata uang, strategi harga dari pergerakan suku bunga FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal), dan arus portofolio tambahan. Untuk itu, keberhasilan SVBI sekuritas valas berdenominasi dollar AS yang baru saja diluncurkan dalam menarik aliran dana baru akan sangat diperhatikan. Risiko utama dari ekspektasi kami akan kenaikan suku bunga acuan adalah koreksi tajam dolar AS (penguatan rupiah) dan penurunan suku bunga AS lebih dalam, yang akan membantu meringankan tekanan pada surat-surat berharga Indonesia untuk mempertahankan selisih suku bunga yang lebih lebar.
Tentang DBS
DBS adalah grup jasa keuangan terkemuka di Asia, dengan kehadiran di 19 negara. Berkantor pusat dan terdaftar di Singapura. DBS berada dalam tiga sumbu pertumbuhan utama Asia: Tiongkok, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Peringkat kredit "AA-" dan "Aa1" DBS termasuk yang tertinggi di dunia.
Dikenal dengan kepemimpinan globalnya, DBS dinobatkan sebagai “World’s Best Bank” oleh Global Finance, “World’s Best Bank” oleh Euromoney dan “Global Bank of the Year” oleh The Banker. DBS berada di garis terdepan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk membentuk masa depan perbankan, yang terpilih sebagai “World’s Best Digital Bank” oleh Euromoney dan “Most Innovative in Digital Banking” di dunia oleh The Banker. Selain itu, DBS mendapatkan penghargaan “Safest Bank in Asia“ dari Global Finance selama 15 tahun berturut-turut sejak 2009 hingga 2023.
DBS menyediakan berbagai layanan lengkap untuk nasabah, UKM, dan juga perbankan korporasi. Sebagai bank yang lahir dan dibesarkan di Asia, DBS memahami seluk-beluk berbisnis di pasar paling dinamis di kawasan itu.
DBS bertekad membangun hubungan langgeng dengan nasabah serta menjadi bank dengan cara bank Asia. Melalui DBS Foundation, bank menciptakan dampak positif yang lebih dari sekadar perbankan melalui dukungan kepada wirausaha sosial: bisnis yang berfokus menyeimbangkan profit serta dampak sosial dan/atau lingkungan. DBS Foundation juga berkontribusi kepada masyarakat dalam berbagai hal, termasuk mempersiapkan masyarakat dengan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan dan membangun ketahanan pangan.
Dengan jaringan operasional ekstensif di Asia dan menitikberatkan pada keterlibatan dan pemberdayaan stafnya, DBS menyajikan peluang karir menarik. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.dbs.com.
- Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan ketiga 2023 sedikit melambat menjadi 4,9% secara tahunan, juga menurun dari kuartal sebelumnya
- Pendorong domestik mengimbangi kinerja ekspor yang melemah
- Belanja terkait pemilu akan segera terjadi
- DBS Group Research tetap yakin dengan perkiraan pertumbuhan 5% untuk tahun ini dan tahun depan
- Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan mempertimbangkan penurunan pertumbuhan ini dengan intervensi rupiah menjelang pertemuan kebijakan pada November
Ringkasan rilis PDB
Indonesia tumbuh 4,94% secara tahunan pada triwulan ketiga 2023, sedikit melesat dari ekspektasi, yang sebesar 5%, dan turun dibandingkan dengan triwulan kedua yang tercatat sebesar 5,2% secara tahunan. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, produksi tumbuh lebih lambat yakni sebesar 1,6%, dari 3,9% pada triwulan kedua, lebih lambat dari tingkat pertumbuhan triwulanan secara historis. Berdasarkan atas penyesuaian musiman, tingkat pertumbuhan secara triwulanan melambat menjadi 0,8%, hampir separuh dari tingkat pertumbuhan pada triwulan kedua.
Berikut rinciannya:
Meskipun laju kenaikan PDB nominal melambat, mesin pertumbuhan domestik terus mengimbangi kelemahan kinerja ekspor. Meskipun demikian, tidak semua mesin pertumbuhan melaju dengan kecepatan sama. Total konsumsi turun menjadi 4% secara tahunan dari 5,9% pada triwulan kedua akibat sedikit penurunan pada belanja rumah tangga (5,1% vs 5,2% pada triwulan kedua). Namun, penurunan lebih mencolok terjadi pada belanja pemerintah, sebesar -3,7% secara tahunan vs 10,6% pada triwulan kedua. Meskipun tingkat inflasi triwulan ketiga menurun, laju inflasi kumulatif sejak 2022 masih tetap tinggi. Pertumbuhan investasi muncul sebagai kontributor penting bagi pertumbuhan, karena segmen ini tumbuh 5,8% secara tahunan vs 4,6% pada triwulan sebelumnya. Mencerminkan optimisme ini, investasi domestik dan asing meningkat pada triwulan ketiga di sektor pertambangan, pengolahan berbasis logam, kegiatan hilir, kimia, farmasi, dan sektor utilitas.
Ekspor melambat secara tahunan sebesar -4,3% vs 3% pada triwulan kedua, disertai dengan kontraksi impor lebih tajam sebesar -6,2% secara tahunan (vs triwulan kedua 3,1% secara tahunan). Koreksi tajam pada harga komoditas menekan kinerja barang dagangan, dengan minyak kelapa sawit (-27% secara tahunan pada triwulan ketiga), batu bara (-44% secara tahunan) dan nikel (-1% secara tahunan), sesuatu yang tak terhindarkan akibat unsur basis. Pada saat sama, permintaan dari pasar-pasar utama juga melambat, karena pengiriman ke Jepang, Tiongkok, AS, Singapura, dan Malaysia menurun pada periode tersebut. Dari sisi impor, pembelian bahan baku penting merosot 13% secara tahunan sepanjang tiga triwulan pertama tahun ini, sementara barang konsumsi dan barang modal masing-masing naik 7% dan 9%, membantu menjaga surplus perdagangan kumulatif dalam kondisi lebih baik dari yang diantisipasi. Secara keseluruhan, perlambatan impor yang terjadi secara bersamaan membuat ekspor neto kembali negatif, memberikan kontribusi 0,2poin persentase terhadap pertumbuhan PDB secara keseluruhan, membaik dari -0,1% pada triwulan kedua namun jauh lebih rendah dari 2,0pp pada triwulan pertama 2023.
Prospek
Pertumbuhan PDB rata-rata pada triwulan pertama hingga triwulan ketiga 2023 mencapai 5,1% secara tahunan, tidak jauh dari perkiraan DBS Group Research untuk setahun penuh, yang sebesar 5% secara tahunan. Pada triwulan terakhir tahun ini, di luar unsur dasar, DBS Group Research memperkirakan dimulainya periode kampanye pra-pemilu akan memberikan dorongan pada konsumsi, bahkan saat investasi baru tergelincir ke mode wait and see. Permintaan menghadapi beberapa tantangan berupa kenaikan harga pangan (beras, gula, dll.) yang telah mengundang langkah-langkah administratif untuk membatasi dampak pada daya beli rumah tangga. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan potensi kekeringan akibat fenomena El Nino, yang mungkin akan berlanjut pada tingkat moderat hingga triwulan pertama 2024.
Dalam komentar-komentar yang dikutip oleh media. Sebagian besar wilayah dilaporkan mengalami curah hujan rendah pada Juli-Oktober 2023, termasuk antara lain Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, yang penting secara ekonomi. Jika produksi terdampak, hal ini kemungkinan besar akan mendorong permintaan untuk impor makanan untuk menjaga harga-harga domestik.
Secara khusus, pernyataan-pernyataan semua calon presiden mendukung pertumbuhan, dengan fokus pada investasi, pengentasan kemiskinan, pengendalian inflasi, peningkatan kegiatan provinsi, dan lain-lain, yang menunjukkan bahwa transisi politik yang akan datang tidak akan membahayakan momentum ekonomi (ekonomi dan pasar Indonesia di seputar pemilihan umum). Oleh karena itu, investasi kemungkinan akan tetap menjadi penyeimbang utama untuk pertumbuhan, bahkan saat sektor-sektor yang berorientasi ekspor (terutama komoditas) menghadapi prospek lebih suram. Secara keseluruhan, DBS Group Research merasa yakin dengan perkiraan pertumbuhan 5% untuk tahun ini dan 2023.
Arah kebijakan
Bank Indonesia secara tak terduga menaikkan suku bunga acuan pada Oktober, dengan pandangan positif terhadap pertumbuhan yang memberikan ruang untuk sikap hawkish. Keputusan Bank Sentral AS untuk menunda kenaikan suku bunga dan koreksi dolar AS telah membantu menstabilkan rupiah dalam beberapa musim terakhir. Ke depan, DBS Group Research mempertahankan ekspektasi untuk kenaikan terakhir dari siklus ini pada triwulan ini. Menjelang tinjauan kebijakan pada bulan November, bank sentral kemungkinan akan mempertimbangkan momentum pertumbuhan yang terus berkembang, arah mata uang, strategi harga dari pergerakan suku bunga FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal), dan arus portofolio tambahan. Untuk itu, keberhasilan SVBI sekuritas valas berdenominasi dollar AS yang baru saja diluncurkan dalam menarik aliran dana baru akan sangat diperhatikan. Risiko utama dari ekspektasi kami akan kenaikan suku bunga acuan adalah koreksi tajam dolar AS (penguatan rupiah) dan penurunan suku bunga AS lebih dalam, yang akan membantu meringankan tekanan pada surat-surat berharga Indonesia untuk mempertahankan selisih suku bunga yang lebih lebar.
Tentang DBS
DBS adalah grup jasa keuangan terkemuka di Asia, dengan kehadiran di 19 negara. Berkantor pusat dan terdaftar di Singapura. DBS berada dalam tiga sumbu pertumbuhan utama Asia: Tiongkok, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Peringkat kredit "AA-" dan "Aa1" DBS termasuk yang tertinggi di dunia.
Dikenal dengan kepemimpinan globalnya, DBS dinobatkan sebagai “World’s Best Bank” oleh Global Finance, “World’s Best Bank” oleh Euromoney dan “Global Bank of the Year” oleh The Banker. DBS berada di garis terdepan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk membentuk masa depan perbankan, yang terpilih sebagai “World’s Best Digital Bank” oleh Euromoney dan “Most Innovative in Digital Banking” di dunia oleh The Banker. Selain itu, DBS mendapatkan penghargaan “Safest Bank in Asia“ dari Global Finance selama 15 tahun berturut-turut sejak 2009 hingga 2023.
DBS menyediakan berbagai layanan lengkap untuk nasabah, UKM, dan juga perbankan korporasi. Sebagai bank yang lahir dan dibesarkan di Asia, DBS memahami seluk-beluk berbisnis di pasar paling dinamis di kawasan itu.
DBS bertekad membangun hubungan langgeng dengan nasabah serta menjadi bank dengan cara bank Asia. Melalui DBS Foundation, bank menciptakan dampak positif yang lebih dari sekadar perbankan melalui dukungan kepada wirausaha sosial: bisnis yang berfokus menyeimbangkan profit serta dampak sosial dan/atau lingkungan. DBS Foundation juga berkontribusi kepada masyarakat dalam berbagai hal, termasuk mempersiapkan masyarakat dengan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan dan membangun ketahanan pangan.
Dengan jaringan operasional ekstensif di Asia dan menitikberatkan pada keterlibatan dan pemberdayaan stafnya, DBS menyajikan peluang karir menarik. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.dbs.com.