Bank DBS Indonesia: PDB tumbuh stabil di awal 2023 | English
- Perekonomian Indonesia tumbuh 5% secara tahunan pada triwulan pertama 2023, sesuai perkiraan DBS Group Research, namun lebih rendah dari angka rata-rata tahun lalu, yang sebesar 5,3%. Dilihat secara berurutan, pertumbuhan mengalami kontraksi -0,9% vs 0,4% pada triwulan keempat 2022
- Produk Domestik Bruto (PDB) riil naik 8% dari angka pada akhir 2019 (berbasis indeks)
- Pulau Jawa terus mendominasi dengan kontribusi mencapai 57,2% dari keseluruhan PDB, walau pertumbuhannya turun menjadi 4,96% secara tahunan. Sumatera (21,8%), penyumbang terbesar kedua, tumbuh 4,8%, diikuti oleh Kalimantan (pangsa 9%), naik 5,8%. Provinsi yang mengeksploitasi sumber daya alam secara intensif diuntungkan oleh aktivitas terkait komoditas lebih tinggi serta pelonggaran pembatasan pada Desember 2022
Sisi pengeluaran
- Konsumsi secara keseluruhan naik 4,5% secara tahunan pada triwulan pertama 2023 vs 3% pada triwulan sebelumnya, sementara pertumbuhan investasi melambat menjadi 2,1% vs 3,3% pada triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekspor melambat menjadi 11,7%, terlemah sejak Maret 2021, namun ekspor bersih berkontribusi terhadap PDB riil karena impor tumbuh paling lambat sejak akhir 2020. Di antara berbagai sub-komponen, konsumsi menyumbang 2,7ppt dan ekspor bersih 2,1ppt–menyumbang sebagian besar kenaikan. Konsumsi rumah tangga meningkat karena dampak dari inflasi di atas target kemungkinan besar diimbangi oleh penyesuaian upah yang akan datang, pelonggaran pembatasan pergerakan, dan perayaan yang akan datang.
Sisi industri
- Komponen berkinerja baik termasuk Transportasi dan Pergudangan, yang tumbuh 15,9%, diikuti oleh Akomodasi dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, sebesar 11,6% secara tahunan, dan Aktivitas Jasa Lain sebesar 8,9%. Manufaktur, dengan kontribusi dominan, tumbuh 4,4%.
Laporan DBS: Kebijakan suku bunga Indonesia akan berubah drastis, awal baik untuk fiskal
Data pertumbuhan yang mendukung memberikan keyakinan pada bank sentral. Namun, pelunakan inflasi dan penguatan rupiah akan menjadi pendorong lebih besar untuk kebijakan bank sentral.
Dengan harga energi yang turun dari tahun lalu, rendahnya risiko melonjaknya subsidi bahan bakar, dan kebijakan untuk menjaga harga pangan, ekspektasi inflasi secara umum masih terjaga. Tren yang berkembang menunjukkan kemungkinan pergeseran dalam kebijakan moneter BI dalam beberapa bulan mendatang, dengan kebijakan mengarah pada penurunan suku bunga pada tahun ini.
DBS Group Research memajukan ekspektasi penurunan suku bunga ke Agustus 2023 vs awal 2024, dengan risiko suku bunga diturunkan lebih awal. Suku bunga kebijakan diperkirakan berada di level 4,75% pada triwulan pertama 2024.
Hal itu akan membuat BI menjadi bank sentral yang paling akhir memulai kenaikan suku bunga di kawasan ini, dan menjadi bank sentral yang paling awal kembali ke siklus pelonggaran.
Radhika Rao, Senior Economist, DBS Group Research
Tentang DBS
DBS adalah grup jasa keuangan terkemuka di Asia, dengan kehadiran di 19 negara. DBS berkantor pusat dan terdaftar di Singapura, berada dalam tiga sumbu pertumbuhan utama Asia: Tiongkok, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Peringkat kredit "AA-" dan "Aa1" DBS termasuk yang tertinggi di dunia.
DBS dikenal dengan kepemimpinan globalnya, dinobatkan sebagai “World’s Best Bank” oleh Global Finance, “World’s Best Bank” oleh Euromoney dan “Global Bank of the Year” by The Banker. DBS berada di garis terdepan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk membentuk masa depan perbankan, yang terpilih sebagai “World’s Best Digital Bank” oleh Euromoney dan “Most Innovative in Digital Banking” di dunia oleh The Banker. Selain itu, DBS mendapatkan penghargaan “Safest Bank in Asia“ dari Global Finance selama 14 tahun berturut-turut sejak 2009 hingga 2022.
DBS menyediakan berbagai layanan lengkap untuk nasabah, UKM, dan juga perbankan korporasi. Sebagai bank yang lahir dan dibesarkan di Asia, DBS memahami seluk-beluk berbisnis di pasar paling dinamis di kawasan itu. DBS bertekad membangun hubungan langgeng dengan nasabah serta menjadi bank dengan cara bank Asia. Melalui DBS Foundation, bank itu menciptakan dampak positif lebih dari sekadar perbankan melalui dukungan kepada wirausaha sosial: bisnis yang berfokus menyeimbangkan profit serta dampak sosial dan/atau lingkungan. DBS Foundation juga berkontribusi kepada masyarakat dalam berbagai hal, termasuk menyiapkan masyarakat dengan keterampilan masa depan dan membangun ketahanan pangan.
Dengan jaringan operasional ekstensif di Asia dan menitikberatkan pada keterlibatan dan pemberdayaan stafnya, DBS menyajikan peluang karir menarik. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.dbs.com